Take Four

176 21 7
                                    

Myungha dan Yeowoon sudah terbiasa tidur satu ranjang. Yeowoon akan selalu menginap jika ada jadwal pagi. Apartemen Myungha yang kecil memiliki satu ruang tidur. Dulunya Yeowoon akan tidur di sofa ruang tamu yang keras dan kecil yang selalu membuat badan Yeowoon bergeretak keesokan harinya. Jika diteruskan seperti itu, Yeowoon akan mengalami sakit pinggang kronis. Butuh waktu cukup lama bagi Myungha membujuk Yeowoon agar dia mau tidur di ranjangnya. Myungha bersumpah dia tidak ada niat apapun. Tujuannya hanya agar Yeowoon bisa beristirahat dengan nyaman.

Myungha menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Seterbiasa apapun, Myungha masih susah tidur saat Yeowoon sedekat ini dengannya. Tujuan Myungha tercapai, Yeowoon beristirahat dengan nyaman sedangkan dirinya? entahlah, tidur sekejap pun rasanya melegakan. Seharusnya dia pikirkan saja dirinya sendiri, mengapa malah dengan sukarela memerangkap diri pada situasi seperti ini?

Myungha melirik Yeowoon yang tertidur nyenyak dengan sebal. Dia benar-benar tidak tertarik padaku, ya? Gerutu myungha dalam hati.

Myungha sungguh-sungguh tidak pernah berniat apapun. Namun, dia ini pria dewasa. Untungnya meski mempunyai pikiran yang tidak-tidak, dia adalah pria dewasa yang waras.

Ada kalanya Myungha bertanya-tanya, bagaimana rasanya berada dalam pelukan Yeowoon. Dadanya yang kekar itu pasti enak untuk bersandar kan? Berada dalam Kungkungan lengannya pasti hangat. Myungha merasa sangat kacau. Ingin rasanya mendengar deru napas dan degup jantung Yeowoon. Mungkin bisa membuatnya tidur nyenyak, mendengarnya layaknya ASMR.

Myungha mengambil napas dalam-dalam. Mencoba menenangkan dan menyadarkan diri. Ruangan Myungha selalu beraroma lavender dari essential oil yang Myungha teteskan kedalam diffusernya. Seharusnya aroma itu membuatnya relaks. Meski begitu aroma lavender tidak menutupi aroma Yeowoon yang khas. Yeowoon jarang menggunakan parfum (Yeowoon tidak begitu mengerti parfum, dia hanya menggunakan parfum yang dibelikan Myungha untuk ulang tahunnya) Yeowoon selalu beraroma menenangkan.  Wanginya lebih memberi efek pada Myungha daripada diffusernya. Apa Myungha teteskan saja sari-sari wangi Yeowoon ke diffusernya?

Myungha merasa sangat kekanakan dan konyol.

Myungha menarik napas, lebih dalam kali ini. mencoba mendekatkan dirinya pada Yeowoon. Kasurnya yang sempit membuat badan mereka sedikit bersentuhan. Satu geser lagi Myungha mungkin sudah berada diatas Yeowoon.

Kali ini Myungha mencium samar-samar aroma shampoo dan sabun Myungha (Yeowoon selalu menggunakan milik Myungha, katanya ingin berhemat). Perasaan Myungha saja atau shampoo dan sabunnya tidak sewangi ini saat dia yang memakainya? Myungha mencoba mencuri satu hirupan lagi dan menyesalinya saat itu juga. Myungha bertingkah seperti orang aneh.

Myungha dengan paksa menutup matanya, semakin malam rasanya pikiran Myungha semakin tidak beres. Bukannya menenangkan sekarang setiap aroma yang dihirupnya membuat pikiran Myungha melalang buana.

Aku harus menjaga kehormatanku, pikir Myungha sambil menghitung domba, mencoba terlelap.

“Tidur!”

Suara Yeowoon yang tiba-tiba menggaung, terdengar sangat keras di ruangan yang sunyi. Myungha berusaha sedemikian rupa untuk tidak melonjak kaget dan berpura-pura tidur.

“Aku bisa denger kamu lagi mikir.”

“Yeowoon kamu harus belajar buat mikirin urusan kamu sendiri, deh.”

“Kayaknya salah satu syarat jadi manager tuh ya ngurusin orang lain.”

Myungha mendengar bunyi kemeresek selimut, sepertinya Yeowoon berbaring menghadapnya kali ini. Untung saja lampu kamarnya mati. Myungha menahan napasnya. Menanti.

And, scene.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang