Right For Me (16)

177 41 26
                                    

Wajib vote sebelum membaca ‼️




Setelah kejadian pagi tadi di lift, Jaehan melakukan pekerjaannya dengan kikuk, punggungnya serasa dilubangi karena setiap pergerakan nya seperti di awasi oleh rekan-rekannya yang berada dalam satu ruangan.

Tidak hanya Junghoon, namun rekan-rekan yang lain pun juga melakukan hal yang sama. Berterima kasihlah pada mulut ember Jehyun yang tidak sengaja mendengar percakapan Jaehan dan Junghoon pagi ini sehingga dengan heboh memberitahukan kepada seluruh divisi pemasaran jika Jaehan pulang dengan CEO mereka.

Tandai itu, Pulang bersama CEO mereka.

Yang notabene adalah manusia yang paling tidak banyak interaksi dengan karyawan kecuali dalam urusan pekerjaan. Memang CEO mereka itu terhitung ramah dan tidak tinggi hati, namun tetap saja hal itu mengundang tanda tanya yang besar di benak mereka.

"Hyung, jujur saja. Benar kau pulang dengan Tuan Shin semalam?" Tanya Xen memecah keheningan. Mulutnya sudah terasa gatal untuk menanyakan hal tersebut sedari tadi.

Jaehan memejamkan mata sambil meringis kecil, "Iya.." kepalanya mengangguk kecil, ia masih menyembunyikan pandangan dari seluruh rekannya.

Jehyun melebar kan matanya dan berteriak memberikan reaksi "WOAAAAA..."

CTAKKK...

"YAKKK..."

Jawaban Jaehan mendapatkan reaksi yang bermacam-macam dari rekan kerja nya. Yang paling heboh Jehyun tentunya, dan langsung disambut jitakan mesra dari Xen pada keningnya karena terlalu berisik.

Junghoon hanya melemparkan tatapan malas ke dua oknum tersebut, ia memilih untuk menggali informasi lebih dalam lagi pada Jaehan. "Ah, Ku dengar dari Tuan Shin tadi, ia menyelamatkanmu dari perampokan. Jadi semalam saat aku meninggalkanmu, kau hampir di rampok Hyung? Benarkah?"

Semua yang di dalam ruangan melebar kan matanya, terkejut. Terlebih anggukan Jaehan sudah cukup mewakili jawaban dari pertanyaan Junghoon tadi.

Dengan perlahan Jaehan menceritakan kronologi kejadian dimana ia hampir dirampok itu, sorot mata takut dan sedih juga tak luput dari raut Jaehan. Ini pertama kalinya ia menaiki Bus, namun justru ia hampir celaka jika Tuan Shin tidak datang di waktu yang tepat.

Tentu Jaehan tidak menceritakan semuanya secara detail, ia tidak mau menjadi bulan-bulanan karena diperlakukan lembut oleh CEO mereka.

Sembari mendengarkan Jaehan bercerita, Sebin yang berdiri dengan posisi tangan bersedekap di dada itu mengamati Jaehan mulai dari ujung kepala hingga kaki.

"Pantas saja hampir di rampok, mulai dari ujung kepala sampai kaki saja penuh dengan barang branded." Gumam Sebin yang untungnya tidak terdengar oleh yang lainnya.





•right for me•




Ruang kerja milik Hyuk sangat berisik kali ini, baik telepon perusahaan maupun ponsel pribadi milik Hyuk tidak berhenti berdering sejak tadi. Berbagai surat pemutusan kontrak kerjasama baik melalui fax maupun email juga tak henti-henti nya ia dapatkan. Tidak hanya itu, laporan resign dari beberapa pegawai nya juga terus berdatangan silih berganti.

Kondisi seperti ini sangat membuat Hyuk semakin terpuruk, ia membutuhkan sebuah support, sebuah dorongan agar ia tidak dengan mudah jatuh dan membuat semuanya berakhir dengan mudah. Jujur ia ingin menyerah dengan keadaan, tapi mengingat bukan hanya Perusahaan Yang namun juga Perusahaan Kim juga akan terkena imbasnya, ia memilih untuk bertahan.

Sebagai seorang Pimpinan, Hyuk tidak bisa menunjukkan kelemahannya kali ini di hadapan para bawahannya. Beberapa dari mereka sudah hengkang saat mendengar rumor prediksi kebangkrutan Perusahaan Yang dan memilih untuk mencari kerja di tempat lain.

Right For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang