13

664 42 3
                                    

Jendra dan Eja

Jendra membuka mata nya, ia melihat setiap sudut ruangan itu, kepala nya sangat sakit, ada anak nya di sebelah nya dengan seorang wanita di atas sofa, tetapi, ia sama sekali tidak memakai baju

"hai kamu udah bangun?" sapa wanita itu dengan tidak adanya rasa bersalah

"kamu?! kamu jebak aku!" Jendra

"udah aku bilang, aku mau kamu!" sentak wanita itu yang membuat eja terbangun

"PAPA!" eja langsung memeluk papa nya

"kurang ajar! eja ayo pulang" Jendra meraih kemeja nya dan menggunakan nya lalu berlalu bersama anak nya

"hahaha, awal kehancuran kalian baru di mulai" remeh wanita itu











Jendra melajukan mobilnya ke arah rumah

"papa, udah eja bilang! dia ngga baik!" eja marah pada papa nya yang tidak percaya pada nya

"maaf sayang, papa kira dia sungguh sungguh" sesal Jendra

setibanya di rumah, suasana nya hening

"mbak, dimana Jia?" tanya Jendra

art itu hanya diam, Jendra merogoh saku nya, terlihat panggilan tidak terjawab dari beberapa orang

"tuan jia d dia, di rumah sakit" ucap art itu ragu ragu

Jendra membawa eja ke mobil kembali, ia melajukan mobil ke arah rumah sakit Jia bekerja

saat tiba di rumah sakit, ia melihat Evan

"Evan, dimana Jia?" tanya Jendra

"Jen, ngga tau? suami kamu di rawat" Jendra terbelalak

"pa?" panggil eja yang tengah panik

"dimana?" tanya Jendra

"VVIP no 1" jawab Evan

Jendra berlari ke arah ruangan itu

ceklek

semua atensi orang orang beralih ke arah Jendra yang baru masuk, Jia melihat Jendra dengan tatapan sayu

Nara menarik anak nya itu keluar

"kamu kemana aja Jendra?!" sentak Nara

"ma, aku bisa jelasin, tapi Jia kenapa?" tanya Jendra dengan panik

"keguguran, puas?!" Jendra terdiam, ia berusaha mencerna semua nya

"maksud mama apa?" tanya nya

"mama kecewa sama kamu!" nara

mereka semua keluar, tatapan mereka sungguh tatapan kecewa pada Jendra

"masuk, kamu butuh waktu berdua dengan Jia" suruh Firzo













pintu di buka, Jia menatap wajah suami nya itu, ia sangat kecewa.

Jia menahan air mata nya

"sayang—" ucapan Jendra terhenti karena Jia yang menyela

"ngga usah panggil aku dengan panggilan itu!" sentak Jia

Jendra menatap wajah teduh itu, mata yang terlihat sembab membuat hati Jendra sakit

Jendra berjalan ke arah suami kecil nya

my favorite doctor ||NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang