Right For Me (12)

177 32 22
                                    

Hyuk mengepalkan kedua tangan di hadapannya. Meja yang menjadi tumpuan sikunya itu penuh dengan kertas yang lusuh, bahkan sebagian sudah diremat habis.

Tender bernilai ratusan juta gagal ia dapatkan, sebaliknya nama baik Perusahaan Yang kini ia pertaruhkan. Salah langkah memilih partner, maka hilang sudah perusahaan yang dirintis oleh Ayahnya selama ini.

Beberapa perusahaan kerabat yang ia mintai tolong untuk hal ini, menolaknya mentah-mentah. Ia sudah tidak bisa meminta tolong pada Perusahaan Kim, karena perusahaan tersebut juga masih belum dalam kondisi yang stabil.

Bunyi pintu dibuka, mengalihkan atensi nya. Disana berdiri Sekretaris pribadi nya dengan membawa map yang ia sudah bisa prediksi apa isinya.

"Maaf Tuan Yang, Perusahaan Lee juga menolak bekerjasama dengan perusahaan kita." Bersamaan dengan itu, ia meletakkan map di meja Yang Hyuk.

"Lalu bagaimana dengan Perusahaan Park?"

Gelengan dari Sekretaris nya itu menjadi jawaban bagi Hyuk. Pening.

Kepalanya sekarang semakin berat memikirkan kondisi Perusahaan Yang untuk kedepannya. "Kau boleh keluar, Terimakasih."

Setelah membungkuk singkat, Sekretaris nya pergi dan meninggalkan Hyuk sendirian di ruangannya. Sesekali ia mengusak kasar wajahnya. Padahal sebelum ini kondisi Perusahaan Yang masih terbilang stabil, namun hanya karena satu kesalahan karyawannya membuat ia kehilangan project ratusan juta won.

Ponsel di mejanya berdering, terdapat nama Ayahnya di kontak penelpon. Dengan pelan ia hembuskan napas mengatur emosinya. "Ya, Ayah?"

Dahi Hyuk sempat mengerut bingung, mendengar penjelasan dari Ayahnya itu, namun ia mencoba mendengarkannya sampai akhir. Barangkali Ayahnya ini mempunyai jalan keluar untuk permasalahan perusahaan yang ia hadapi sekarang.









•right for me•







"Jadi, Jaehan-ssi, menurutmu, apa yang dimaksud dengan Aplikasi Kencan atau Dating Apps itu sendiri?"

Pertanyaan dari Tuan Shin terus terngiang-ngiang didalam kepala Jaehan. Jaehan tau apa itu Dating Apps, tapi dia sendiri belum pernah menggunakan aplikasi sejenis itu. Ia juga kebingungan menjawab pertanyaan yang dimaksud oleh Tuan Shin, bukankah sebelumnya ia sudah pernah menjelaskan.

Stylus pen yang sedari tadi ia pegang, ia letakkan, sedikit dibanting lebih tepatnya. Kepalanya ia letakkan di meja sambil menoleh ke kanan, tepat dimana Junghoon sedang berkutat dengan pekerjaannya.

"Junghoon-ssi, menurut Junghoon-ssi Dating Apps itu apa?" Yang ditanyai sontak menoleh, alis kanannya menaik, mendadak bingung dengan pertanyaan random dari Jaehan.

"Ah, tidak. Sudah lupakan saja, maafkan aku mengganggu pekerjaan mu." Setelah mengucapkannya Jaehan membalik arah kepalanya menjadi ke arah kiri.

"Hah?"

Bibir Junghoon menganga, dibandingkan kesal, kini Junghoon justru bingung dengan tingkah rekannya ini. Bisa-bisanya dia bertanya hal random, lalu mengalihkannya dengan mudahnya.

Junghoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu seraya bergumam, "Uh, kau membuatku bingung, Hyung. Oh, maaf, maksudku Jaehan-ssi." Junghoon menunduk. Merasa tidak sopan pada pria dengan umur jauh di atas nya itu.

Tapi, tiba-tiba saja ide kecil muncul, lalu Junghoon  menjetikkan jari, dengan kedua mata cantiknya yang berbinar. Ia menoleh sepenuhnya pada Jaehan. "Apa Jaehan-ssi tidak keberatan jika ku panggil Hyung? Sepertinya Jaehan Hyung terdengar lebih akrab."

Right For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang