8

740 38 2
                                    

3 hari terjebak tanpa makan dan minum, rasanya Jia ingin menyerah, tetapi bagaimana dengan eja nya? perjalanan nya masih panjang

"papi, laper, sakit di sini" adu anak itu dengan menunjuk ulu hati nya

"iya sayang papi ngerti, sabar ya? sebentar lagi kita keluar" bujuk Jia, jujur saja ia ingin menangis

"pengap, eja sesak" sungguh Jia hilang akal, ventilasi nya sangat kecil, pasokan udara sangat kecil di sana" eja memeluk Jia, ia menangis di sana

ia sudah tidak makan dan minum selama 3 hari, Jia sangat bingung, ia harus bagaimana? bahkan penjahat itu tidak ada, mereka hanya di sekap di sini

Jia mencari sesuatu yang bisa membobol pintu itu, ia sudah lemah dan tidak berdaya, tetapi eja nya harus tetap hidup

Jia berjalan mendekati lemari kayu, di sana ada linggis, Jia mencongkel pintu itu, tetapi tenaga nya tidak cukup, ia terduduk di lantai, ia pasrah tetapi jika ia tidak selamat, eja lah yang harus selamat












di sisi lain, Jendra kalang kabut, ia bahkan hanya tidur sebentar selama 3 hari ini, ia menyusuri gedung tua itu, tapi hasil nya nihil

"Jen, kamu yakin ngga salah baca map kan?" tanya Jerry

Jendra melihat kembali, ia salah melihat titik koordinat nya, handphone Jia terakhir hidup jauh di dalam hutan, tetapi tidak jelas di mana

"sial, aku ceroboh banget" Jendra berdecak prustasi

"tenang, hubungi tim, kita susuri hutan ini" Harel

"Jen, tenang, mereka baik baik aja" mara mengusap pelan punggung Jendra

sementara Charlos dan Renan? mereka sudah menangis dari tadi, ia khawatir dengan Jia dan eja










Jia mencoba memukul pintu itu dengan linggis, ia membuat knock pintu itu bergeser, dengan tenaga seadanya ia menarik knock pintu itu hingga lepas. pintu terbuka

"eja, ayo kita keluar" panggil Jia

"papi? tangan papi berdarah" bahkan Jia tidak merasakan itu, ia sudah mati rasa, padahal tangan nya robek karna terkena linggis itu

"gapapa, nanti kalau udah di rumah di obatin, ayo sayang?" mereka berdua berlari keluar

Jia keluar dari tempat mereka di sekap, ia menghirup udara bebas, ia melihat ke arah anak nya, anak nya sudah lemas, bahkan seperti nya eja akan tumbang jika di paksakan berjalan

"eja kuat sayang?" tanya Jia

"papi, eja lemes, eja capek" anak itu tumbang

"eja, yang kuat sayang, kita bakal keluar" Jia menggendong tubuh anak nya itu, ia melihat sekitar, ia sangat takut karna ini di hutan

"Jendra.. kamu dimana?" gumam Jia

Jia berjalan menyusuri hutan, kini terduduk di sebuah pohon, perut nya sakit, tangan nya sakit, badan nya sakit, Jia tidak kuat

saat akan menutup mata, suara terdengar, Jia membuka paksa mata nya

Jia menelusuri suara itu, dari kejauhan, ia melihat suami nya, dengan sisa kekuatan nya ia berteriak

"Jia? JIAAA?!" Jendra berlari ke arah anak dan suami nya

mereka tampak pucat dan mata mereka sembab

Jendra membawa kedua nya ke dekapan nya

"kamu gapapa? maaf datang terlambat" Jendra memeluk erat keduanya

"sakit" rintihan itu terdengar sangat menyakitkan

my favorite doctor ||NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang