11

719 44 3
                                    

sedari tadi, Jia hanya duduk karena teman teman nya yang tidak membiarkan Jia banyak bergerak. sesekali Jia berdiri untuk memeriksa pasien nya, dan kemudian duduk kembali

nafsu makan nya masih tidak ada, ia hanya minum air mineral untuk mengganjal perut nya

"makan ji, bilangin Jendra ntar" ancam Renan

"ish! ngga bisa, bau in nya aja udah mual" rengek Jia

"paksa, aku suapin ya?" bujuk Renan

"ngga! biarin aja napa si, nanti kalau laper ya makan" Jia menggeleng geleng

"kamu bikin semua nya khawatir Jia" ucap Charlos

"ngga mau makan ini" Jia melengkung kan bibir nya kebawah

"terus makan apa? kata Sonya ngga boleh makan yang aneh aneh dulu kan?" tanya Renan

"mau daging" pinta nya

"yaudah aku pesenin, tapi harus habis ya?" ucap Charlos

"heum, kalau sesuai request aku habisin si" Jia

beberapa menit, pesanan mereka datang, Jia mulai menyantap makanan itu

"huek huek" lagi lagi ia memuntahkan makanan itu

"ngga mau!" Jia merengek karna merasakan tidak enak pada perut nya

"telpon Jendra char, telpon" ancam Renan

"ngga asik, emang ngga mau masuk dia re, masa kamu tega si" ucap Jia

"ya kamunya paksa, ngga boleh di manjain" omel Charlos

Jia yang merengek, Charlos dan Renan yang sedang mendumel, tiba tiba saja Sonya masuk ke dalam ruangan Jia

"hayolo, kenapa" tanya Sonya

"ngga mau makan dia, di muntahin lagi" ucap Charlos

"coba periksa sini" Jia di bawa ke ruangan Sonya, ia memeriksa kandungan Jia

"kamu mau anak kamu nanti kekurangan? makan ji" ucap Sonya

"mual" ucap nya singkat

"paksa, aku beneran telpon Jendra ya" ancam Sonya

adegan Jia yang di omeli Sonya terhenti karena ada yang membuka pintu ruangan Sonya

"nah ini, gamau makan dia Jen" adu Sonya dan Jia hanya tersenyum kikuk

Jendra menatap Jia dengan melipat tangan nya

"kenapa?" tanya Jendra

"hehehe engga" Jia meremat bajunya

"udah jam pulang kan? ayo" ajak jendra, Jia mengangguk

"aku pulang dulu" pamit nya pada teman teman nya














di mobil hanya hening yang ada, Jendra bahkan tidak bersuara

"Jen" panggil Jia

"heum?" Jendra hanya berdehem

"aku nanti makan, aku makan yang banyak, tapi hiks jangan diemin aku" Jia terisak

Jendra menghentikan mobil nya

"aku tanya, siapa yang diemin kamu?" tanya Jendra

"kamu" cicit nya

"kamu tau kenapa aku diemin kamu?" tanya Jendra lagi

"aku nakal hiks" ucap nya

"yaudah, sini peluk" Jia memeluk suami nya itu sangat erat, ia sangat sensitif dan perasa sekarang, bahkan yang tidak perlu di tangisi ia tangisi sekarang

my favorite doctor ||NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang