#4 THE ACTUALLY

69 7 0
                                    

E X A C T ~ #4 THE ACTUALLY

=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•

"Nanti jemput gak?" tanya Arka, kakak laki-laki Nessa.

Nessa pun turun dari motor Arka, "Gak usah deh, gue bareng Faraz, duuh!"

Nessa kesulitan saat turun dari motor tinggi Arka karena kakinya yang masih luka.

"Yaudah, jangan bikin onar di sekolah, bay" Arka pergi.

Nessa berusaha memasuki gerbang sekolah se-fine mungkin karena kakinya. Tiba-tiba, pundak Nessa ditepuk cukup keras, Nessa menengok dan mencoba tidak berteriak, "Hoy! Kaki masih sekarat?"

Faraz.

"Iya tapi ya lumayan sih" jawab Nessa.

"Lumayan apa? Lumayan zakiieddh?" celetuk Faraz dengan wajah annoying.

"Raz, gue gak kuat noyor lo, nanti aja lah ya gue toyornya, eh ada apaan tuh rame banget?" Nessa menengok ke koridor kelas yang memdapati murid-murid bergerombol di depan ruang kelasnya.

"Ihh, yaampun Maikel, ganteng bangett gak kuadd!"

Lebay.

"Maikel mata birunya beli dimana sih duuh!"

Lah.

"Maikel foto yuk sama aku!"

"Maikel-

"Maikel-

Blablabla

Nessa dan Faraz mencoba menerobos pintu kelas yang dipenuhi cewek-cewek penggemar Michael
"Duuh, misi-misi, misi ya, aduuh, misii dong!"

"Huaah!" Helaan nafas berat milik Nessa sangat terdengar setelah mereka memasuki kelas.

"Gila! Tingkat ke-cogan-an gue seketika turun gara-gara ngeliat Maikel dikerubungin gitu, Astaga!!" gerutu Faraz sambil menjatuhkan tubuhnya ke kursi samping Riana. "El, gila! sadis! Pecahh!"

"Raz, stop your useless things," ucap Nessa lalu menjadikan lengannya sebagai bantal untuk tidur di meja.

Michael yang merasa namanya terpanggil lalu mengangkat kepalanya, "Gue? Biasa aja kali,"

Kriinngg.. Kriingg.. Kriinngg..

Bel berbuyi 3 kali pertanda jam pertama dimulai. Hari ini XI-IPA-3 diisi oleh jam pelajaran kesenian, Bu Rina.

"Ya, selamat pagi anak-anak, heh" ucap Bu Rina yang khas dengan logat 'heh' yang entah didapat dari mana dan termasuk ke seni apa.

"Hari ini saya akan membuat suatu kelompok yang terdiri dari 2 orang, heh. Yak, daripada saya repot memilih kelompok dan kalian selalu ribut, heh. Jadi saya bagikan kelompok berdasarkan nomor absen, heh. Contohnya dari absen pertama berpasangan dengan absen kedua, Abiyan dengan Adelia, dan begitu seterusnya, heh"

Ekspetasi yang Bu Rina inginkan ternyata salah, murid-murid tetap dengan tradisi ribut mereka dengan alasan lupa nomor absen.

"Eh, Nes, lo nomor absen berapa?" tanya Faraz yang sepertinya bukan sebuah pertanyaan bagi Nessa, melainkan kekerasan karena pundak Nessa yang sedang tertidur ditepuk begitu keras oleh Faraz.

"Ha? anjirr lo Raz, mau bikin gue mati muda?!" balas Nessa yang terkejut sambil mengusap wajahnya.

"Pengennya sih gitu, eh lo nomer absen berapa?"

"32"

"Oh, eh busett gue bareng si ndut Fabia dong? Wah nggak adil nih nggak adil! Pihak pertama dirugikan kalo gini!"

EXACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang