03

32 10 11
                                    


"Di hidup ini tidak ada yang
Instan, semua butuh proses"
Vallencia

"Kenapa mereka tega sama vallen ya?" Bingung Mahen

"Mereka gatau apa, kalo masalah vallen luka vallen, lebih banyak dari mereka?" Renung ny lagi

"Ya Tuhan, tolong selamatkan vallen, biarkan dia bahagia sejenak di dunia, setelah itu terserah jika kau ingin mengambilnya, tetapi biarkan dia merasakan kebahagiaan di dunia ini" Ujar Mahen sambil berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan agar menyelamatkan vallen

~~~

Suara pintu ruang ICU itu terbuka, membuat Alvaro dan Mahen terbangun karena sudah malam, terlihat dokter keluar dari ruangan tersebut

Dengan cepat Alvaro langsung bangun dan menghampiri dokter itu

"Ada apa dok?" Tanya nya dengan wajah khawatir, "apa ada masalah?" Tanya nya lagi, dokter itu tersenyum ke arah Alvaro

"Tidak ada apa-apa" Ujar dokter itu, membuat Alvaro langsung lega, "sepertinya kita harus sangat bersyukur kepada Tuhan" Lanjut dokter itu lagi membuat Alvaro bingun

"Dengan kuasa ajaib Tuhan yang siapapun tidak ada yang tahu, kini vallen sudah melewati masa koma nya, jadi untuk sekarang kita hanya tinggal tunggu waktu kapan dia sadar" Jelas dokter itu, membuat Alvaro sedikit senang dan sedih

"Jadi sekarang kita bisa memindahkan pasien ke ruang inap" Ujar dokter itu

"Dok, itu nanti sadar nya kapan?" Tanya Alvaro

"Saya tidak tau, bisa saja berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun" Jawab dokter itu, membuat senyum Alvaro menghilang seketika, lalu dokter itu pergi

Setelah itu Mahen pun menghampiri Alvaro, "gimana kata dokternya?" Tanya Mahen, "dokter bilang vallen udah melewati masa koma nya" Ujar Alvaro, membuat Mahen sedikit lega, "tapi kata dokter lagi, vallen tidak tau kapan sadar nya, bisa aja berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun" Jelas Alvaro dengan seksama, membuat bahu Mahen turun lemas

"Ni cindy udah ga bisa di biarin nih Al, kita harus nuntut" Ujar Mahen yang emosi

"Niat gw juga gitu, tapi nanti kalo dia di keluarin dari sekolah gimana?" Tanya Alvaro bingun

"Ya biarlah tolol, kalo emang dia di keluarin ya terserah, berarti itu emang hukuman untuk dia" Balas Mahen yang udah geregetan

"Gamau tau, pokoknya besok ke sekolah, gw langsung nuntut ke kepsek" Final Mahen, yang hanya di angguki Alvaro

~~~

Besok paginya, Alvaro masih berada di RS, sedangkan Mahen tetap kekeuh untuk menuntut cindy

Sesampainya di sekolah, Mahen langsung pergi ke kantor kepsek, untuk menemui kepala sekolah

"Permisi buk, bisa saya masuk?" Ujar Mahen, "silakan nak" Jawab kepsek itu dengan lembut

"Ada apa nak? Apa ada masalah?" Tanya kepsek itu, "begini bu, saya cuma mau menuntut bu" Ujar Mahen dengan santai, yang langsung di tatap dengan tatapan yang bertanya

"Jadi bu, kemarin itu si Vallen di bully sama Cindy dan teman-temannya, terus mereka memukul kepala vallen dengan tongkat baseball, lalu di kabarkan kalau vallen sekarang tengah bertaruh nyawa, karena kata dokter pembuluh darah vallen pecah, dan sekarang dia udah sadar dari koma nya, tapi tidak tahu kapan sadar nya, jadi saya meminta ibu untuk bijaksana dengan masalah ini" Jelas Mahen

"Bagaimana bisa, perasaan ibu Cindy itu anak yang baik dan polos, jadi tidak mungkin dia berbuat hal seperti itu" Jawab kepsek itu

"Jangan pernah percaya dengan cover buk, ingat produk yang cover nya bagus, belum tentu isinya sama seperti cover" Jelas mahen guna menyadarkan kepsek itu

"Suruh cindy dan teman-temannya kesini dan kamu juga" Putus kepsek itu

~~~

Setelah semua berkumpul di ruang kepsek, termasuk mahen juga disana

"Ada bu?" Tanya cindy dengan muka polos "kenapa ibu nyuruh saya dan teman-teman saya kesini?" Tanya nya lagi

"Sok polos, padahal hampir bunuh orang" Batin mahen dengan tatapan jijik

"Apa kamu ada membully vallen?" Tanya bu Hani-kepala sekolah kepada cindy

"Tidak ada bu, ibu tau kan saya tidak pernah melakukan hal begitu, lagian saya juga tidak tahu cara membully" Jelas vallen berbohong, dengan muka polos agar meyakinkan bu Hani agar percaya kepada nya

"Tapi mahen bilang kamu dan teman-temanm mu membully vallen, lalu memukul kepala nya dengan tongkat baseball" Jelas bu Hani, membuat raut wajah cindy menjadi panik

"Kenapa panik gitu? Kan ga bersalah, biasanya muka orang yang panik itu dia yang melakukan" Sindir mahen, melihat wajah cindy yang sudah panik

"M-mana ada gw yang ngelakuin, g-gw aja bisa aja sama dia" Sahur cindy gelagapan

"Huhhh" Helaan nafas dari bu Hani, "terus siapa yang bully vallen?" Ngeluh bu Hani

"Bagaimana kalau kita ngeliat CCTV gudang aja bu, soalnya kata Alvaro vallen di bully di gudang" Final Mahen




Waduhhhh gimana ini
Emang si Cindy ini
Tidak mau honest?

Rameinnn donggg

VALLENCIA (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang