Matahari hampir berada diatas kepala, badan mungil Chaeyoung sudah menyeret tas Tzuyu yang memiliki ukuran tiga perempat dari tubuhnya.
"Mau pulang aja?"
Tzuyu mengangguk pelan "udah pamit sama Sana?" Tanya Nenek.
Tzuyu meneguk ludahnya susah payah lalu menggeleng.
"Kunaon?"
"Tzuyu... Gak tau..."
"Yakin mau pulang?"
Jeongyeon menatapnya dari samping merasakan keraguan Tzuyu "Tzu?"
Tzuyu menggeleng menjauhkan keraguan dari fikirannya "Tzuyu mau pulang aja Nek."
"Nanti dimarahin sama Papih kamu."
"Udah biasa kok."
Tzuyu melangkah duluan ke depan pintu meninggalkan Chaeyoung yang dibantu Dahyun membawakan tas miliknya.
"Seenggaknya pamitan sama Sana. Kalian deket masa kamu pulang dia gak tau? Kalo dia ke rumah terus kamu gaada?"
Tzuyu melihat ke rumah sebelah, pintu yang tertutup itu perlahan terbuka memperlihatkan Santi yang sedang menyapu.
"Ti? Santi!"
"Kah? Ema?"
"Sana kamana?"
"Aya di bumi."
"Iyeuh... Incu bade mulih."
"Eleuh, kela kedap neng. Neng!" Santi bergegas menuju kedalam rumah memanggil putrinya.
Tzuyu menunduk menatap sepatunya, pasti Sana begitu kecewa karena dia yang tiba-tiba akan pergi begini.
"Tzuyu?"
Tzuyu mendongkak, Sana menatapnya penuh tanya, pandangannya beralih pada tas besar yang Chaeyoung bawa. Tzuyu benar-benar akan pergi?
"Kamu mau kemana?"
"Pulang Kak."
"Tiba-tiba banget?"
"Padahal dari pagi kita ketemu dan kamu gak bilang apa-apa ke aku.""Ya emangnya harus bilang apa?"
Sana mengerutkan keningnya "aku fikir kita deket Tzu?"
Tzuyu tak lagi membalas, mengalihkan pandangannya kemanapun dia bisa asal tidak membalas tatapan Sana. "Kalau aku tau kamu mau pulang hari ini mungkin aku bisa kasih kamu sesuatu dulu."
"Gak perlu. Kayaknya aku ketinggalan Bus." Tzuyu berbalik pada Neneknya dan berpamitan.
Sana masih menatap Tzuyu lekat, Tzuyu menghela nafasnya. Menutup mata lalu membukanya tepat dihadapan Sana. "Aku pulang ya Kak."
"Jangan nyariin."
Akhirnya Sana melepaskan pandangannya "nanti siapa yang nemenin aku makan baso aci Tzu?"
Tzuyu tersenyum tipis "ajak Chan."
"Kamu kesini lagi kan nanti?"
Tzuyu mengedikkan bahunya "kalo aku jadi anak baik kayaknya enggak."
Sana mengangguk faham "tetap nakal ya Tzu."
"Tzu, kita telat." Ucap Jeongyeon.
"Yaudah ya Kak, sampai sini dulu."
Sana mengangguk dan memberikan lambaian terakhir sebelum punggung mereka menghilang termakan jarak.
Sana menunduk, merasakan sunyi yang menemaninya sebelum Tzuyu datang. "Ngke ge balik deui geura delekeun weh." Celetukan Nenek terdengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
EFEMERAL
FanfictionDipaksa lepas dengan kehidupan liar ibu kota serta diasingkan ke pedesaan dengan orang asing pula. Semuanya terasa berat apalagi ditambah bertemu dengan perempuan aneh yang setiap ucapannya mempu menghipnotis nya tanpa perantara. Semua tentangnya m...