18

646 46 3
                                    

Jia menatap luar jendela lagi, ia berniat untuk duduk berdiam diri, merenungi semua yang ia pikirkan, Jia duduk sembari memeluk lutut nya sendiri, air mata masih mengalir di pipinya, hari ini ia ingin puaskan untuk menangis dahulu.

Jia menatap jam dinding nya, hari sudah menunjukkan pukul 3 malam, bahkan Jia tidak mengantuk sama sekali, ia setia dengan posisi awal nya.

dingin tidak mengubah posisi awal Jia, bahkan ia bercelana pendek sekarang.

matahari mulai menampakkan sinar nya, Jia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah nya ia berpakaian dan membangun suami nya

"Jen, bangun" Jia menggoyang kan badan Jendra dan suami nya langsung bangun

Jia berjalan ke arah kamar eja dan membangun kan anak itu

Jia memakai pakaian nya, kantung mata sudah sangat jelas di bawah matanya.

Jendra mengusap kasar wajah nya, ia kebawah untuk membantu beberapa asisten rumah tangga menyiapkan sarapan

"tuan, anda sakit?" tanya salah satu art itu

"eung? ngga. aku ngga sakit" ucap Jia sembari menggeleng

Jendra dan Eja turun ke bawah secara bersamaan

"pagi papi" sapa eja

"pagi sayang" balas Jia

Jendra berjalan ke arah Jia dan mengecup singkat pelipis laki laki manis itu

"loh? kamu kenapa?" tanya Jendra

"apanya yang kenapa?" tanya Jia balik

"papi kurang tidur?" itu anak nya yang bertanya

"ah itu, ee papi ke bangun jam 4 subuh tadi, trus ngga bisa tidur" singkat Jia

Jendra menatap lamat suami nya itu, ia tau jika suaminya itu berbohong, bahkan bawah matanya bengkak seperti sudah menangis

Jendra hanya diam, ia tidak bertanya, mungkin suami nya butuh waktu











beberapa bulan berlalu

Jia kini sedang menunggu di luar ruangan persalinan bersama anggota keluarga lainnya. Jena melahirkan anak kedua nya hari ini.

tangis bayi terdengar, mereka semua berucap syukur di sana, semua nya sangat lega.

mereka masuk kedalam ruangan Jena dan memberi selamat pada perempuan itu

Jena meraih tangan Jia, Jena mengecup tangan lentik putih itu

"thank you" Jena

Jena berterima kasih karena selama ini Jia yang sangat over menjaga nya, bahkan saat Jena kontraksi, Jia lah yang membawa nya ke rumah sakit

"urwel kak, selamat ya" Jia melihat bayi kecil itu, ia berkaca kaca di buat nya

"terimakasih sudah bertahan" Jia mengelus pipi lunak itu













Jia keluar dari ruangan itu, ia bertemu Jendra di sana, mereka saling melempar senyum, Jendra merentangkan tangan nya, Jia yang peka langsung masuk kedalam dekapan suami nya

"i love you" Jendra mengecup pelipis Jia

"i love you more" Jia membalas dengan mengecup pipi Jendra

"papa papi!" seorang anak kecil berumur 7 tahun lebih berlari ke arah mereka, ia tidak ingin tertinggal moment itu

"pelukan ngga ngajak eja" ucap nya dengan bibir yang melengkung

my favorite doctor ||NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang