true love

624 65 7
                                    

Gracia pov

Setelah selesai memastikan anak anak tertidur, aku pergi ke dapur untuk mencari obat penunda kehamilanku. Sudah sejak tadi aku mencarinya dan tak kutemukan dimana mana. Kemana? perasaanku, aku meletakkan nya di rak dapur.. tapi mengapa itu tidak ada?

Aku kelelahan, dan kembali ke kamar ku untuk beristirahat. Aku akan mencarinya besok.

Aku masuk kedalam kamar dan mendapati suamiku yang masih menonton tv dan sesekali memainkan handphone nya di samping Christy. Ya Christy tidur bersama kami setelah di kerjain oleh kakaknya.

Aku pergi ke meja rias ku untuk membersihkan wajahku. Setelah itu aku akan bertanya padanya, mungkin dia tau itu dimana?.

"Mas? kamu lihat pil penunda ku? Aku mencarinya di dapur dan itu tidak ada" Tanyaku sambil merapihkan rambutku.

"Hehe aku buang sayang" Katanya sambil meringis seolah olah tak bersalah.

"Kenapa kamu buang?, aku memerlukan itu" Kataku mendengus dan dia tak menatap ku.

"Karena aku ingin memiliki bayi lagi.. jadi? itu caraku supaya kamu hamil kembali" Katanya yang membuat ku terkejut dengan ucapannya.

"Serius? kubur semua keinginanmu mas! kita sudah sepakat dengan hal ini kalau Christy yang terakhir.. apa kamu berubah pikiran?" Kataku tajam dan dia tak mendengar ucapan ku.

Aku sudah kesal, aku mendekatinya dan merebut paksa ponselnya "Bicara padaku atau kamu akan ku suruh tidur diluar" Kataku tajam dan dia menghela nafasnya.

"Memang nya kenapa? Ayolah satu lagi kupikir itu tak masalah" Katanya dan aku membulatkan mataku. Dia pikir melahirkan itu mudah kali ya.

"Kamu pikir melahirkan itu mudah mas?" Kataku tajam melempar banyak ke wajahnya.

Dia bangkit dari ranjang kemudian mendekati ku "Ayolah gre.. hanya satu lagi.. janji setelah itu kita akan berhenti" katanya.

"Tukeran posisi mau? kamu yang melahirkan, supaya kamu tau rasa sakitnya melahirkan bagaimana" Kataku sambil mendorong tubuhnya dan berbalik untuk pergi ke meja riasku.

Aku kembali membersihkan wajah dan diriku serta seolah olah tak akan pernah perduli dengan dia. Menyebalkan! membuatku emosi.

"Sayang.." Aku merasakan dia memelukku dari belakang. Aku mencoba melepaskannya dan tak perduli padanya.

"Kenapa kamu harus marah? aku meminta nya padamu bukan orang lain... kamu istriku dan mengapa kalau kita akan memiliki anak lagi? aku meminta anak padamu bukan aku meminta menikah lagi" Katanya dan aku berbalik sebentar lalu menatapnya tajam. Sialan! apa apaan dia berani nya bicara seperti itu.

"Coba bicara sekali lagi! apa yang kamu ucapkan terakhir barusan?" kataku tajam dan dia memeluk kembali saat aku membelakangi nya lagi.

"Itu tidak akan terjadi gree... aku mencintaimu.. dan itu sebabnya aku meminta padamu" katanya dan kemudian dia mengecup bahuku.

Hening tak ada pembicaraan kembali.

"Sayang... anak anak sudah dewasa... mereka bukan lagi anak anak yang akan selalu bersama kita, suatu saat nanti mereka akan memiliki kehidupan masing masing.. pergi dengan pasangan mereka lalu apa yang bisa lakukan saat itu tiba?" Dia berkata dan aku terdiam mencerna ucapannya.

"Kita hanya bisa menghabisi masa tua bersama.. aku pikir jika ada bayi lagi itu menambah keramaian kita berdua karena dengan adanya bayi" Aku terdiam.

"Tapi mas.. kamu tau kan kalau itu menyakitkan bukan?" Tanyaku dan aku mendengar dia terkekeh mengecup bahuku.

Sheandra Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang