Seminggu sudah Aleen melakukan perawatan intensif dan bed rest dirumah. Agak membosankan sebenarnya tetapi untungnya dari semua saudara tidak ada yang meninggalkan Aleen Seorang diri selalu saja ada yang tinggal disamping lelaki manis itu. Saudaranya itu rela menghentikan sebagian kegiatan mereka dan meminimalisir agenda diluar rumah demi menemani Aleen yang masih tahap pemulihan sebab kambuhnya penyakit yang dulu. Pada hari kedelapan Aleen mulai diperbolehkan untuk melakukan kegiatan ringan namun masih harus duduk di kursi roda. Pada pagi ini ia ditemani oleh Javie yang membawanya ke taman belakang sekedar untuk menghirup udara segar setelah satu minggu full didalam kamar.
Aleen duduk tenang menikmati hembusan angin pagi yang menyapu permukaan kulitnya. Rasa sakitnya sudah berangsur menghilang dan tubuhnya terasa lebih nyaman dibandingkan sebelumnya. Semua sesuatu telah Rans dan Aideen persiapkan bahkan waktu melakukan pemeriksaan lanjutan dirumah sakit kedua orang itu tak pernah beranjak dari sisi Aleen barang sejengkalpun. Mereka memang meminta Aleen untuk opname di rumah sakit, tetapi lelaki itu enggan untuk berada disana.
Javie menghentikan kursi rodanya, ia bergerak dan mencium pelan pucuk kepala kakanya itu. Terkadang sikap si bungsu dan anak kelima seperti tertukar. Aleen kadang lebih manja kepada Javie bahkan sebaliknya Javie memanjakan kakanya itu. Si bungsu melepaskan jaketnya lalu ia sematkan ditubuh sang kaka. Javie peluk hangat sang kaka dan mengusapnya pelan. "Sebentar aja ya kak, nanti kita dicari Daddy" ucap si bungsu sambil mengusap pelan pucuk kepala Aleen. Aleen hanya mengangguk dengan tanganya berada didalam genggaman Javie.
Setengah jam mereka berada diluar ruangan handphone Javie berdering, panggilan telpon dari Matt yang meminta mereka untuk segera kembali ke dalam rumah untuk melakukan sarapan bersama. "Abang udah nyuruh kita masuk" Ujar Javie, lalu mendorong kursi ruda itu menuju ruang utama mansion mereka.
"Adek nggk sekolah kah hari ini? bukannya hari ini masih weekdays?" Tanya Aleen
"Nggak, adek mau dirumah dulu, jadi kemarin minta tolong sama Abang Matt buat ngasih surah dispensasi ke Mr. Julio" Jawab Javie jujur
"Lho? kok gitu, emang nggak takut ketinggalan materi?" Aleen merasa sedikit khawatir dengan adiknya itu.
"Nggak dong, soalnya Mrs. Diana selalu ngirim tugas ke aku, yaaa sekarang aku lagi school from home gitu" ucap Javie.
"Good morning"
Aleen tersenyum ketika melihat semu saudaranya telah berkumpul termasuk Daddy yang telah mengenakan setelan jas berwarna hitam membuat penampilannya semakin karismatik. "Kok cuma Daddy aja yang rapih? yang lain gimana?" Tanya Aleen menelisik dengan jemari yang berada didagunya.
"Abang work from home" Jawab Matt
"Kalau kaka shift malam sama Aideen" tutur Rans merangkul pundak Aideen
"Aku ngambil kelas online dulu" Ucap Aireen
"Aku ngikut adek Javie, kaka" Chand tersenyum lebar sampai matanya tidak terihat lagi.
Aleen menghembuskan nafasnya. Tak tega jika melihat saudaranya seperti ini. "Padahal aku udang nggak sakit lho, Abang, Kaka sama Adek kalau punya kegiatan penting nggk masalah aku nya ditinggal dulu." Ucap Aleen
Aireen mendekat dan berjongkok dihadapan adiknya itu. "Dek, tidak ada yang lebih penting dibandingkan liat kamu sehat lagi, sekarang itu prioritas kami ya kamu. Ini pilihan kami dan ini juga atas dasar kehendak kami sendiri, nggk ada paksaan dari manapun" Jelas Aireen menggenggam kedua belah tangan adiknya itu.
"Maaf ya kak, Aku ngerepotin kalian terus, aku janji setelah ini nggak bakalan sakit-sakitan lagi" Sanggah Aleen dengan mata yang mulai berkaca-kaca juga suara yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Daddy 2 |Nct Dream x Johnny|
ФанфикSide story of Wijaya Brothers Note : Cerita ini hanya dibuat untuk bersenang-senang sekedar mengobati rindu pembuat cerita ini kepada tokoh yang pernah dibuatnya pada cerita diawal. Mungkin jarang update ya, tergantung mood pembuat kisah nanti. Dida...