Myungha yang meringkuk di ranjang kamar tamu Sangwon tak berani melirik ponselnya. Keingintahuannya kalah dengan rasa takutnya untuk mengecek lirisan artikel baru.
Yeowoon dan Sangwon yang selangkah lagi akan menghampirinya dia tahan dengan penolakan halus. Myungha memunggungi mereka mengatakan bahwa dirinya ingin sendiri dengan kebisuan.
Yeowoon dan Sangwon cukup peduli dengannya untuk menghargai keputusannya.
Sayup-sayup Myungha bisa mendengar suara Yeowoon yang berpamitan dan suara Sangwon yang tidak henti menelepon.
Tidak tau berapa lama Myungha menutup diri yang jelas dia sangat haus sekarang dan badannya gemetar karena lapar.
Sangwon mengetuk pintu kamar pelan, membuka pintu tanpa persetujuan Myungha.
“Makan dulu,” perintah Sangwon, terdengar suara nampan yang diletakkan di meja.
Bau bubur abalon yang gurih memenuhi hidung Myungha, perutnya yang kosong berbunyi nyaring mengakhiri kebisuannya. Ingin mengelakpun percuma, Sangwon pasti mendengar juga suara perutnya.
Myungha bangkit dari tidurnya dan bersiap minta maaf, lagi!
“Kalau kamu minta maaf langsung aku cium. “
Myungha langsung menutup mulutnya. Matanya masih belum berani menatap Sangwon.
“Segitunya nggak mau kucium.”
Sangwon bersikap santai sekali seolah namanya tidak baru saja Myungha coreng. Dia benar-benar menjalani hidupnya dengan motto ‘mending tidur'
Myungha menerima semangkok bubur abalon yang diserahkan Sangwon. Sangwon cukup mengenalnya untuk tidak menyuapinya, Sangwon tau Myungha pasti akan menolak.
Bubur abalon ini benar-benar enak, jikapun dia tidak kelaparan lidahnya pasti akan berpesta dimanja seperti ini. Myungha menyuapkan sedikit demi sedikit mencoba untuk tidak terlihat rakus meski sebenarnya dia ingin menghirup semangkok bubur abalon itu dengan cepat.
“Ternyata beneran kesukaan kamu, ya?”
Myungha menelengkan kepalanya ke kiri bertanya.
“Yeowoon yang nyuruh aku beli itu, katanya tiap kamu ada masalah atau sakit cuma itu yang bisa kamu makan.”
Bahkan setelah direpotkan sedemikian rupa Yeowoon masih menjaganya.
“Klarifikasi dari agensiku udah keluar, Yeowoon juga udah setuju. Kamu mau baca?”
Myungha meletakkan sendoknya kembali kedalam mangkok. Rasa bersalah menggerogotinya tanpa aba-aba. Dia merasa malu karena menikmati makanannya sementara Yeowoon mungkin masih di kantor agensi bekerja dengan PR team. Sangwon yang menyadari itu memaksa tangan Myungha untuk menyendok lagi.
“Meski ada masalah jangan ngerasa bersalah karna mencoba buat bertahan hidup. Lanjut makan sambil aku kasih tau.”
Myungha menurut.
“Aku nggak rela ngomong gini tapi managerku meski slengean kerjanya bagus. Dia punya koneksi dimana-mana, salah satunya ya temen-temen media. PR team di agensiku juga gercep kerjanya.” Kata Sangwon, dia membuat dirinya nyaman dengan selonjoran disebelah Myungha,“Kalau dipikir-pikir ini nguntungin tau nggak?” Mata Sangwon memandang ke atas, melihat Myungha yang bersandar di kepala ranjang.
Myungha lagi-lagi hanya bisa memiringkan kepalanya kebingungan.
“Klarifikasinya kurang lebih gini, itu emang foto aku sama kamu, tapi kamu di kantor polisi bukan karena kamu yang buat masalah tapi karna kamu korban dan aku ke sana karna aku orang pertama yang kamu telpon pas kamu ada masalah. Intinya, PR team-ku bikin seolah kita udah sedeket itu. Malahan ini kesannya dapet promo gratisan.” Sangwon terkekeh, “Ngarang bebas, sih, tapi mayan kan? Komentar orang-orang pas ku cek juga pada di pihak kita.”
KAMU SEDANG MEMBACA
And, scene.
FanfictionTae Myungha adalah aktor pendatang baru yang akan membintangi BL drama. Cha Yeowoon seorang manager yang bekerja untuk Myungha. Cheon Sangwon aktor yang akan menjadi partner Myungha dalam drama barunya. Anh Kyunghoon teman masa kecil yeowoon, aktor...