Sinar matahari masuk tanpa permisi kedalam jendela kamar yang tengah Tzuyu tiduri, gadis itu mengerjap beberapa kali lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, sayangnya itu tak lama berlangsung karena ia merasa kepanasan.
Dengan dongkol dia mendelik tak suka pada jendela yang entah sejak kapan mulai terbuka "siapa yang bukain jendela!?"
"Gerah banget lagi,"
Tzuyu keluar dari dalam selimut lalu berjalan keluar kamar, rumah sepi. Mungkin neneknya pergi ke ladang lagi, jadi dia bisa tidur lagi disini dengan leluasa. Ia kembali merebahkan tubuhnya diatas sofa dan kembali tidur.
Pintu depan terbuka, memperlihatkan wanita tua dengan tangan memegangi keranjang pakaian yang sudah kosong "yaampun ini anak gadis, jam segini masih tidur."
"Tzu? Hey bangun." Nenek mengguncang lengan gadis itu namun Tzuyu malah menepisnya.
"Sebentar lagi. Lagi libur ini kok."
"Sarapan dulu yuk? Mau nenek buatin apa?"
"Gak selera."
"Yaudah mandi sana. Udah siang loh malah tidur lagi."
"Gak mau ishhh bawel banget. Orang masih mau tidur juga!" Tzuyu berbalik membelakangi dengan alis yang hampir beradu menandakan ia sudah sangat kesal.
Nenek menghela nafasnya, ngambek lagi. Akhirnya dia menjauh daripada anak ini semakin marah padanya.
Sekitar pukul 10 pagi, Nenek bersiap pergi ke kebun dan gadis itu masih tidur. Kasurnya pun masih beratakan, alhasil Nenek membereskan kasurnya terlebih dahulu sebelum pergi.
o0o
"Tzuyu nya gak diajak Mak?" Tanya Santi begitu melihat sang majikan.
"Masih tidur dia. Dari kemarin mukanya kusut banget, dibanguninnya susah, malah marah." Nenek menghela nafasnya.
"Selama disini dia ngapain aja?" Kini Sana yang bersuara.
"Kalo gak main Hape ya tidur." Balas Nenek lalu menatap Sana yang ia kira-kira umurnya tak jauh dari cucunya. "Kamu ke rumah gih Sa."
"Ha? Ngapain? Takut ih, Tzuyu keliatan galak."
Nenek terkekeh geli "galak gitu gak gigit kok."
Santi mengangguk "kamu kan pinter bujukin orang Sa, temenin sana." Mendengar ujar sang ibu, Sana mengulum bibirnya sendiri mempertimbangkan kembali permintaan Nenek.
Sedangkan jauh di rumah, Tzuyu mulai menggeliat lalu terbangun dengan tiba-tiba karena kram kaki yang memaksanya untuk terbangun. "Xialan"
Dia melihat kearah jam dinding, pukul sepuluh lebih empat belas menit, sudah siang. Pantas perut Tzuyu mulai didemo.
Ia berjalan kearah dapur berharap Nenek sudah menyiapkan sarapan untuknya, namun ternyata tidak. Hanya ada nasi putih disini, ia menghela nafas. "Harusnya gue gak bilang gak selera tadi."
"Kasian gak disiapin sarapan."
Tzuyu berbalik dengan memegangi dadanya yang dimana jantungnya hampir loncat dari sana begitu melihat seseorang berdiri dan berbicara dibelakangnya dengan tiba-tiba.
"Astaga dragon! Lo lagi!? Bisa gasi jangan ngagetin mulu!?"
Sama tersenyum kikuk, tuh kan? Tzuyu galak. Baru datang dimarahin, ngajak berantem?
KAMU SEDANG MEMBACA
EFEMERAL
FanfictionDipaksa lepas dengan kehidupan liar ibu kota serta diasingkan ke pedesaan dengan orang asing pula. Semuanya terasa berat apalagi ditambah bertemu dengan perempuan aneh yang setiap ucapannya mempu menghipnotis nya tanpa perantara. Semua tentangnya m...