H-2

12K 817 13
                                    

CANDY DAN FF MOMMY BACKKKKK 💋

HAPPY READING ALL😘

🌻🐯🐻🐬🍬🌻

Haechan berlari tergesa-gesa di koridor rumah sakit Avel, rumah sakit besar kota yang dekat dengan hutan Avel.

Ia baru saja mendapat kabar dari sang papa, jika Mark dan Juga Chenle kini dilarikan di rumah sakit tersebut sehingga dengan tergesa-gesa dan panik ia dengan Ten dan juga Hendery pergi menyusul untuk mengetahui keadaan keduanya.

"PAPA!!" Haechan berteriak memanggil sang papa, yang lainnya menoleh kearah Haechan. Wajahnya benar-benar khawatir.

"PAPA, MARK SAMA CHENLE GIMANA?" air mata itu kembali luruh, bahkan tubuh Haechan sesungguhnya belum pulih sepenuhnya, terbukti dari suhu tubuhnya yang masih terasa hangat dan mudah lelah.

"Tenanglah sayang, mas disini." Haechan menoleh ke arah Mark yang terduduk lemas di bangku tunggu dengan wajah yang sedikit lebam dan baju kemeja yang sudah robek, dan dapat dilihat sebuah luka lebam dan goresan cukup besar ada di bahu pria itu.

Haechan menghampiri nya, ia memeluk Mark erat, menumpahkan segala keresahan yang ia rasa di pelukan lelaki alis camar itu.

Mark mengusap bahu sempit sang submissive, wajah tampannya nampak sendu, tatapannya pun nampak kosong.

Separuh hidupnya kini tengah berjuang didalam sana, separuhnya lagi kini tengah menumpahkan tangisannya pada dirinya.

"Mas Chenle bakalan selamatkan?..." Mark mengangguk sembari mengusap Surai merah muda si Manis.

"Pasti."

Ten dan Taeyong memandang anak dan juga menantu mereka sendu, mereka pun turut sangat bersedih apalagi Taeyong yang merupakan nenek dari si kecil.

Yang sudah mengasuh Si kecil dari lahir hingga kini ia berumur 3 tahun, ialah yang dicari anak itu ketika sedang menangis. Ialah yang memandikannya setiap saat karena si kecil yang tidak mau dimandikan oleh orang lain.

Sungguh rasanya Taeyong tak kuat untuk menahan rasa sedih di hatinya, air matanya meluruh dengan sendirinya. Ten memeluk sang sahabat menyalurkan kekuatan pada sang sahabat.

Johnny, Hendery dan Jaehyun kini terdiam dengan pikiran dan kekhawatiran mereka sendiri-sendiri, berbeda dengan Jeno dan Sungchan yang kini sudah menangis tersedu sambil berpelukan.

Walaupun Chenle menyebalkan, dan terkadang membabui mereka, menghina mereka, namun dari Lubuk hati mereka yang paling terdalam mereka sangat menyayangi dan mengkhawatirkan si kecil mungil cabe rawit itu.

Ceklek

"Dok bagaimana keadaan putra saya?"

"Dok bagaimana keadaan cucu saya?"

"Dok bagaimana keadaan keponakan saya?"

Dokter itu tersenyum tipis, dapat dilihat dari raut wajah sang dokter yang nampak lelah, namun masih dipaksakan nya untuk tersenyum.

"Penanganan berjalan dengan baik, pasien sekarang tengah tidur karena efek samping dari obat bius yang disuntikkan.

"Kepada orang tua pasien boleh ikut saya sebentar?"

"Saya Daddy-nya, boleh saya ikut?" Dokter itu mengangguk. Mark melepaskan pelukannya pada Haechan. Ia mengusap Surai itu sebentar lalu bangkit mengikuti sang dokter.

Haechan mengelap air matanya menggunakan kedua tangannya, "Dokter, bo-boleh kami melihat Chenle?"

Dokter itu terdiam sesaat, kemudian ia mengangguk sembari tersenyum, "Silahkan, dan di himbau untuk menjenguknya satu persatu ya" Haechan mengangguk ribut.

MOMMY? || MarkHyuck | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang