Liburan Ke

185 7 3
                                    

Untuk semua momen yang tak bisa diulang,
yang terjadi sebelum kita berpulang.

Juni 2024

--------------------

Kesya terbangun pagi ini dengan perasaan nervous, ia tidak terlalu bisa tidur nyenyak semalam. Lebih tepatnya karena excited, seperti anak SD yang ingin pergi karya wisata, karena memang agenda hari ini adalah liburan. Kesya akan berlibur sekeluarga, lengkap. Dengan lengkap, maksudnya dengan seluruh kakak-adiknya. Orang tua Kesya telah berpulang beberapa tahun lalu dalam sebuah kecelakaan.

Keluarga Kuswoyo, memiliki lima anak. Inisial anak-anak mereka semua juga diawali dengan huruf K. Waktu kecil, mereka cukup risih dengan fakta itu karena banyak teman-teman yang meledek. Tapi kini, mereka tak ambil pusing. Malah menganggap itu sebuah kebanggaan, Keluarga K. Keluarga Kuat. Begitu kata salah satu dari mereka.

Kemal, Karin, Kiara, Kesya, dan Kaiden. Mereka semua sudah beranjak dewasa sekarang. Kemal sudah menikah dan punya anak, tinggal di Palembang bersama keluarga istrinya. Karin, yang bersikeras tidak mau dipanggil Mbak, sudah sukses mendirikan perusahaan kosmetik di Jakarta. Kiara, seorang dokter anak yang tinggal di Semarang, baru saja menikah. Kesya, menetap di Jogjakarta setelah kuliah desain interior, sekarang bekerja di salah satu kantor arsitek di kota pelajar itu. Dan terakhir, Kai, Si Bungsu yang masih kuliah teknik mesin tingkat akhir di Bandung.

Mereka tumbuh besar bersama di rumah keluarga di Bogor. Kemudian satu demi satu, mereka meninggalkan rumah karena kuliah di kota yang berbeda. Bahkan Karin yang kuliah di Jakarta memilih untuk ngekos dan tidak tinggal bersama keluarga lagi. Bisa dibilang, mereka tidak terlalu dekat semenjak tinggal berjauhan. Namun sejak kecelakaan naas yang merenggut orang tua mereka, mereka sadar bahwa keberadaan satu sama lain sungguh sangat penting.

Karenanya, setahun sekali, K bersaudara selalu mengagendakan liburan bersama. Biasanya Mas Kemal membawa anak dan istrinya, tapi tidak kali ini. Mbak Kiara juga tidak membawa Mas Beno, suaminya yang seorang dokter juga, karena tidak dapat ijin cuti. Jadi, kali ini hanya berlima saja. Original five, kalau kata Karin.

Mereka bergilir memilih destinasi, dan tahun ini, giliran Kesya yang mendapat kesempatan. Ia memilih Pulau Bali karena lansekap indahnya akan apik untuk hobi fotografinya.

Tapi supaya spesial dan tidak mainstream, ia mencoret pantai dari daftar tempat tujuan mereka.

"Orang gila mana ke Bali nggak ke pantai?" sindir Kiara.

"Nggak usah banyak protes, kebanyakan matahari tuh nggak bagus buat kulit lo!" ujar Karin, yang sebenarnya request ke Kesya untuk hal ini. Kesya mengiyakan saja, buatnya tidak penting kemana, yang paling penting berkumpul bersama.

"Semua orang butuh Vitamin D, kali Mb- Kar." balas Kiara.

Mereka belum begitu terbiasa memanggil Karin tanpa 'Mbak'. Sejak kembali dari business trip di Perancis setahun lalu, Karin jadi sedikit nyentrik. Meski dari dulu sudah nyentrik sih. Katanya, "Gue nggak mau dihormatin cuma karena nasib gue yang kebetulan lahir duluan daripada kalian."

Tak ada yang bisa mematahkan argumennya, jadi biarlah.

"So, kita kemana nih?" tanya Kai yang sudah duduk di kemudi mobil.

"Ya, sesuai itinerary, dek. Langsung ke Kintamani." jawab Kemal yang duduk di sebelahnya.

Waktu menunjukkan pukul 16.11. Rencananya nanti, setelah sampai di villa, mereka akan beristirahat sebentar dan kemudian keluar lagi untuk makan malam.

"Eh tunggu, sebelum berangkat, foto dulu yuk." ajak Kesya. Ia mengeluarkan kamera sakunya dan memberinya ke Kemal untuk melakukan swafoto.

"Wah, kamera baru lagi nih." sahut Kai, melihat benda kotak hitam sebesar telapak tangan.

Kepingan NarasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang