Om or Mas?

21.4K 1.4K 45
                                    

Candy kembali Yeorobun, gimana kabarnya?
Happy Reading All💋


🌻


Haechan mengumpat dalam hatinya, bagaimana bisa ia ketiduran. Disaat keinginan nya untuk pulang sangat lah besar. Lihat lah sekarang. Jam sudah menunjukkan pukul 20.30 dan saat ia sampai di mansion ini perkiraan pukul 14 siang lalu menemani lele bermain entah menghabiskan berapa jam. Dan lagi? Ia tertidur pulas.

"Sialan, Seo Haechan bodoh!" Rutuknya mengumpati dirinya sendiri yang tidak bisa menahan kantuknya sendiri. Lalu bagaimana sekarang ia akan pulang. Apakah dia harus diam-diam keluar mansion tanpa pamit?

Haechan melirik Chenle yang nampak masih tertidur pulas sembari memeluk lengannya. Dengan perlahan Haechan menarik lengannya, dan menggantikannya dengan bantal untuk Chenle peluk.

Ia bangkit dari kasur dan keluar dari kamar menuju lantai dasar. Wah, mansion ini sudah sepi. Apa yang harus ia lakukan sekarang.

Kruyuk~

"Sial, gue laper banget." Haechan mengeluh, sedari siang ia belum mengisi perutnya. Dengarlah, cacing cacing didalam perutnya sudah meronta minta di beri asupan.

"Haechan-ah" Haechan menoleh, ada Mark disana. Dan ughh tampan sekali kau Mark Jung. Lihat rambut basahnya yang membuat Mark jadi lebih tampak sexy.

"Anu, om saya mau pulang." Ujar Haechan sembari menggaruk tengkuknya, ia bingung mau memanggil Mark dengan sebutan apa. Tapi karena Mark sudah memiliki anak jadi lebih baik ia panggil om saja kan?

"Saya bukan paman mu, Jangan panggil om." Sinis Mark tak suka, hei dia masih muda. Sangat tidak afdol jika dipanggil om.

"Lalu apa? Abang?"

Mark menggeleng, "Saya bukan tukang sayur."

Haechan mendengus, ia baru tau bahwa pria di depannya ini sangat pemilih dan sangat menyebalkan. "Appa?"

"Hei hei!" Haechan tertawa melihat raut wajah Mark.

"Kalo mas?" Mark mendengus apakah tidak ada panggilan yang lebih baik lagi?

Mark menggeleng tak setuju. Hal itu tentu membuat Haechan kesal setengah mati. Hanya Panggilan saja orang didepannya ini sangat ribet.

"Haissh, Om or Mas?" Mark mendelik pilihan macam apa itu. Ia menghela nafas sepertinya mas lebih baik dari pada ia dipanggil om.

"Baiklah mas."

Haechan tersenyum senang, kemudian ia teringat keinginannya sebelum perdebatan tadi terjadi.

"Mas, gue mau pulang." Mark menatap Haechan. Ia baru ingat tadi siang ia berjanji akan mengantar Namja itu ketika Chenle sudah tidur. Tapi ini sudah malam.

"Sudah malam, tidak mau menginap saja? "

Haechan menggeleng "Nggak mau, bonyok pasti udah nyariin. Mana handphone gue mati"

Mark mengangguk, namun ia sedikit tak nyaman dengan kata gue yang terucap di bibir Namja itu. Sangat tidak cocok dengan wajahnya yang manis.

"Akan ku antar, dan bisakah jangan menggunakan lo-gue? Itu sungguh tak nyaman." Haechan menganga, Mark ini datang dari jaman purba ya?

Ia menghela nafasnya panjang, "Yaudah iya, ayo pulang!" Ngegasnya muak.

🌻

Keduanya kini sudah berada didalam perjalanan menuju mansion Seo dengan mengendarai mobil. Haechan sedikit menggigil karena suhu udara pada malam hari jadi sangat dingin. Mana ia tidak menggunakan jaket.

MOMMY? || MarkHyuck | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang