06

21 10 3
                                    

Annyeong!!

Apa kabar nihh??
Baik pasti, kalo ga pasti punya masalah 😁

"Katanya hidup berjalan
Dan pasti ada perubahan,
Tapi kenapa hidup ku enggak?"
Vallencia

~~~

"Ya Tuhan, semoga vallen baik baik saja di dalam sana" Batin Alvaro berdoa, kepada yang kuasa.

"Tolong jangan ambil dia Tuhan" Batin Mahen.

"Cittt"

Suara decitan pintu ruangan itu terbuka, menampilkan dokter yang ber name tag 'Zahrani' keluar dari ruangan itu.

Melihat itu, perasaan khawatir terlihat di wajah Mahen dan Alvaro, mereka sangat, panik dan takut.

"Gimana dok? Apa yang terjadi?" Tanya Mahen kepada dokter Zahra dengan wajah yang panik.

"Sudah jangan panik, sekarang vallen sudah sadar dan tinggal tunggu dia siuman" Ujar dokter Zahra membuat wajah yang semula panik menjadi merekah.

"Beneran dok?" Tanya Alvaro tak percaya kepada dokter Zahra, yang di balas anggukan dari sang dokter.

"Terimakasih Tuhan telah membalas doa ku" Batin Mahen, bersyukur kepada sang kuasa.

"Terimakasih Tuhan, setelah ia pulih aku akan menjaga nya dengan baik, dan mengobati semua luka nya" Batin Alvaro berkata kata.

"Yasudah, saya permisi dulu, silakan liat pasien" Pamit dokter Zahra.

Setelah mendengar tutur dokter Zahra, keduanya pun masuk dengan senyum yang tidak pudar dari wajah mereka.

"Lo tau hen, setelah dia pulih gw akan service like a queen dia, dan gw pastikan semua trauma nya hilang" Ujar Alvaro jujur kepada Mahen.

"Gw pegang kata-kata lo Al, kalo dia ada nangis karena lo, gw habisin lo" Ujar Mahen mengancam Alvaro.

"Tenang sama gw jangan ragu jangan bimbang" Jawab Alvaro sombong.

"M-mama, s-sakit,b-bantu v-vallen" Suara terbata bata dari seorang yang sedang tertidur lemah di kasur rumah sakit, membuat pandangan Alvaro dan Mahen menoleh kepadanya.

"Heii, kamu udah sadar len?" Tanya Mahen yang ingin menyadarkan vallen.

Tiba-tiba mata indah berwarna cokelat itu terbuka dengan perlahan, dan mencari cahaya agar masuk, ke indra penglihatan nya.

"K-kalian s-siapa?" Tanya vallen terbata bata, dengan wajah takut.

Heii, jangan takut, kita gak makan orang kok "ujar Alvaro yang mendapat senggolan dari Mahen.

" Jangan takut, kita ga akan sakitin kamu kok, kita cuma mau kamu pulih"ujar Mahen, kepada vallen.

"Gakk!!! Pasti kalian mau bully aku kan?!! Gakk!! Aku gamau di bully lagi!! Pliss jangan bully aku lagi, aku gada rumah" Teriak vallen yang di akhiri dengan suara pelan, dengan mata yang sudah di banjiri air mata, vallen teridam dan termenung.

"Kamu ada masalah, hmm?" Tanya Mahen dengan lembut.

"Aku gapapa kok, cuma aku ga ada rumah" Ujar vallen.

"Jadi kamu tinggal dimana?" Tanya Alvaro dengan polos.

"Si tolol, dia gada rumah bukan berarti rumah tempat tinggal goblok" Ujar Mahen dengan wajah yang tak tertahan.

"Tolol, goblok, sialan, pembawa sial" Cicit vallen, membuat mata Mahen dan Alvaro membesar, mendengar penuturan vallen.

"Heii, kamu kok ngomong gitu, hmm?"Tanya Alvaro dengan lembut.

" Jangan ngomong gitu yahh, itu ga baik "ujar Alvaro dengan lembut.

"Aku tolol, aku goblok, aku pembawa sial" Ucap vallen lagi.

"Heii, kok ngomong gitu lagi sihh" Ujar Alvaro dengan wajah kesal.

"Woii tolol, itu dia namanya trauma sama kata kata itu pea" Ujar Mahen menjelaskan, karena jika Mahen yang menanyakan, Alvaro akan selalu mendahului nya, jadi Mahen hanya mengalah.

"Udah, jangan bilang gitu lagi yahh, kamu itu pintar, cantik, kamu ga pembawa sial, kamu itu membawa damai, jadi jangan gitu lagi, hmm" Ujar Alvaro lembut.

"T-tapi aku memang pembawa sial" Ujar vallen dengan wajah menunduk.

"Siapa yang bilang kalo kamu pembawa sial? Biar aku hajar" Ujar Alvaro untuk menyakinkan vallen.

"Kalian semua pembohong!!" Teriak vallen tiba-tiba, membuat mereka berdua kaget.

"Ehhh, gakk, kita mau jagain kamu cantik, jangan gini dong, kita sedih kalau ngeliat kamu kaya gini" Ujar Mahen, membujuk.

"Kalian boleh ambil semua milik aku, tapi jangan ambil nyawa ku, aku ngga punya teman kecuali diri aku sendiri" Cicit vallen dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

"Iyaa, kita gak akan ambil nyawa kamu, bahkan kita mau jaga kamu" Yakin Alvaro.

"M-mama aku t-takut" Cicit vallen dengan pelan.

"Kamu ngomong apa?" Tanya Mahen dengan lembut, yang hanya di jawab gelengengan.

"Kamu mau ga ke psikolog?" Tanya Mahen lagi.

"Psikolog itu apa?" Tanya vallen kembali.

"Itu kayak dokter yang bantu kamu untuk menghilangkan rasa trauma kamu cantik" Jawab Alvaro.

"Nggak, nanti dia akan ambil nyawa aku" Ujar vallen dengan wajah takut.

"Kok kamu takut?" Tanya Mahen.

"Dulu aku di taruh ke dokter kata papa, tapi papa malah mau bunuh aku" Ujar vallen dengan wajah takut dan di banjiri air mata, membuat mereka berdua kaget.

"Sialan, berani sekali dia, bakal gw balas" Batin Alvaro

"Kurang ajar, beraninya sama anak yang punya trust issues" Batin Mahen.

"Kita gabakal kaya gitu dongg, kamu kan cantik kita, jadi jangan takut yahh, kalo misalnya ada yang macam-macam, atau ngancam kamu, langsung bilang ke kita yahh" Ucap Alvaro dengan wajah yang sangat serius,dan senyuman yang manis.






Gimana?? Seru ga?
Kayaknya makin
Kesini makin freak gasih
Ceritanya?? 🙂
Sorry yahh, sengg.

Btw ada yang mau di sampaikan ke:

Vallen?

Mahen?

Alvaro?

Byee!!👋











VALLENCIA (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang