"Dek, jujur nih ya menurut kalian abang Matthew itu gimana sih orangnya? soalnya Daddy pernah denger nih katanya ada yang ngambek karena ditegur sama abangnya?" Tanya Jhonny dihadapan keenam putranya yang tengah menyangap sarapan pagi ini. Ahhh benar seharusnya mereka bertujuh tetapi Matt sedikit terlambat dan masih bersiap-siap dikamar karena kemarin di dibantai habis-habisan oleh Papi Jeff dikantor. Biasalah strategi bisnis bikin pusing tujuh keliling.
Keenam orang itu lantas berpikir dan meletakkan garpu mereka diatas piring. Jhonny tersenyum simpul melihat bagaimana keenam lelaki berbeda usia itu berpikir keras guna mendapatkan kata yang tepat untuk mendeskripsikan si sulung yang kadang susah ditebak kelakuannya.
Brug
Brak
Brang
Mereka sontak melihat keatas lalu mendapati Matt yang begitu grasak grusuk ada saja yang ia sibukkan sehingga beberapa kali bolak balik kamar dan begitu banyak membawa barang dikedua belah tangannya. Aireen menggelengkan kepalanya heran, abangnya yang satu ini kadang tak bisa ditebak.
"Maaf banget abang terlambat bangun hari ini dan kelupaan ikut beres-beres rumah, sehabis kerja deh ya abang yang nyuci baju" Ujar nya dengan kedua tangan yang begitu sibuk menciba mengikat dasi tetapi entah mengapa dipagi hari yang sibuk ini si dasi tak mau diajak bekerja sama.
"Kok bisa sih bang keteteran gini? biasanya enggak tuh" tukas Jhonny
"Maaf ya Daddy, abang lupa latihan strategi bisnis yang di pinta Papi Jeff jadi kemarin tuh beliau langsung turun tangan ke kantor buat tatar abang, abang cape Daddy, sumpah tapi takut juga kalau Papi marah" ujar nya menjelaskan apa yang terjadi kemarin sehingga ia begitu terburu-buru pagi ini.
Aireen yang tak tega pun menhentikan agenda sarapannya lalu berdiri dan mengambil alih dasi yang sejak tadi belum juga terpasang dikerah baju Matthew. Saat sang adik membantunya Matt sempah mengucapkan terimakasih juga mengelus pipi sang adik. "Daddy mau dengarkan apa jawaban adek. Liat deh dari kejadian ini mungkin Daddy bakalan tau jawabannya" ucap Aireen
"Hmmm? jawaban apa dek?" Matt tak tahu menahu perihal dirinya yang sedang dibicarakan saat ia tak ada.
"Apa coba jawabannya" tantang Jhonny
Aireen menyilangkan kedua tanganya didada lalu menelisik melihat Matt dari ujung kaki sampai kekepala. "Abang itu orangnya sedikit ceroboh, kalau sudah fokus sama satu hal pasti aja yang lainnya diabaikan. Contoh, abang terlalu fokus sama ikatan dasi tanpa melihat bahwa yang bermasalah itu sebenarnya kemeja abang. Dan Abang itu terlalu pekerja keras, sampai lupa dengan kondisi tubuhnya sendiri"Jawab Aireen dengan wajahnya yang melototi sang Abang.
"Okayyy, satu orang sudah menjawab, Daddy tunggu yang lain ya" ujar Jhonny lagi
"Kalian ngomongin abang apa sih" Matt kebingungan tapi tak ada yang berniat untuk memberitahunya.
Matt duduk dan mulai menyantap sarapannya tetapi tak berselang lama telpon pintar miliknya terus saja berdering, Matt tentu ingin menjawab panggilan itu dengan segera tetapi tanganya ditahan oleg Rans yang sudah melihat kearah dirinya dengan tatapan yang cukup menciutkan nyali Matt. Rans mengambil alih benda pipih itu dan menjawab telpon yang masuk, setelah dijelaskan ternyata itu hanya panggilan dari sekretaris yang memberikan kabar tentang perubahan jadwal Matt dikantor nanti.
"Abang itu panutan untuk semua adiknya. Abang selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja padahal dia juga merasakan kelelahan. Abang orang yang selalu memastikan bahwa keenam adiknya mendapatkan panutan yang layak dari segimana pun. Abang, Abang tidak pernah gagal dimana kami" Ucap Rans lalu memeluk abangnya yang tengah sarapan dengan terburu-buru itu. Matt terharu, dengan cepat ia mengadah keatas agar air matanya tak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Daddy 2 |Nct Dream x Johnny|
FanfictionSide story of Wijaya Brothers Note : Cerita ini hanya dibuat untuk bersenang-senang sekedar mengobati rindu pembuat cerita ini kepada tokoh yang pernah dibuatnya pada cerita diawal. Mungkin jarang update ya, tergantung mood pembuat kisah nanti. Dida...