25. Moscow 🛫

254 46 9
                                    

"Guys, Abang mau ngasih tau sesuatu, barusan Abang dapat laporan dari orang yang abang suruh buat ngawasin adek Chanler selama di Moscow--"

"Adek kenapa Bang?" Rans langsung memotong perkataan si sulung

"Adek okey kan, Bang?"Aideen ikut menyahuti

"Abang adeknya aku kenapa?" Aireen ikut berucap dengan mata yang berkaca-kaca

"Kabar apa, Abang" Aleen yang sejak tadi diam kini ikut memasuki percakapan itu.

Jhonny melonggo, Belum sempat si sulung menyelesaikan kalimatnya, secara otomatis keempat adiknya itu saling bersahutan bertanya balik padahal ucapan Matt baru saja di tengah jalan. Lelaki tampan menghela nafas dengan sorot mata yang beralih menatap kearah Daddy. Kini semua mata hanya menatap kearah Matt yang sejak tadi belum melanjutkan ucapannya.

tiga bulan sudah waktu terlewati tanpa kehadian dua bungsu Wijaya dan selama itu pula banyak sekali perubahan yang mereka lakukan. Terkadang saat tengah malam Aleen yang mudah terbangun itu masuk ke kamar Aireen sekedar minta untuk tidur bersama, biasanya Aleen melakukan itu kepada Javie.

Matt yang cerdik ini ternyata diam-diam meminta suruhannya untuk mengawasi sang adik sehingga mereka selalu mengetahui apapun yang terjadi dengan kesayangan mereka itu, begitu juga dengan Javie. Begitu mudah mendapatkan koneksi bagi Matt. Mungkin ini terlihat berlebihan tapi ini salah satu cara Matt menyayangi mereka. Kedua anak itu tumbuh di dampingi Daddy juga saudaranya. Matt tidak ingin ada hal yang buruk mengganggu kedua orang itu, meskipun harus merelakan segalanya Matt siap.

"Kalau abangnya lagi ngomong jangan di sela dulu, dengerin sampai selesai, kasian Abang jadi kebingungan mau jawab yang mana dulu, bukannya udah Daddy ajarin gimana adab kita sewaktu orang yang lebih tua lagi ngomongkan" Tegur Jhonny dengan lemah lembut, mengingatkan kembali manners yang harus mereka terapkan.

Matt tersenyum karena Daddy memberikan penjelasan lebih dulu sehingga ia tak perlu berceramah lagi, ia berlalu duduk dan mengeluarkan semua tiket pesawat yang telah ia pesan ketika mendengarkan laporan yang suruhannya buat. Semua serentak menatap keatas meja lalu menatap Matt. "Kita berangkat ke Moscow di penerbangan terakhir, Adek Chand sakit, udah lima hari, sempat di bawa ke hospital tapi dia minta pulang dan di urus oleh dokter asrama, dari pihak sana bilang bahwa kondisi adek belum membaik hingga sampai saat ini, tapi Chand minta buat rahasiakan kondisi dia biar kita nggak khawatir" Matt menyelesaikan semua ucapannya dan beralih melihat ekspresi yang lain. Empat orang itu terlihat murung.

Benar dugaan mereka, Chand itu kurang lebih sama seperti Aleen, susah beradaptasi dengan lingkungan baru bahkan daya tahan tubunya tidak sekuat Javie. "Kalau berhalang dan emang nggk bisa ikut juga nggak masalah, abang nggak paksa kalian" Matt berucap mengakhiri perkataan nya.

"Javie gimana? udah di kasih tau juga" Aireen bertanya.

Matt menggelengkan kepalanya pelan. Tiga bulan di awal Javie mempunyai pelatihan yang begitu ketat dan Matt tak ingin mengganggu adiknya. Takut nanti Javie malah kepikiran.

"Menurut kaka sih, untuk kali ini kita harus rahasiakan dari Javie, kalau udah beres urusannya disana baru kita kasih tau, kasian juga adek Jav kalau di kasih kabar begini yang ada dia pasti minta pulang" usul Rans. "Oh yaa ini kita berangkat semuakan?" ucap Rans lagi dan bertanya menunggu kepastian yang lain, lalu ia mendapatkan anggukan kepala sebagai jawaban.

"Kalau menurut Daddy gimana?" Aideen beralih bertanya kepada Jhonny yang tengah duduk bersandar sambil mempertimbangkan apa yang telah di ucapkan Rans.

