Dingin

99 17 0
                                    

Sore yang cerah di Kebun Nenek. Kedua gadis cantik kita duduk berdampingan di gubuk kecil yang dibangun di tengah kebun untuk beristirahat.

Mereka berdua memperhatikan Nenek yang sedang sibuk dengan hal yang tidak Tzuyu mengerti. Tzuyu menggigit sedotan es cekek ditangannya, sedangkan Sana masih sibuk mengunyah baso aci ditangannya.

Tzuyu memperhatikan tanpa bersuara, Sana menoleh karena merasa diperhatikan "kenapa?"

Tzuyu menggeleng namun pandangannya masih terpaku padanya "Tzu mau? Kan kataku juga apa, nanti kamu mau. Malah mau es doang. Kebanyakan es batuk loh Tzu."

"Yeuh ngomel mulu, pipi kamu tuh!" Ucapan Tzuyu menggantung membuat Sana bercermin pada layar ponselnya, memangnya pipinya kenapa?

"Kenapa? Pipiku makin gede ya? Gak cantik lagi ya?"

Tzuyu semakin mencekek es ditangannya, namun masih belum bersuara "Tzuyu!"

Tzuyu menoleh dan kembali memalingkan wajahnya "aku jadi gaenak dipandang ya?"

Susah payah Tzuyu mengulum senyumnya "aku kalo liatin kamu takut gak sopan."

Tak mengerti ucapannya, Sana mengernyitkan keningnya dan tanpa diduga Tzuyu mencubit kedua pipinya gemas. "Cubanget"

"Tzu, gak sopan!"

"Biarin,"

Sana berontak namun Tzuyu semakin gemas memainkan pipinya, hingga Sana berteriak dan mengambil atensi Nenek. Setelah Nenek menoleh barulah Tzuyu berhenti.

"Gajelas kamu Tzu!"

Tzuyu hanya tertawa "Kurangin jajan baso nya, nanti aku makin gemas."

Sana mengerlingkan matanya "emang kamu jajan apa waktu di kota?"

"Seafood"

"Ahh sama aja."

Tzuyu hanya memberikan cengirannya dan kembali meminum es cekeknya, "jadi kangen makan seafood deh" Gumam Tzuyu.

"Disini juga ada kepiting sama kerang mah."

Tzuyu menoleh pada Sana. "Kerang sama kepiting air tawar" Tambah Sana

"Bilang aja kepiting sungai"

Sana tertawa sebagai jawaban. Langit sudah sore sehingga cahaya matahari tak terlalu menyengat.

"Emang kepiting sungai bisa dimakan?"

Sana mengedikkan bahunya, "tapi kalo kerang sungai bisa."

"Aku juga udah lama gak makan-makan Kerang sungai."

Tzuyu menaikkan alisnya "yaudah cari kerang sungai hayuk"
"Tapi kemana nyari nya?"

Dan disinilah mereka berdua sekarang. Sebuah sungai dengan air yang tidak terlalu deras, pohon-pohon tumbuh di pinggiran membuat tempat ini lebih teduh dari kebun tadi. Celana Jeans biru Tzuyu digulung sampai lutut, dia celingukan mencari apa yang Sana maksud.

"Kak! Kijing yang kayak gimana si!?"

Sana turun dari batu tempatnya duduk tadi, "kamu gak tau?"

"Enggak lah. Di Kota mana ada yang begituan."

Akhirnya Sana yang mencari, pandangannya menyisir sekitar dengan teliti, tatapan dan kerutan alisnya membuat Tzuyu tak bisa melepaskan pandangan padanya.

"Kayaknya disini gaada, kita cari ke sana-

Sana terdiam begitu menyadari jika Tzuyu begitu dekat dengannya. "Kenapa? A-ada yang salah denganku?"

EFEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang