01 | Bekal Aesthetic

30 7 42
                                    

5 tahun kemudian...

Akira kebut-kebutan membawa motor––membuat Ayana yang ada dibelakangnya merengek-rengek ingin turun karena takut. Namun Akira sendiri justru menghiraukan rengekan adik-nya dan terus melaju dengan kencang.

"Kakak turunkan aku!" pekik Ayana merengek-rengek juga.

"Diam! Kakak sedang balapan dengan pecundang itu!" balas Akira tak mau diganggu gugat.

Ayana malah berteriak tepat ditelinga sang kakak. "AKU AKAN MENGADU KEPADA PAPA JIKA KAKAK BALAPAN DI JALAN LIAR! BAHAYA KAK! BAGAIMANA JIKA KAKAK MENABRAK ORANG!"

"BERISIK KAU INI!" ketus Akira yang tetap mengejar ketinggalannya.

"TAPI KAKAK! BAHAYA!" Ayana terus berteriak di-depan telinga kakak perempuannya membuat Akira menoleh ke belakang sebentar karena telinganya sedikit perih walaupun pakai helm.

"DI--"

"AWAS DI DEPAN KAKAK!"

Akira langsung menoleh ke depan--rupanya disana ada motor lagi yang sedang parkir di tengah jalan dan ada seorang pria yang sedang terduduk disana.

"AAAAA!!!"

Bruk!

Akira dan Ayana terjatuh dari motor--begitupun dengan pria yang sedang parkir itu. Mereka semuanya berbaring di aspal dengan motor yang menimpa mereka.

Lengan Akira patah akibat benturan yang hebat itu. Namun ia tetap memilih bangun walaupun sakit, untuk sekedar memastikan jika adik-nya tidak kenapa-kenapa.

"Ayana kau tak kenapa-kenapa?" tanya Akira dengan suara yang bergetar khawatir--ia mengecek seluruh tubuh Ayana. Adiknya mendapatkan luka di kening dan kakinya. Sedangkan Akira sendiri? Gadis itu lengannya sudah patah, ditambah pundaknya terluka serta kakinya.

"Kakak tapi orang itu?" Ayana bergetar melihat orang yang Akira tabrak. Pria itu terbaring tak sadarkan diri dengan kepalanya yang mengeluarkan darah.

Akira menutup mulutnya tak percaya. "Bagaimana ini?"

"Bawa ke rumah sakit," titah Ayana.

Akira mengernyit dahinya kala melihat wajah pria itu lebih jelas. "Sepertinya kakak mengenalnya... DIA? DIA?!" perempuan itu terkaget-kaget setelah mengetahui korbannya.

"Dia siapa kakak? Kakak kenal?"

"Dia teman sekolah kakak dulu," gumam Akira tak percaya.

"Siapa?"

"Arthur... Anak manja kesayangan ibunya itu," tambah Akira masih tak menduga jika suatu hari nanti dirinya akan bertemu Arthur lagi dalam keadaan seperti ini.

"Aku akan menghubungi papa!" Akira segera mengambil ponselnya dan menghubunginya karena inilah satu-satunya cara agar dirinya aman dari masalah ini.

"Papa..." rengek Akira.

"Kenapa sayang?"

"Aku kecelakaan bersama Ayana..."

"APA? Dimana?"

"Di jalan tulip, dan aku menabrak seseorang. Lalu dia tak sadarkan diri. Bagaimana ini pah?"

"Papah akan kesana sekarang!"

Tut.
.
.
.
.
.

Akira dan Ayana membawa Arthur ke rumah sakit menggunakan taksi dan membiarkan motor mereka disimpan ditempat kejadian.

Ayana sendiri sudah diperiksa, begitu pula dengan Akira. Mereka berdua sedang menunggu Arthur yang masih diperiksa oleh Dokter.

"Dimana Arthur anak saya?" tanya Bella yang baru saja datang dengan wajah cemasnya.

My Sweet Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang