Setelah acara kelulusan berlangsung kini kedua orang itu lebih banyak diam di rumah sembari menyiapkan berbagai keperluan kepindahan mereka nanti terutama Chandler yang lebih repot untuk mengurus segalanya bahkan Matt menghubungi beberapa koleganya untuk membantu urusan di sana. Jhonny lebih tegar dan sudah bisa mengikhlaskan bahwa kedua orang itu berhak mendapatkan apapun yang mereka pilih namun ada satu hal yang berbeda. Jaereen.
Entah mengapa rasa-rasanya lelaki yang telah dewasa itu lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar bahkan saat Chand mengajaknya untuk keluar, ia menolak dengan alasan sedang tak enak badan. Tak jauh berbeda, saat Javie meminta bantuan untuk packing barang lelaki itu juga menolak dengan alasan tak masuk akal, padahal setiap keperluan Chand dan Javie selalu di siapkan olehnya.
"Abang, ayo makan dulu, udah di tunggu Daddy sama Abang tuh" Javie dan Chand sejak tadi berdiri di depan pintu kamar yang begitu rapat tertutup. Sepuluh menit mereka memanggil tetapi orang yang mereka tunggu tak kunjung keluar dari kamarnya. "Abang—"
"Kalian duluan aja, Abang udah kenyang"
Javie dan Chand saling bertatapan, sekali lagi yang mereka dapati adalah penolakan yang kesekian kalinya. Akhirnya kakak beradik itu memilih turun dan ikut bergabung di meja makan.
"Lho? Aireen nya mana? Nggak ikut makan?" Tanya Rans saat melihat satu adiknya tak ikut makan, padahal yang memasak semua ini adalah Aireen bahkan lelaki itu memberikan effort yang luar biasa, aneh beberapa hari ini semua hidangan terasa spesial seperti masakan rumah makan saja.
"Tadi udah kami panggil tapi katanya Abang udah kenyang, terus kami di suruh duluan aja gitu" Jawab Chand lagi menjelaskan segalanya.
"Bener gitu dek?" Matt memastikan dan bertanya kepada Javie
"Iyaaa abang betul betul betul begitu" sahut Javie sibuk menyuap berbagai menu masakan hari ini.
"Abang Aideen lagi berantem sama adeknya?" Jhonny bertanya kepada kembaran Aireen itu
Aideen lekas menggelengkan kepalanya, bahkan setelah ia pikir baik-baik ia tak pernah bikin ulah ataupun mengganggu saudara itu bahkan semalam Aireen mengunjunginya di rumah sakit dengan membawakan bekal. "Nggak ada Daddy, dia nya aja kemarin ke rumah sakit mau ketemu sama aku katanya terus nggak lama langsung pulang. Emang aneh sih, dia banyak diam belakangan ini" ucap Aideen yang kini mendapatkan perhatian dari semua saudaranya.
Kebiasan sekali memang Matt dan Aireen itu kalau ada apa-apa pasti silent treatment jadi ya mereka semua bingung sambil menerka-nerka apa yang terjadi. "Bentar deh, kaya nya aku tau Aireen kenapa" sahut Rans sambil menjentikkan jarinya ke udara. Lekas yang lain menatap Rans yang tengah tersenyum.
"Kaya nya apa yang kamu pikirkan itu sama kaya apa yang abang pikir deh" sahut Matt
"Kaya nya Daddy juga tau nih" sahut Jhonny lalu ketiga orang itu menatap ke arah Chand juga Javie yang tengah menyantap makanan dengan lahap.
Semalaman berlalu tanpa terlihat batang hidung Aireen di antara mereka dan untungnya pagi ini lelaki itu keluar dari kamarnya dengan mata sembab juga wajah yang terlihat pucat. Tangan lincahnya lebih duku bermain dengan berbagai macam alat masak untuk sarapan pagi ini.
"good morning abang" Chand datang lalu ia peluk Aireen dari belakang. Aireen hanya tersenyum simpul lalu ia usap sebentar lengan sang adik sebelum ia melanjutkan acara memasaknya. "Abang kenapa?" Tanya Chand lagi lalu ia hanya mendapati kekehan halus juga gelengan kepala.
"Yahhh udah keduluan deh, padahal aku udah effort banget bangun pagi-pagi" Aireen menoleh dan melihat wajah cemberut Javie di depan pintu. Sementara di belakangnya ada Chand yang menggoda sang adik yang kalah cepat dari nya.
Akhirnya karena tak tega Aireen langsung berbalik lalu menyuruh agar adik bungsunya mendekat. Chand masih kokoh memeluk Aireen dan tak ingin berbagi dengan Javie. Aireen hanya bisa tersenyum lalu wajahnya berubah murung.
Tiba-tiba pikiranya kembali berantakan, bagaimana nantinya jika kedua orang itu jauh darinya. Aireen tak yakin, tapi Matt sudah menenangkan dirinya bahwa perkara terpisah itu memang bukan hal yang mudah tapi ada banyak alternatif jika mereka merindukan satu sama lain. Tetapi bolehkan Aireen egois dulu, bahwa ia belum siap melepaskan kedua adiknya itu. Ia masih belum bisa, kedua adiknya itu harus selalu di bawah pengawasannya.
