16

763 41 2
                                    

sudah seminggu di sana, mereka berencana akan kembali ke tanah kelahiran. karena malam terakhir,Eja Jia dan Jendra berniat akan makan malam di luar, jadi sekarang mereka tengah bersiap untuk pergi

"astaga eja, ngga gitu, gini" Jia memperbaiki celana eja yang miring

"thank you papi" eja

"sure sayang" Jia mengecup pipi anak nya itu

"Jia, kemeja aku mana?" teriak Jendra dari kamar mereka

"aduh bentar" Jia berlari ke arah kamar mereka

dan wow, dia di bohongi

"ish!" decak nya

"kamu sama eja mulu, aku juga mau sama kamu" Jendra

"Jen, serius kamu cemburu ke anak sendiri?" Jia

"yaiya lah. oh iya ji" Jendra

"heum?" dehem Jia yang sedang merapikan dasi suaminya

"ternyata yang culik kamu sama eja itu.." ucapan Jendra terjeda

"siapa?" tanya Jia yang kini raut wajah nya serius

"Adeline" damn, Jia terdiam seribu bahasa

"ji, kamu kenal Ken? Kenta Raderos" Jia kembali terdiam, sumpah bagaimana Jendra tau seseorang itu

"kamu kenal dimana?" tanya Jia

"dia, dia sekongkol sama Adeline untuk ngehancurin keluarga kita" Jendra

"ji, siapa Ken?" tanya Jendra

"d dia mantan pacar aku" kali ini Jendra yang terdiam

"woah, bagaimana bisa mereka menemukan satu sama lain" Jendra

"sudah, tidak apa, semua tim udah aku suruh cari mereka, kamu jangan khawatir" Jendra membawa suami nya ke dalam dekapan nya














mereka bertiga sampai di restoran tempat mereka akan makan malam

mereka makan malam di selingi dengan candaan, apalagi anak dan ayah itu saling berebut Jia

"pi, nanti kalau ada adek lagi, laki laki ya pi, biar yang cantik papi aja, iya kan pa?" eja melirik ke arah ayah nya

"heum" Jendra berdehem

Jia tersenyum getir, ia tau bahwa jika sudah melakukan kuret, seseorang akan susah mempunyai anak lagi

Jia memandang resto itu, ada keluarga kecil di sana, Jia memandang satu persatu anggota keluarga itu. Jia melihat jika ada anak seusia eja, dan seorang lelaki seperti nya yang tengah mengandung, Jia kembali tersenyum getir, jika anak nya selamat, mungkin perut nya akan sebesar itu sekarang

Jendra yang tengah makan, memerhatikan pandangan Jia, Jendra melihat Jia yang pandangan nya lurus ke arah itu

"eum, udah selesai? kita pergi kemana lagi? ayo abis abis in di sini malam ini, besok kan kita pulang" ucap Jendra sembari mengalihkan perhatian Jia

"pa, kita belanja aja, eja mau beli banyak mainan" Jendra menatap julid anak nya

"mainan mulu, ngga boleh kan pi?" tanya Jendra

"bener kata papa, eja. mainan eja kan udah se lemari, masa mau nambah lagi?" Jia

"satu aja pi, mau Lego" bujuk eja

"satu toko hehe" sambung nya

"bocah gemblung" Jendra














my favorite doctor ||NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang