Warning‼️
Tulisan dengan font bold italic menunjukkan masa lampau (flashback)
Wajib vote sebelum membaca ‼️Disebuah restoran western dengan nuansa klasik, Jaehan sedang menunggu kolega Ayahnya. Ia tidak sendiri, tentu bersama Sang Ayah, Kim Junmyeon. Jaehan sangat jarang untuk di ikutkan dengan hal yang berbau dengan bisnis, namun entah kenapa kali ini Ayah mengajaknya untuk bertemu dengan kolega bisnis nya.
Di ruangan privat yang memang telah mereka pesan, tak lama terdengar suara pintu terbuka dan muncullah sosok Pria baya jangkung di ikuti oleh Pria muda di belakangnya.
Junmyeon berdiri dan menyambut kedua orang tersebut, "Selamat datang, Chanyeol-ssi."
"Tidak perlu seperti itu Junmyeon Hyung, Aku tetap temanmu."
Junmyeon hanya tertawa dan mengisyaratkan mereka untuk duduk di kursi yang telah di sediakan.
"Ah, perkenalkan ini Putra ku Hangyeom. Aku membawanya sekalian agar Ia juga belajar." Ujar Chanyeol sambil menepuk pelan pundak Pria muda disampingnya.
Pria yang dimaksud itu melemparkan senyuman sopan kepada Junmyeon dan juga Jaehan.
Perbincangan terus berlangsung hingga merembet kearah pekerjaan dan lain sebagainya. Junmyeon juga mengutarakan keinginannya untuk menjalin kerjasama dengan Perusahaan Song, dan berharap mendapatkan suntikan dana untuk Perusahaan Kim. Sesuai dengan kesepakatan yang mereka bicarakan beberapa hari yang lalu, tentang tawaran Chanyeol.
Kedua Pria baya itu terus berdiskusi, kadang juga meminta pendapat dari Jaehan dan juga Hangyeom selaku pewaris utama dari masing-masing perusahaan.
Raut bosan Jaehan sangat mudah terbaca, meskipun sedari tadi ia hanya menunjukkan wajah tanpa ekspresi, namun helaan napas yang ia keluarkan menunjukkan jika ia sudah sangat bosan dengan situasi.
Ponsel Jaehan yang diletakkan di atas meja bergetar beberapa kali, pesan masuk.
Jaehan memberi isyarat pada Ayahnya untuk mendekat dan berbisik. "Ayah, Aku tadi sudah memiliki janji dengan Hyukie untuk mengantarkan dia ke Universitas nya."
"Ah, baiklah." Junmyeon menganggukkan kepalanya, mengiyakan permintaan Putra nya untuk pamit.
"Um, maaf Tuan Song, sepertinya Aku harus segera pergi karena satu dan lain hal."
Chanyeol menoleh, menatap Jaehan dengan kedua mata nya yang berbinar cerah. Senyumnya mengembang, dengan gigi putih yang ia tampakkan. Ia menyuruh Jaehan untuk agak mendekat. "Jangan panggil Tuan. Panggil Paman Chanyeol. Oke, Jaehanie? Dan bertemanlah dengan Hangyeom. Kalian hanya berbeda satu tahun. Aku akan sangat senang jika Hangyeom mempunyai teman cantik seperti mu"
Jaehan tersenyum sopan menanggapi ucapan yang dilontarkan Chanyeol, anggukan kecil ia berikan sebagai isyarat menyetujui tawaran Pria baya itu. Setelah membungkukkan badannya, Jaehan segera mengambil ponselnya dan pergi dari ruangan tersebut menuju kepada Hyuk yang telah menunggu di depan.
Setelah kepergian Jaehan, Hangyeom menjadi semakin bosan. Kedua Pria baya di hadapannya sedang fokus dengan diskusi mereka, sedangkan Ia hanya mendengarkan tanpa minat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right For Me
RomanceApa yang tidak bisa dipaksakan di dunia ini? Ya, cinta. Tak peduli bahwa mereka sudah menjalani hari-hari bersama selama lima tahun. Nyatanya, Jaehan tak pernah benar-benar diinginkan.