melakukan operasi selama 4 jam lama nya, akhirnya operasi itu berjalan lancar, keluar dari ruangan, wajah pucat sudah menyertai Jia, kini sudah jam 10 malam, seperti nya Jendra sudah menunggu nya
Jia berjalan ke arah ruangan nya, membuka pakaian operasi nya yang terkena darah, dan langsung membuang nya ke tempat sampah.
Jia mendapatkan pesan dari Jendra dan langsung berjalan ke parkiran
"Jen" panggil Jia dengan nafas tersengal
Jendra menatap suami nya itu dari atas sampai bawah, sungguh suami nya sangat kelelahan
"sayang, u okey?" Jia berjalan perlahan ke arah mobil
"okey, eja?" tanya Jia
"di rumah" Jia mengangguk dan duduk di kursi penumpang
sesampainya di rumah Jia turun dari mobil, kepala nya sangat pusing dan badan nya terasa pegal
ia memasuki rumah melihat anak nya yang belum tidur
"eja" panggil nya
aneh sekali tetapi nyata, eja sama sekali tidak membalas panggilan nya
"ja?" panggil Jia lagi
eja menutup televisi dan naik ke atas untuk ke kamar nya
"Jia marah ya?" gumam Jia
"kamu istirahat, wajah kamu pucat sayang, kamu gapapa?" tanya Jendra, Jia menggeleng pelan
"gapapa, aku kecapean" Jia terduduk dan memijat pangkal hidung nya
"kenapa?" tanya Jendra yang ikut duduk di sebelah Jia
"kayanya eja marah" Jia
"gapapa, mungkin dia emang lagi emosi, ayo ke kamar, mbak ani bakal anterin makanan kamu ke kamar" Jia mengangguk
weekend
paginya Jia bangun, badan nya sudah segar kembali, ia mandi dan setelah mandi ia membangun kan suami nya
"Jen, mandi trus sarapan yuk" Jendra membuka mata nya
"heum" Jendra bangkit dan mengambil handuk nya
Jia berjalan keluar, ia berniat membangun kan eja
"eja sayang ayo bangun" Jia
eja membuka mata nya perlahan, ia melihat Jia yang sedang tersenyum ke arah nya
"eja ngga mau ketemu papi, papi keluar aja" eja langsung berlari ke kamar mandi
"maaf" sesal Jia tetapi anak itu memilih untuk acuh
Jia baru ingat bahwa ia akan mengundang keluarga dan teman nya ke rumah malam ini, jadi ia menyuruh asisten rumah tangga untuk memasak untuk malam
Jia di rumah dengan anak dan suaminya, eja masih marah padanya karena kemarin ia tidak menepati janji
Jia menghela nafas dan memutuskan untuk ke kamar, ia akan merenungi kesalahan nya
Jia menatap telapak tangan nya, tangan itu bergetar karena menahan air matanya. ia mati matian menahan agar air mata tidak membasahi pipinya, ia merasa sedih, bukan karna eja saja, tetapi semua nya, ia tidak tau apa
perlahan pintu terbuka, Jia segera menghapus air matanya dan pura pura sedang memainkan handphone nya
"hei" Jendra berjalan ke arah Jia
"eung?" Jia
"gapapa, eja ngga akan lama marah nya, jangan di pikirin" Jia menyandarkan kepalanya di bahu suami nya
KAMU SEDANG MEMBACA
my favorite doctor ||Nosung
Short Storyisi nya tentang seorang CEO yang jatuh hati pada dokter cantik