26

622 50 2
                                    

seperti kata Jendra, saat jam 9 tepat, dua tuyul nya sudah di ungsikan ke kamar eja, jadi kini ia hanya berdua dengan Jia. Jia baru selesai mengganti infus nya, ia menatap suami nya itu

"kenapa?" tanya Jia dengan nada lembut

"setelah aku bilang ini, jangan sedih ya ji?" ucap Jendra

"kenapa?" tanya Jia lagi karena merasa ini adalah hal penting

"eja, eja bukan anak aku" kalimat singkat Jendra mampu membuat tubuh Jia menegang

"m maksud kamu apa? gausah main main" Jia

Jendra mulai menceritakan semua yang di katakan Adeline, Jia hanya diam, ia terkejut

"kamu ngga akan pulangin eja ke Adeline kan? aku gamau Jen, dia anak aku" ucap Jia dengan sesegukan

"hei, calm down. eja anak aku, dari dia bayi sampai sekarang aku yang rawat, ngga mungkin aku bakal relain buat Adeline" Jendra memeluk Jia

"janji?" tanya Jia

"iya sayang" Jendra












Adeline sekarang tengah menunggu Ken bangun dari koma nya, sudah beberapa hari Ken koma dan Adeline setia menemani nya

perlahan tangan Ken bergerak, Adeline menegakkan kepala nya

"j jia" ucap Ken

"Ken, ada yang salah?" tanya Adeline dengan panik

"Jia gimana?" tanya Ken

"dia udah pulang ke rumah nya, ke Jendra nya" ucap Adeline dengan nada sedih

"Adeline, enough" Ken

"yeah i'll stop" Adeline

"relakan ya?" tanya Ken

"kamu aja ngerelain Jia masa aku ngga ngerelain Jendra" ucap Adeline sembari tertawa

"kamu bener, kenapa ngga dari dulu ya haha" Ken

"aku udah mikirin ini, aku bakal serahin diri ke polisi. aku bakal ngehabisin waktu beberapa tahun di sana terus bakal mulai kehidupan baru setelah keluar" Adeline

"aku ikut, kita ngelakuin berdua kan? jangan sendiri Adeline" Ken

"Ken, aku takut" Adeline mulai menangis

"takut apa?" tanya Ken

"aku takut kalau Jendra dan Jia ngga maaf in aku" Adeline

"mereka orang baik, ngga mungkin. sebelum ke penjara kita kerumah mereka dulu, minta maaf" Ken

"kamu bener" Adeline

"Adeline" panggil Ken lalu menggenggam tangan Adeline

"kita masih pasangan, ayo membuka hati?" tanya Ken ragu ragu

"hahaha, pikiran aku juga gitu, setidak nya aku punya kamu" kedua nya tersenyum

"masalah eja?" tanya Ken

"seperti kata Jia, dia ibu yang merawat eja 3 tahun ini, dia punya peran, sedangkan peran aku habis saat aku melahirkan eja, aku sama sekali ngga pernah merawat eja. kamu tau kata ibu sebelum pergi?" tanya Adeline

"apa?" Ken

"seorang anak akan lebih menyayangi ibu yang merawat nya daripada yang melahirkan nya" Adeline tersenyum getir

"biarkan eja mengenal aku sebagai wanita jahat, aku relakan anak ku untuk mereka" sambung Adeline

"kenapa penyesalan selalu datang di akhir ya? kita salah banyak, Adeline. setelah bunuh anak mereka, kita malah buat mereka hampir berpisah" ken

my favorite doctor ||NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang