Warning‼️
Tulisan dengan font bold italic menunjukkan masa lampau (flashback)
Wajib vote sebelum membaca ‼️Hangyeom tengah berdiri di depan lemari pakaiannya, matanya dengan teliti memilih pakaian, dari kemeja satu ke kemeja lainnya. Pandangannya jatuh kepada kemeja biru muda dengan tag brand di sakunya.
Setelah mendapatkan kemeja yang ia mau, kemudian ia memilih dasi yang sesuai dengan tampilan nya kali ini. Tangannya mengambang diantara banyaknya dasi-dasi yang terpajang di lemarinya, hingga pada saat jarinya menyentuh sebuah dasi berwarna navy dengan garis-garis halus, ia terdiam.
"Selamat Ulang Tahun Gyeomiee.. Ayo tiup lilin dulu. Jangan lupa untuk berdo'a sebelum meniupnya." Jaehan muncul dari balik pintu ruang kerja miliknya. Senyum Jaehan merekah sambil memegang box dengan kue ulangtahun diatasnya. Lilin-lilin kecil yang tertancap di kue menyala dengan indahnya, menanti untuk ditiup oleh yang berulangtahun.
Hangyeom menyatukan kedua tangannya dan memejamkan matanya sejenak, sebelum akhirnya ia meniup api yang bergoyang-goyang diatas lilin.
"Yeayyy..."
"Sebentar, bisa bawakan kuenya?" Jaehan memberi isyarat untuk membantunya. Segera saja Hangyeom mengambil alih untuk memegang box kue tersebut, sembari menunggu apa yang akan dilakukan oleh Jaehan.Tak lama kemudian, Jaehan keluar dan membawakan kamera dan juga paper bag di tangannya. Ia mengarahkan kameranya kepada Hangyeom yang sedang memegang kue ulangtahun miliknya. Reflek Hangyeom segera berpose sambil tersenyum mengangkat kue ditangannya, sementara Jaehan segera mengabadikan momen tersebut dalam jepretan sebuah kamera.
Puas dengan hasil jepretannya, Jaehan segera mengambil alih box kue ditangan Hangyeom dan meletakkan nya di meja terdekat.
Melihat Jaehan yang seperti kerepotan, Hangyeom mencoba membuka suara nya "Jaehanie.. kau tak perlu melakukan ini-."
Belum selesai bicara, namun tubuhnya sudah dipeluk oleh tubuh ramping Jaehan.
"Selamat ulangtahun, terimakasih telah lahir." Bisik Jaehan di telinga Hangyeom, kemudian ia memberikan jarak pada tubuh mereka tanpa melepaskan pelukannya.
"Terimakasih karena sudah hadir, Aku mencintaimu." Ujar Jaehan lembut diakhiri dengan kecupan manis dibibir Hangyeom. Hanya sebuah kecupan.
Hangyeom lah yang pertama kali melepaskan kecupan itu, belum juga ia membuka mulut untuk bicara, namun tangan Jaehan sudah memberikan kado yang sedari tadi ia pegang.
"Apa ini?"
"Hadiah.. Maaf Aku tidak pandai memilih hadiah, semoga kau suka." Ujar Jaehan diakhiri dengan ringisan malu.
Lantas, Hangyeom membuka hadiah tersebut dan menemukan sebuah kotak dengan logo brand ternama. Ia membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah dasi berwarna navy dengan corak yang sederhana namun terlihat mewah.
Lidahnya kelu, bukan masalah harga dari barangnya, namun yang membuat Hangyeom terharu adalah bagaimana Jaehan mengerti warna dan motif yang ia sukai.
Pelukan pun terjadi lagi diantara mereka berdua, diringi kekehan geli dari Jaehan. Kali ini Hangyeom lah yang menarik Jaehan dalam pelukan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right For Me
RomanceApa yang tidak bisa dipaksakan di dunia ini? Ya, cinta. Tak peduli bahwa mereka sudah menjalani hari-hari bersama selama lima tahun. Nyatanya, Jaehan tak pernah benar-benar diinginkan.