bertengkar

813 58 6
                                    

Gracia pov

Kami sudah berada dirumah sedari tadi setelah malam panjang anniversary kami di atas kapal.

Saat ini juga sudah tiba malam kembali dan kami sedang melakukan sesi makan malam bersama di meja makan.

Mereka sangat tenang memakan makanan mereka tanpa ada keributan yang terjadi di antara anak anak ku. Tapi lihat! sepertinya Zee sedang menahan kesalnya karena mungkin ulah sang adik yang mengganggu nya sejak kami tinggal.

"Bagaimana tadi dirumah sama ka Zizi dan ka Chika? Happy?" Tanyaku
melirik ke anak bungsu ku yang sedang menyuap makanan nya kedalam mulut.

"Sedikit seru tapi menyebalkan.. ka Zizi memarahiku terus" Jawab nya dengan malas dan itu membuat Zee menyipitkan matanya kepada Christy.

"Kamu yang selalu ribet" Zee berkata kesal.

"Kaka lebih ribet, marah marah Mulu nanti cepet tua baru tau rasa" Katanya dan Zee melototi nya kemudian mengambil sesuatu untuk di lempar tapi aku segera memperingati nya.

"Hentikan! Bunda akan memukul kalian nanti kalau terus terusan bertengkar" Kataku tajam dan Christy meledek Zee dengan menjulur lidahnya.

Zee melanjutkan makannya. Shean dan Chika hanya terkekeh melihat keduanya bertengkar.

"Oh iya ka Chika.... bagaimana kuliahmu?" Suamiku bertanya dan Chika hanya menghela nafas nya.

"Ini sangat merepotkan.. Sejak kemarin aku mulai mengerjakannya sedikit sedikit.. beberapa aku di tes dan aku perlu mengulangi nya lagi" Katanya merasa lelah.

"Apakah kamu benar mendapat nilai bagus di beberapa mata kuliah?" Tanyanya suamiku lagi dan Chika menganggukkan kepala perlahan sambil tersenyum.

"Bagus jika seperti itu dong... Bunda bangga padamu sayang, Tapi tetap ingat! harus rendah hati dan terus belajar!" Aku berkata tegas memperingati anak kedua ku.

Shean tersenyum dan kemudian dia menatap anak ketiganya yang tampak masih tak mood sejak tadi.

"Bagaimana dengan kamu Zee, bukankah kamu baru saja memasuki ekskul basket?" Shean bertanya pada Zee dan Zee hanya menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana? menyenangkan?" Tanya shean kembali dan Zee menghela nafasnya.

"Seperti biasa tak ada yang menyenangkan.. Tapi aku kepilih untuk melakukan pertandingan dengan yang lain.. bagaimana ?" Tanyanya Zee kembali.

"Silahkan sayang.. apapun yang kamu sukai dan mampu kamu lakukan, lakukan lah.. bunda dan papah akan selalu mendukungmu" Ucapku lembut kepada Zee.

"Oh iya.. Bunda ingatkan padamu Zee!jangan membuat masalah disekolah! Bunda tak mau mendengar masalah masalah mu diluar sana" Katanya dan Zee terlihat tak perduli dengan ucapan ku.

"Kalau kamu melakukan kesalahan disekolah.. Bunda tak mau turun tangan.. biarkan papah yang mengurusinya" Kataku lagi dan dia masih saja tidak perduli.

"Zee!" Aku memanggil nya tajam karena anak itu tampak masih tak perduli dengan ucapan ku.

"Sudah sudah.. Makan dulu agar kita bisa cepat beristirahat" Shean berkata dan menyuruh ku kembali memakan makanannya. Akan menjadi masalah besar jika itu dilanjutkan.

.
.
.
.

Zee pov

"Christy" panggil ku dari arah tangga dan dia terlihat sedang memainkan handphone nya di ruang keluarga lalu kemudian aku menghampiri nya. Saat ini aku ingin mengerjai anak itu karena dia sedari tadi membuat ku kesal.

Sheandra Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang