"Finally, sampai dirumah"
Pintu utama mansion mewah milik Jhonny dan ketujuh putranya terbuka lebar satu persatu ketujuh lelaki beda usian itu menampakkan dirinya melalui celah pintu yang terbuka lebar, dari yang sulung sampai bungsu. Setibanya diruang tengah mereka bertukar pandang.
"Tumben Daddy kita pulang nya cepat" Chand berujar sambil mendudukkan dirinya disamping Rans yang begitu kelelahn setelah seharian penuh mendapatkan tugas, Rans memeluk adiknya itu dan memejamkan mata.
"Lho! Iya ya, biasanya Daddy pulang paling akhir belum lagi kata Papa Dian perusahaan sedang sibuk-sibuknya. Ini juga Daddy nggak keliatan biasanya dengar kita datang udah nyamperin" Sambung Aleen dengan matanya yang melihat kesana kemari seolah mencari keberadaan Daddy yang begitu ia rindukan.
Mereka semua hanya terdiam memikirkan kejanggalan yang terjadi, Daddy bukan tipe orang yang suka meninggalkan pekerjaan juga melepaskan sesuatu yang menjadi rutinitas beliau.
"Son's"
Sayup suara yang terdengar lesu itu menghampiri indra pendengaran mereka. Sontak mereka semua melihat kearah Daddy yang tengah berdiri. Badan tinggi kurus itu terlihat berbeda dibandingkan biasanya, mata merah juga suara serak, belum lagi pipinya yang semakin tirus.
Matt berdiri dan menghampiri sang Daddy yang tengah tersenyum lemah. "Whats wrong Daddy?" tanya Matt Khawatir
"Daddy kenapa?" Aideen ikut menyusul dan meraih tangan Daddynya itu.
"Daddy....hhummm Daddy taukan aku siapa?" Javie yang baru saja bergabung langsung mendapatkan tatapan tajam dari semua saudaranya, sampai ia kebingungan sendiri mengapa apakah ada yang keliru dengan ucapannya tadi. Keadaan hening seolah menunggu jawaban dari lelaki dewasa yang kini wajahnya mulai terlihat cerah dibandingkan yang tadi.
Senyuman teduh itu muncul diiringi dengan usapan kasih sayang diatas kepala si bungsu. "Inikan putra bungsunya Daddy, adek Javie kesayangan Abang sama Kaka, betul tidak?" Jhonny berujar
"Huwaaaa, syukurlah"
Ketujuh lelaki beda usia dna ukuran itu menghembuskan nafas lega bersamaan sedangkan Jhonny hanya bisa terkekeh pelan, kali ini ia hanya sakit karena kelelahan akibat terlalu banyak bekerja, seperti yang dikatakan Aleen tadi perusahaan mereka memang sedang sibuk sekali dan Jhonny memgemban tanggung jawab itu semua, belum lagi urusan lapangan yang biasanya Jhonny handle bersama Matthew.
"Daddy kenapa bisa sakit, pasti bandel ya, skip makan sama main hujan-hujanan waktu kerja" Aleen yang khawatir sejak tadi langsung memeluk Daddynya erat, wajahnya mengerucut lucu sehingga Jhonny kegemasan melihat putra kelimanya.
"Kalian mau makan apa? biar Daddy yang masak" Tanya Jhonny
"Nope, Daddy istirahat aja ya, biar kaka yang masak buat makan malam, lagian itu kan udah jadi tugasnya kami" ujar Rans menahan lengan Daddy nya.
"Tapi kalian udah cape seharian ini, Daddy juga udah fit kok, minum obatnya udah, tidurnya udah banyak" Sahut Jhonny lagi
"Daddy ini yaa" Aireen melotot dan berkacang pinggang, bukannya takut Jhonby malah tertawa dan langsung menarik putranya itu untuk ia peluk bersamaan dengan Aleen dan berakhir yang lain juga ikut bergabung sehingga pelukan Jhonny menampung tujuh orang yang hampir melebihi tinggi tubuhnya.
Jhonny benar-benar beruntung ia dikaruniai tujuh putra yang hebat dan penyayang, senyuman manis selalu terbit di ketujuh putranya itu meskipun Jhonny tau masing-masing dari mereka menyimpan lukanya. Jhonny tak di izinkan bergerak sedikitpun sampai makan malam selesai ia terus dilayani layaknya seorang raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Daddy 2 |Nct Dream x Johnny|
FanfictieSide story of Wijaya Brothers Note : Cerita ini hanya dibuat untuk bersenang-senang sekedar mengobati rindu pembuat cerita ini kepada tokoh yang pernah dibuatnya pada cerita diawal. Mungkin jarang update ya, tergantung mood pembuat kisah nanti. Dida...