(08) Kehangatan Mas

36 26 2
                                    

______________________
"Cinta tumbuh seiring berjalannya waktu,
biarpun akan banyak rintangan sulit yang akan segera menanti kita,
jika kita hadapi bersama,
saya yakin kita bisa lalui dengan mudah."

-Dewangga P-
____________________
.
.

Kami telah tiba kembali di kota kelahiranku, Surabaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami telah tiba kembali di kota kelahiranku, Surabaya. Baru beberapa 1 bulan aku meninggalkan kotaku ini, aku sudah sangat merindukan nya kembali.

Kami melakukan perjalanan menuju ke perumahan kami. Tiba lah kami di rumah kedua orang tuaku. Kami disambut dengan bahagia oleh mereka.

"Kenapa tidak telpon dulu kalau mau pulang? papa mama bisa siapkan sesuatu yang lebih baik dari pada ini!" ucap papa dengan nada bercanda.

"Tidak perlu pa, kami sudah kenyang sarapan di pesawat tadi" sahut mas Dewa.

Mama tersenyum saat melihat kami berdua akur seperti yang mereka semua inginkan. Tak berselang lama, mamah dan papah juga ikut datang dan berkumpul bersama kami.

"Sayang, bagaimana kabarnya? mamah harap Dewa tidak membuatmu kecewa. Bagaimana perasaanmu terhadapnya?" tanya mamah dengan begitu antusias. Aku tertegun, sangat bingung untuk memilih kata kata yang tepat untuk menjawab mamah mertuaku ini.

"Mah, tolong jangan buat istri Dewa malu." mas Dewa segera menyadari kegugupanku langsung speak up.

"M-mas?!" lirihku malu.

Mas Dewa menggenggam tanganku erat lalu menciumnya dihadapan keluarga kami. Detak jantungku tak karuan, muka ku memerah dan semakin memanas.

"Saya sangat mencintai istri saya, dan saya yakin bahwa dia juga sangat mencintai saya."

Aku terharu melihat perubahan sikap mas yang kemarin dingin sekarang mendadak cair karena kehangatan ini.

"Baguslah kalau kalian sekarang saling mencintai, jadi kami tak sia sia membujuk kalian untuk menikah" lirih papa.

"Benar sekali mas, mereka menjadi pasangan yang sangat serasi ya!" sahut papah.

"Kalian menginap lah di sini 2 hari, soal kerjaan bisa kan di urus yang lainnya?" ucap mamah.

"Betul, papah izinkan! urusan kantor biar bawahan papa yang urus." balas papah.

"Pah, soal yang pernah Dewa katakan waktu itu-"

"Papah ngerti, kamu tidak ingin istrimu di serang fans mu kan? tenang saja, papah akan jaga rahasia kalian." kata kata papah sangat menenangkan hati kami berdua.

"Jadi bagaimana? kamu mau menginap?" tanya mas Dewa padaku. Aku mengangguk lirih.

"Aku nurut sama mas aja, kalau mas mau menginap aku juga gak keberatan." balasku.

DEWANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang