Mungkin jika ini sebuah drama atau animasi, bisa digambarkan kelopak bunga sakura yang berguguran serta aura merah muda penuh kehangatan menyelimuti ruangan milik Tuan Muda Shin ini.
Pandangan Yechan mengarah kepada Jaehan yang sekarang berdiri didepan lift khusus atasan, bisa Yechan dapati jika kedua bola mata indah itu sedikit bergetar terkejut. tak hanya itu, tangan yang bergetar juga meremas celana nya sendiri. Yechan dapat menangkap rona merah muda di kedua pipi gembilnya, sebelum akhirnya ia membungkuk dalam-dalam.
"Maafkan aku karena terlambat, Tuan Shin."
Tergesa menggeser langkahnya, hingga Yechan mendengar suara benda tumpul yang beradu, dan gumaman penuh kekesalan "Siapa yang meletakkan pintu ini disini?"
Sesekali Yechan terkikik geli dan tersenyum entah pada siapa, karena memang hanya dia yang berada didalam ruang kerjanya.
"Astaga, kenapa dia bisa semenggemaskan itu?" Ibu jarinya digigit pelan.
Yechan tak kuasa menahan rasa gemas yang membuncah mengingat kejadian pagi tadi, tepatnya kejadian di lift. Sesekali Yechan menggumamkan kalimat penuh ujaran kegemasan terhadap makhluk yang baru beberapa hari belakangan ini membuat nya merasakan hal aneh.
Mendengar pintu ruangannya dibuka, Yechan sontak merubah rautnya tadi menjadi datar dan minim akan ekspresi kembali.
"Tuan Shin, semua kepala divisi sudah siap untuk meeting hari ini." Hwichan berdiri dibalik pintu dengan beberapa kepala divisi yang ikut serta dibelakangnya. Mengerti akan isyarat yang diberikan oleh sekretaris nya itu, tanpa sepatah katapun, Yechan berdiri dan berjalan menuju ruangan meeting di ikuti oleh Hwichan dan yang lain dibelakangnya.
Di ruangan yang luasnya kurang lebih sama dengan ruangan Yechan, aula meeting sekarang terisi oleh seluruh kepala divisi yang sudah duduk menempati posisinya masing-masing.
Yechan meraih kursi yang berada diujung meja, dengan tujuan agar dapat mengontrol meeting dengan mudah. Pandangan nya mengobservasi seluruh bawahannya yang kiranya berperan penting dalam meeting kali ini, mengamati siapa saja yang belum hadir.
Dari arah luar ruangan meeting tersebut, terdengar suara langkah buru-buru milik seseorang. Dinding yang terbuat dari kaca membuat yang ada didalam ruang meeting dapat dengan mudah melihat siapa yang sedang berada di luar ruangan tersebut.
Taedong yang melihat bahwa bawahan dari divisinya itu terlambat memejamkan mata dan menghela napas sejenak. "Kecerobohan apalagi yang di buat olehnya." gumamnya tanpa dapat terdengar oleh orang lain.
Tim divisi pemasaran yang sudah duduk di sebelah Taedong pun hanya bisa meringis melihat keterlambatan salah satu anggotanya itu.
Jaehan memasuki ruangan meeting dengan canggung. menjadi anggota terakhir dari divisi pemasaran yang memasuki ruangan, membuatnya merasakan sedikit malu. Tanpa membuat rekan mereka merasa lebih malu, Sebin, Xen, Jehyun, dan Junghoon memberikan senyuman teduh untuk menenangkan Jaehan.
"Tidak apa-apa, Tuan Shin juga baru saja memasuki ruangan ini." bisik Sebin saat Jaehan mengambil posisi duduk disampingnya.
Meeting mengenai project baru mereka berjalan dengan lancar. Hampir semua divisi menyetujui project yang dibuat oleh divisi pemasaran itu, meskipun ada sedikit bayangan jika project ini akan sulit dilakukan. Tapi mereka semua percaya jika project ini akan memiliki profit yang banyak jika berhasil melakukannya.
Sebagai pimpinan perusahaan, Yechan cukup puas dengan hasil meeting kali ini. Meskipun fokusnya sedari tadi bukanlah bagaimana meeting ini berjalan, namun pada salah satu pemuda yang begitu fokus dengan meeting ini. Yechan baru sadar jika ini meeting pertama nya, padahal baru dua hari ia bekerja disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right For Me
RomanceApa yang tidak bisa dipaksakan di dunia ini? Ya, cinta. Tak peduli bahwa mereka sudah menjalani hari-hari bersama selama lima tahun. Nyatanya, Jaehan tak pernah benar-benar diinginkan.