16. Posesif

1.3K 61 1
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.












Keadaan di Rumah Sakit sangat sunyi, di ruang VIP itu terdapat anggota geng Zayan yang menunggu dokter memeriksa kondisi Zayan yang terbaring di kasur dan masih pingsan

Setelah dokter memeriksa keadaan, Angga menghampirinya

"gimana keadaan temen saya dok?" tanya Angga ke Dokter

"Zayan sekarang baik-baik aja, cuma karena kepalanya terbentur aspal jadi ada sedikit memar, kalian temani aja sampai sadar ya" ucap Dokter membuat semua orang disana bernafas lega

termasuk Raf, kini ia duduk di bangku samping ranjang Zayan. Wajahnya khawatir akan lelaki itu, ketakutannya akan Zayan kembali terulang, dia seperti terkena DeJa Vu. Raf menggenggam tangan Zayan, kembali air matanya menetes. Raf hanya takut kalau Zayan sampai kenapa-kenapa, karena Raf sudah trauma sama yang namanya kecelakaan semenjak Bunda nya mengalami itu.

Tak lama sebuah tangan mengelus pundaknya, Raf menoleh dan menemukan Angga yang sedang menenangkannya

"Raf, Bos Zayan gak kenapa-napa, jangan nangis" ucap Angga menghapus air mata Raf

Raf tersenyum paksa dan mengangguk "gua tau, cuma trauma gua balik lagi" Raf menghela nafasnya

"maaf gua juga salah karena gak ngecek ulang motor bos sebelum balapan" ujar Angga tertunduk

melihat itu Raf menggeleng "itu bukan salah lo, jadi ga usah minta maaf"

Angga tersenyum, "lo gak pulang? ini udah malam. Besok juga lo harus sekolah kan"

Raf menggeleng "gua mau temenin Zayan, gua berangkat dari sini besok"

"tapi baju sekolah lo gimana?"

Raf berpikir lalu menengok kearah Farhan

"Farhan, bisa minta tolong ambil buku sama baju gua dirumah nggak? Bilang aja ke bunda gua nginep di lo" tanya Raf, Farhan mengangguk

"yaudah kalo gitu gua ambil baju lo dulu, abis itu gua kesini lagi" Raf mengangguk dan berterima kasih ke Farhan

"yaudah Raf, kalo gitu gua sama yang lain pulang ya, lo gapapa sendiri?" tanya Angga memastikan

Raf mengangguk "gua gapapa sendiri"

Angga mengambil handphone lalu memberikan nya ke Raf "catat nomor lo, kalo lo butuh apa-apa bisa hubungi gua"

Raf mengangguk lagi dan memberikan nomornya ke Angga, setelahnya semua anggota geng itu pun pergi dari sana menuju rumah masing-masing

.

kening Zayan mengkerut perlahan lalu ia membuka matanya dan menatap ruangan yang tidak familiar di matanya

"gua dimana?" batinnya

merasa tangan kanan nya terasa berat, Zayan pun menoleh dan melihat Raf yang terlelap dengan buku terbuka serta punggung tangan Zayan yang menjadi bantalnya

tatapan Zayan melembut, perlahan ia bangkit terduduk di kasur lalu mengelus surai rambut Raf, dengkuran halus terdengar dari mulut Raf

Zayan segera membereskan buku itu dan menaruhnya di nakas, perlahan dia mengangkat tubuh Raf dan membuatnya tertidur disamping tubuhnya diatas kasur, lengan Zayan membawa tubuh itu mendekap di pelukannya, ia mengecup kening Raf dan menatap wajah yang terlelap dengan damai

"maaf gua ngerepotin lo" gumamnya

Raf yang merasa tidurnga terusik membuka mata perlahan, ia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu seketika menoleh ke Zayan yang tersenyum menatapnya

ZAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang