Right For Me (2)

387 37 15
                                    

Pindah kerja sebenarnya merupakan hal yang lazim bagi kita semua, namun kadang alasan dibalik kepindahan itu yang membuat sedih. Seperti halnya dengan Jaehan, memutuskan untuk pindah pekerjaan dari Perusahaan Song menuju Perusahaan Shin.

Kepindahan nya ke Perusahaan Shin ini merupakan dampak dari berakhirnya hubungan antara Kim Jaehan dan juga mantan tunangannya, Song Hangyeom. Perpisahan mereka mengakibatkan putusnya kontrak antara dua perusahaan Kim dan perusahaan Song.

Dulu, Jaehan bisa dengan mudah masuk kedalam lingkup perusahaan song dikarenakan adanya hubungan antara keduanya. Namun, sejak kandasnya hubungan mereka Jaehan pun juga berakhir meniti karir di perusahaan tersebut.

Kini ia harus memulai segalanya dari bawah, menjadi pegawai biasa yang masuk tanpa adanya hubungan dengan orang dalam. Jaehan benar-benar harus menggunakan skill dan keberuntungan yang ia miliki.



•right for me•



Gedung besar dengan tinggi yang menjulang itu menjadi tempat perhentian Jaehan kini. Suatu Perusahaan yang bisa dibilang bahkan lebih besar daripada Perusahaan Song, dimana tempat ini masuk kedalam jajaran Perusahaan-perusahaan terkenal di Korea Selatan.

Dengan tekadnya yang bulat, langkahnya mantap berjalan menuju bagian personalia untuk menanyakan tempat nya bekerja dan hal-hal terkait.

Selayaknya kantor perusahaan pada umumnya, banyak karyawan berlalu-lalang, terlebih ini hari Senin. Entah itu hanya mengobrol dengan teman sejawatnya atau dengan ponsel menempel ditelinga pertanda sedang melakukan pekerjaannya.

Jaehan menuju lift, karena bagian personalia terdapat di lantai 20. Dalam perjalanannya mencari lift, Jaehan mengamati banyak sekali perbedaan antara Perusahaan Song dan Perusahaan Shin ini. Karyawan disini nampak begitu profesional, berbeda dengan Perusahaan Song yang cenderung lebih santai.

Sepertinya memang Jaehan harus bekerja keras untuk bisa bertahan disini nantinya. Masuk sebagai karyawan biasa yang mengandalkan skill yang ia miliki tanpa adanya campur tangan dari orang dalam.






Setelah 10 menit berjalan, akhirnya Jaehan melihat ada dua pintu lift yang keduanya masih tertutup. Jaehan asumsikan jika lift yg sedang di kerumuni banyak orang itu adalah lift karyawan biasa, sedangkan lift yang sepi merupakan lift khusus untuk petinggi dan atasan.

Di depan lift yang masih tertutup, Jaehan ikut mengantri untuk bisa menaiki nya. Masih ada waktu 10 menit dari waktu yang dijanjikan. Tepat di sebelah Jaehan, seorang karyawan perempuan sedang membawa es kopi di tangan kiri nya, sedangkan di tangan kanannya dia sedang memainkan ponsel.

Jaehan hanya melihatnya sekilas, kemudian menatap ke pintu lift yg sedang tertutup itu. Entah apa yang ia pikirkan, tapi sekilas nampak sedikit melamun dan tidak peduli dengan sekitarnya. Ya, memang dasarnya Jaehan itu adalah orang yang cukup susah untuk bersosialisasi.

Jaehan terlalu larut dalam dunianya sendiri, dan mengabaikan keriuhan di sekitarnya.

Getaran ponsel dari saku celananya mengagetkan Jaehan, sehingga dengan segera ia memasukkan tangan nya kedalam saku. Gerakannya terlalu terburu-buru dan seperti orang panik, sehingga tanpa sadar sikunya menyenggol tangan karyawan perempuan disampingnya tadi dan menyebabkan es kopi yang dibawa nya tumpah mengenai pakaian Jaehan.

"Ashhhh..." Ringis Jaehan ketika merasakan dinginnya ice americano mengenai baju dan menembus langsung ke kulitnya.

Dari arah belakang, CEO Perusahaan Shin beserta sekretaris nya berjalan menuju lift khusus atasan.

Right For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang