Happy Reading, sorry for typo.
Tiba di Jakarta, aku mendapati kabar jika kabar perceraian Wisnu dan Indah sudah terbongkar publik. Tak hanya itu saja, kabar perselingkuhan mereka juga beredar luas.
Karena berita menggegerkan itu, Sakha harus langsung ke kantor untuk mengurus masalah yang di sebabkan skandal Wisnu. Yang aku dengar, saham Prama tekstil merosot karena kabar perselingkuhan Wisnu.
Saat kami tiba di bandara Soetta, asisten Sakha sudah menanti kami untuk menjemput Sakha langsung ke kantor. Padahal kami baru saja melakukan perjalanan selama sepuluh jam di udara, tapi Sakha harus langsung berkutat dengan pekerjaan tanpa istirahat lebih dulu. Aku semakin tak suka dengan Wisnu.
Aku pulang dengan supir pribadi Sakha, sementara Sakha ke kantor bersama asisten pribadinya.
Tiba di rumah, aku merasa hampa. Padahal kami sudah cukup bersenang-senang di Osaka di sela pekerjaan kami, tapi perasaan senang itu tak sampai setelah kami pulang, seolah rasa bahagia kami masih tertinggal di Osaka.
Penerbangan kami tadi adalah jam empat pagi waktu Osaka, kami tiba di Jakarta pada jam dua belas siang karena perbedaan waktu Indonesia dan Osaka adalah dua jam.
Karena di pesawat aku sudah makan, aku melarang Bi Tima menyiapkan makan siang untukku dan meminta Bi Tima untuk masak makan malam saja karena aku sedang merasa malas untuk memasak.
Aku lelah sekali, bergegas membersihkan tubuh agar bisa menyelam di atas ranjang. Duduk selama sepuluh jam di pesawat itu sangat melelahkan, badanku juga pegal. Tak terbayang bagaimana bisa Sakha bertahan di meja kerjanya di kondisinya saat ini. Aku mengacungi dua jempol untuknya.
Daya tahan tubuh Sakha memang bagus sekali, pola hidup sehat dan olahraga teratur yang Sakha jalani mendapatkan hasil memuaskan. Selama kami menikah, sakitnya Sakha bisa di hitung dengan jari, sakitnya pun tak akan sampai lebih dari dua hari atau sampai di rawat inap ke rumah sakit.
Aku tertidur selama tiga jam, rasanya aku tak ingin beranjak dari kasur tapi tak boleh karena hari sudah sore.
Hal pertama yang aku lakukan adalah memeriksa ponsel, melihat apakah ada kabar dari Sakha atau tidak dan ternyata ada satu pesan yang Sakha kirim. Isi pesannya hanya memberitahu, jika malam ini Sakha akan lembur dan ada kemungkinan tidak pulang, lalu Sakha juga melarangku untuk mengantarkan makan malam karena tak ingin membuatku lelah. Padahal faktanya Sakha yang lelah, bukan aku.
Aku memilih menurut, membalas pesan Sakha untuk mengingatkan jadwal makannya yang tidak boleh terlambat. Sesibuk apapun, asupan makanan adalah nomor satu.
Setelah pesanku terkirim, aku meletakan ponsel ke atas nakas. Menggulung asal rambutku sebelum beranjak dari ranjang, berjalan ke kamar mandi untuk mambasuh wajah.
Tubuhku sudah terasa segar kembali, tanpa mengganti gaun satin yang biasanya aku pakai di malam hari, aku berjalan keluar kamar untuk menemui Bi Tima. Di rumah ini hanya ada Bi Tima, jadi aku bisa bebas berpakaian di dalam rumah, selain itu Sakha meminta penjaga rumah untuk tidak masuk ke dalam rumah jika hanya ada aku di dalam rumah. Sakha tahu kebiasaanku berpakaian di dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless Wife [End]
RomanceTentang Gempita yang menceritakan kisah kehidupan pernikahannya dengan seorang Sakha, cucu pewaris Pramadana. Tentang Gempita yang perlahan mulai merasakan cinta terhadap Sakha, bagi Gempita mencintai Sakha adalah sebuah kesalahan. Tapi, Gempita t...