Di jam makan siang, kebanyakan karyawan memilih untuk makan di kantin perusahaan untuk menghemat biaya makan mereka. Sebagian lagi memilih keluar untuk mencari restoran atau tempat makan lain yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Seperti halnya anggota tim divisi pemasaran ini, mereka telah mendapatkan sasaran empuk yang mentraktir makan siang mereka kali ini.
Jaehan, sebagai anggota yang terakhir memasuki ruangan divisi pemasaran menjadi korban mereka.
Dan disinilah mereka berada, di sebuah rumah makan yang menyediakan menu masakan rumahan khas Korea. Hidangan-hidangan yang mereka pesan sudah tersaji dihadapan mereka, uap panasnya mengepul membuat perut kelima orang itu semakin keroncongan.
Mata Junghoon dan yang lain berkilat senang, kapan lagi mereka bisa makan enak tanpa harus merogoh kocek?
"Selamat makan!!!"
Teriakan Junghoon yang begitu keras membuat mereka semakin bersemangat untuk menyantap hidangan di hadapannya. Serentak mengambil sendok dan sumpit, ke empat lainnya ikut berteriak, kecuali Jaehan.
"SELAMAT MAKAN!"
Mereka makan dengan lahap, membuat Jaehan tidak menyesal mengeluarkan uang lebih untuk mentraktir mereka. Senyuman mereka membuat senyum di bibir Jaehan juga mengembang.
Setelah kegiatan makan siang mereka selesai, semuanya kembali ke Perusahaan dengan raut gembira, yang sayangnya tak bertahan lama karena Taedong sudah menyuruh mereka untuk segera melakukan rapat divisi.
Rapat yang hanya dihadiri oleh tim divisi pemasaran itu dilakukan di ruangan kerja mereka. Sebagai seorang atasan, Taedong mulai membagi tugas kepada siapa-siapa saja anggota tim nya, dari tahap awal hingga peluncuran nanti.
Perusahaan Shin adalah perusahaan yang bekerja di bidang aplikasi, dan dari rapat yang dilakukan kemarin telah ditentukan jika target dari divisi pemasaran adalah tentang peluncuran aplikasi jasa kirim makanan.
Tentu saja hal ini bukanlah hal mudah, mereka bahkan belum pernah melakukannya. Banyak detail-detail kecil yang perlu diperhatikan, dan itu yang membuat Taedong ketar-ketir menatap rekan kerjanya. Taedong berharap semua anggotanya itu bisa saling bekerjasama dan meringankan tugas satu sama lain.
Kebetulan Jaehan mendapatkan tugas untuk melakukan uji coba kelayakan aplikasi. Dengan segala keterbatasan pengetahuan tentang pemasaran yang dilakukan, Jaehan harus berusaha semaksimal mungkin.
Sesuai instruksi dari Taedong yang mengatakan bahwa deadline mereka hanya satu minggu dari sekarang. Jadi, dengan terpaksa, Sebin, Xen, Jehyun, Junghoon dan Jaehan banyak menghabiskan waktu sampai malam di kantor.
Tak jarang pula sebagian pekerjaan mereka dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk memenuhi deadline yang semakin mepet.
•right for me•
Taedong menghela napasnya, lelah. Dirinya hampir tidak bisa menemukan kata-kata yang sesuai untuk segala kinerja Jaehan.
Pasalnya seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Jaehan, hampir tidak ada yang beres.
"Jaehan-ssi, apa kau mengalami kesulitan atas tugas ini?"
Suara Taedong menyapa telinga Jaehan, anggukan samar ia berikan untuk menjawab pertanyaan dari atasannya itu.
Wajah Jaehan menunjukan raut cemas, khawatir, dan takut. Tangannya saling meremas satu sama lain, menyalurkan rasa gugupnya.
Helaan napas panjang lagi-lagi Taedong hembuskan, "Ya sudah, setelah ini serahkan tugas ini pada Jehyun. Tugasmu, sekarang membantu mereka dalam mencetak dan menggandakan dokumen, kau bisa bukan, Jaehan-ssi?" Dengan kata itu, Taedong menyerahkan hasil kerja milik Jaehan dan kembali sibuk dengan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right For Me
RomanceApa yang tidak bisa dipaksakan di dunia ini? Ya, cinta. Tak peduli bahwa mereka sudah menjalani hari-hari bersama selama lima tahun. Nyatanya, Jaehan tak pernah benar-benar diinginkan.