"Tenang ya abang"
Aireen terkejut takkala Javie berbisik sambil mengusap pelan punggungnya. Aireen lantas menoleh dan melihat wajah sendu Javienyang tengah tersenyum ke arahnya. "Abang jangan khawatir, kami pasti baik-baik saja, percayai kami ya Abang" tambah Chand lagi.
Aireen memejamkan matanya lalu ia mengangguk pelan. Javie dan Chand itu peka, mereka hanya berpura-pura tak menyadari bahwa alasan keterdiam saudaranya itu adalah perihal keberangkatan mereka. Mereka berdua juga tau bagaimana Aireen selalu mengkhawatirkan mereka, mungkin itulah sebabnya Aireen masih belum terima jika jadwal keberangkatan itu semakin mendekat.
"Abang jangan banyak diam lagi, kami rindu banget ngomong banyak hal ke abang, yang bisa bantuin aku segalanya itu cuma abang" ucap Javie lagi dengan nada memohonnya.
"Iyaaa abang, kangen tau, abang nggak kangen kah sama kita" Chand memeluk erat Aireen bahkan ia tak ingin berbagi peluk itu dengan Javie.
"Maafin abang, adek" ucap Aireen lalu mereka bertiga saling memeluk satu sama lain.
"Tuhkan bang bener, ternyata orangnya lagi galau karena mau di tinggal" Rans berucap santai sambi tubuhnya bersandar di depan pintu dapur bersama dengan si sulung. Mereka berdua sengaja mengintip soalnya lagi taruhan sama Aideen. Jadilah hari ini Aideen nggak bakalan dapat uang jajan tambahan dari Rans ataupun dari Matt.
"Udah kelihatan sih, si Aideen aja kadang-kadang suka beda pendapat" Jawab Matt lalu melakukan tos bersama Rans.
"Hayo pada ngapain!" Aleen datang lalu meraih tangan Rans juga Matt bersamaan
"Sssttt....jangan berisik, liat aja tuh sana, mereka lagi pelukan" tunjuk Rans dengan dagu lancipnya.
"Galau berat pasti abang Aireen di tinggal dua anak ayam nya" ujar Aleen. "Lagian siapa yang nggak sedih coba, aneh banget dua manusia itu tiba-tiba lanjutin pendidikan, mana pada jauh semua lagi" Matt dan Rans hanya memutar bola matanya saat perangai cerewet Aleen kembali datang. Lelaki itu kalau sudah mulai berbicara pasti sulit berhenti.
"Ikut pelukan hayuk" Aleen menarik tangan abang dan kakanya untuk melangkah lalu mereka bertiga ikut berpelukan dengan tiga orang lainnya minus si Aideen yang masih terlelap di kamar Daddy.
"Ehhhhh" Aireen kaget karena tubuhnya tiba-tiba di tubruk lagi sehingga ia hampir kesulitan bernafas karena begitu banyak yang memeluknya bahkan agenda memasak pagi ini harus di delay dulu karena berapa banyak waktu yang tersita. Akhirnya mereka hanya menyantap sepotong roti yang di olesi selai rasa nanas dan secangkir susu.
Aideen pundung sendirian katanya sedih mggak di ajak pelukan sama uang jajanya kurang padahal kurang besar apalagi gajih dia di rumah sakit itu. "Aku nggak suka ya, kenapa pelukannya nggak ngajakin aku" peotes Aideen yang masih tak menyentuh rotinya. "Akhh" Aideen meringis saat lengannya di cubit oleh kembarannya.
"Salah siapa yanh belum bangun!" Aireen melotot membuat nyali Aideen menciut.
Apapun persoalannya kalau Aireen yang turun tangan, mau tak mau Aideen pasti langsung menurut saja. Akhirnya dengan perasaan yang kurang senang Aideen memakan seporong roti miliknya, nanti bisa-bisa Aireen meraju lagi.
"Hahahaha...Abang Aideen di marahin abang Aireen" Aleen tergelak nyaring.
"Udah cepatan sarapan nanti pada telat, Javie nanti Abang nyusul ke kamar kita packing" Titah Aireen tegas. Beginilah jadinya, kalau diam memang tidak berbicara satu katapun dan jika sudah seperti ini takkan ada yang berani dengannya.
...
....
.....TBC ❤️
Ayooo yang suka jangan lupa vote dan kasi komentar yaaa, semoga bisa jadi penghibur kalian. Enjoy your time.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Daddy 2 |Nct Dream x Johnny|
FanficSide story of Wijaya Brothers Note : Cerita ini hanya dibuat untuk bersenang-senang sekedar mengobati rindu pembuat cerita ini kepada tokoh yang pernah dibuatnya pada cerita diawal. Mungkin jarang update ya, tergantung mood pembuat kisah nanti. Dida...