Jhonny mengangguk, kemudian bersuara. "Daddy minta kerjasamanya ya, kita harus rahasiakan ini sama-sama, kita berangkat seperti apa yang abang pinta tadi. Apapun nanti tolong Javie nya jangan di kasih tau dulu, kalian ingatkan waktu Chand skait Javie juga nggak mau sekolah" Jelas Jhonny mengingatkan kejadian dulu.

"Kalau begitu kami siap-siap dulu" Aleen langsung berdiri untuk bersiap dan diringi oleh yang lain. Matt dan Jhonny mengurus perusahaan agar di pindah kuasakan ke Dian juga Jeffrey sedangkan Rans dengan Aideen langsung menelpon bagian kepala rumah sakit untuk mengajukan cuti, berutung mereka berdua tak ada jadwal operasi.

Karena keberangkatannya cukup mendadak mereka hanya membawa barang seperlunya saja bahkan mereka berangkat dengan baju yang sudah mereka pakai. Setelah semua dirasa siap mereka langsung membereskan dan mengunci rumah. Satu persatu mulai berlarian kearah mobil. Malam ini mereka akan terbang ke Moscow dengan durasi penerbangan selama tiga belas jam empat puluh lima menit.

"Nggak ada yang ketinggalan kan? passport? dompet? handphone?" Matt bertugas memastikan hal tersebut dengan teliti.

Dua mobil yang mereka tumpangi kini melaju beriringan. Sungguh perjalan malam ini tak masuk rencana dan mereka harus terbang selama itu.  Beruntung jalanan malam ini sangat sepi sehingga mereka bisa memacukan laju mobil dengan kecepatan yang tinggi. Tiga puluh menit mereka tiba di Airport.

"Mari tuan, semua sudah kami siapkan" Salah satu petugas bandara menyambut kehadiran Jhonny juga putranya. Dengan langkah cepat keenam orang itu mengikuti langkah sang manager bandara. Jhonny dan kelima putranya tak melakukan prosedur apapun lagi, mereka hanya perlu datang dan langsung bergegas menuju pesawat. "Abang, adek telpon aku" Aleen menampilkan handphonenya dan tertera nama Javie disana.

"Astaga timingnya salah banget" gerutu Aideen memijit pelipisnya pelan

"Jawab aja dulu, terus bilang kamu punya kesibukan lain" Ucap Aireen

Akhirnya Aleen menerima sambungan telpon itu disana Javie hanya berbincang sekilas karena merasa rindu dengan kakanya, beruntung percakapan itu tak berlangsung lama karena Javie di minta untuk segera beristirahat. Tadi hampir saja lidah Aleen terpeleset saat Javie menanyakan kondisi kakanya, si Chandler.

"Tuan, lima belas menit lagi"

Keenamnya berjalan dengan tergesa-gesa dan mengambil tempat duduk yang telah di pesan. Pesawat telah lepas landas, kini selama tiga belas jam kedepan mereka akan berada diatas langit menuju Moscow untuk menemui adik mereka. Tak banyak yang bisa mereka di lakukan, terkadang mereka bangun hanya untuk memakan sesuatu ataupun ke toilet, selebihnya mereka habis untuk tidur.

"Permisi Tuan" Matt yang merasa terpanggilpun bangun lekas bangkit dari posisinya. Ia melihat di sekelilingnya dan ternyata tirai jendela pesawat mulai terbuka dan cahaya mentaripun bisa ia lihat. "Tiga puluh menit lagi kita akan mendarat di Sheremetyevo Internasional Aiport"

"Terimakasih" Sahut Matt.

"Rans, tolong bangunkan yang lain" Matt berdiri dan merapikan dirinya. Rans membangunkan para adiknya dan bergegeas untuk bersiap-siap.

Sepuluh menit menuju take off mereka semua telah duduk rapi di kursi mereka, perlahan mereka merasakan pesawat mulai menurun.

Ladies and gentleman...
Saat ini kita telah tiba di Sheremetyevo Internasional Aiport Moscow.
Siapkan diri anda dan pastikan tidak ada barang yang tertinggal. Terimakasih telah memilih pelayan Galaxy Airplane.

"Rindu adekAleen berucap

"Kita langsung ke tempatnya adek kan, bang?" tanya Aireen

"Iyaa di airport udah ada yang nungguin kita dan langsung bawa kita ke adek" Jawab Matt

"Ingat ya, nggak ada yang boleh kasih tau ke Javie dulu" Jhonny mengingatkan lagi.

"Kami usahakan Daddy" sahut Aideen

...
....
.....

TBC ❤️
Ayooo yang suka jangan lupa vote dan kasi komentar yaaa, semoga bisa jadi penghibur kalian. Enjoy your time.

We Love You Daddy 2 |Nct Dream x Johnny|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang