Chapter 13 - Mimpi atau Nyata

90 13 0
                                    

Ide : HyDHO_07
Edit : MzaIlmi25 and HyDHO_07
Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam itu, Solar baru saja begadang menyelesaikan skripsinya. Masih tertinggal setengah dan dia merasa kelelahan. Baru kali ini dia tidur melewati jam sepuluh malam.

Solar : "ya Allah, susah amat nih skripsi, mana dah jam 12 malam lagi"

Solar yang lelah itu akhirnya memilih untuk tidur. Dia mengambil selimutnya dan membaringkan dirinya di kasur dengan harapan dia bisa bangun lebih pagi untuk menyelesaikan skripsinya.

Teman Kami Berubah

Solar : "Thorn?"

Solar melihat keadaan sekitar yang dimana dia melihat Thorn sedang diajak oleh Tri J ke suatu tempat.

Solar : "kemana mereka?"

Solar yang penasaran mencoba menyusuri mereka diam-diam. Solar menelusuri lorong yang begitu panjang. Setalah menelusuri lorong, dia terkejut dengan pemandangan yang tidak biasa. Solar melihat secara langsung Thorn akan dicium oleh salah satu dari Tri J.

Solar : "THORN!"

Solar berteriak dan terbangun dari tidurnya.

Solar : "lah, kok gua dikamar?"

Author Z : "kirain nyata cok"

Author H : "awikwok"

Solar : "ternyata tadi itu mimpi, tapi kok nyata ya.."

Solar pusing tujuh keliling saat itu. Baru kali ini dia merasakan mimpi yang nyata. Ditambah, Thorn juga berada di mimpinya.

Solar : "dah jam berapa?"

Solar melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul lima.

Solar : "ugh, gua sholat dulu lah"

Teman Kami Berubah

Singkat cerita, Solar sedang berada di kampusnya untuk sosialisasi Jurusan Perpajakan. Biasa, dia membantu beberapa Maba untuk perkenalan dan denah kampus perpajakan.

Solar : "jadi gais, disini gedung kelas Jurusan Perpajakan! Kalian semua paham?"

Maba : "paham!"

Solar : "bagus, kalian semua boleh beristirahat dan kembali nanti siang!"

Solar pun pergi menemukan teman-teman yang lainnya.

Gempa : "gimana Lar? Aman kan?"

Solar : "aman kok, btw Thorn jadi panitia ga ze?"

Blaze : "Thorn? Ga deh.. Soalnya dia tiba-tiba izin ga bisa datang"

Solar : "loh? Gak lu tanya gitu?"

Blaze : "malas nanya, lagian juga dia pasti lagi sakit atau gimana itu.."

Solar cukup curiga dengan Thorn saat itu. Bagaimana tidak? Dia mengalami mimpi tentang Thorn dan sekarang Thorn tidak bisa datang ke kampus. Karena itu, Solar berencana ingin menelepon atau bertemu Thorn nantinya.

Teman Kami Berubah

Singkat cerita, Solar berjalan kaki pulang dari kampus sore itu. Dia berencana untuk menemui Thorn sore itu.

Solar : "gua harus cepat-cepat temuin dia"

Baru aja mempercepat langkah, ponsel Solar berdering. Solar melihat telepon yang ternyata itu adalah telepon dari Thorn. Solar pun mengangkatnya.

Solar : "Assalamu'alaikum"

Thorn : "waalaikumsalam! Solar... Gua mau kasih satu pesan buat lo"

Solar : "kenapa? Ada apa? Apa yang terjadi pada elo?"

Thorn : "ga usah tahu, aku ingin menyampaikan pesanku... tolong aku dan sampaikan salam ku pada Gempa, Taufan, dan Blaze ya"

Solar : "maksud lu? Tho-"

Belum selesai kata-katanya, Thorn menutup teleponnya. Solar langsung merinding dan mengeluarkan keringat dingin.

Solar : "ada apa yang terjadi pada Thorn!"

Solar langsung kembali ke kosan untuk memberikan pesan kepada teman-teman yang lainnya.

Sesampainya di kosan, Solar memberikan pesan melalu chat dengan kata "aku akan kembali - Solar Ganteng"

Author Z : "sempat-sempatnya narsis"

Author H : "ciri khas Solar✨Narsis✨

Teman Kami Berubah

Malam itu, Solar langsung mengecek tempat posisi yang tepat.

Solar : "keknya dekat sini deh, tapi ini sepertinya tidak akan berhasil"

Solar mencoba bersembunyi di sebalik semak. Solar pun mengintai keadaan sekitar. Tiba-tiba, dia tertegun dengan keberadaan Thorn dan Tri J di sana.

Solar : "loh? Sama seperti di mimpi.."

Solar mulai meragukan sesuatu. Solar pun mulai membuntuti mereka dengan diam-diam.

Singkat cerita, Solar sampai ditempat mereka berhenti. Solar melihat adanya lorong di sana.

Solar : "apakah ini nyata? Bukan mimpi kan? Gua bermimpi seperti ini kemarin malam"

Solat mulai memantapkan niatnya untuk menelusuri lorong itu. Perjalanannya di lorong itu mengingatkannya pada Thorn yang berjalan-jalan masuk gua bersamanya.

Solar : "rasanya, jika waktu bisa diputar, mungkin aku bisa melarang diriku untuk memukulnya"

Solar merenungkan sikapnya. Dia merasa sangat bersalah sampai detik ini. Solar membayangkan kedepresian Thorn ketika dipukul olehnya.

Kemudian, Solar sampai di akhir lorong. Dengan siaga, dia mengintai keadaan sekitar.

Solar : "ternyata benar firasatku, mimpiku adalah kenyataannya"

Solar seketika kaget dengan pandangan di depannya.

Solar : (APA! BENAR DUGAANKU!)

Apa yang terjadi pada Thorn dan Solar?

Teman Kamu Berubah

TBC

[Season 1] Teman Kami Berubah (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang