bab 10 Harapan Fheby

20 11 1
                                    

Aku udah gak up dua hari 😭 maaf yaaa, soalnya aku teh sibuk ujian. Author PHP ya 🤧

Dah ah lupain aja, mending kita lanjut kuy.

🌺🌺🌺

.
.
.
.
.

Happy Reading🌺

Fheby menatap Dewi sedang membersihkan pecahan beling yang sempat ia bersihkan tadi, akibat kecerobohannya Fheby sampai-sampai ia tak melihat suatu benda yang berada disana.

Fheby melihat ponselnya yang bergetar. Dia menatap lekat nama yang tertera dilayar ponsel. "My Crush. " Gumamnya sambil mengulum senyum.

Gadis cantik itu menatap Dewi yang sibuk membersihkan sisa pecahan kaca. Dengan langkah pelan Fheby meninggalkan Dewi yang sibuk sendiri. Dia berlari kecil menuju kamar pink miliknya, lalu gadis cantik itu merebahkan tubuhnya pada kasur empuk.

Fheby menatap layar HP yang tengah berdering. Ternyata sebuah panggilan masuk ke HP nya. Gadis itu menggeser layar hijau, guna mengangkat telfon tersebut.

" Hallo. " Panggil Fheby.

"Iya sayang. "

Deg.

Fheby seketika membeku mendengar suara dari Haga. Ya, Haga yang menelfon Fheby. Gadis cantik itu mengulum senyum. Inilah yang Fheby nantikan dari Haga. Dia tak tahu harus bertingkah seperti apa.

Fheby harap Haga membalas perasaannya. Dia juga gak tau rasa ini tiba-tiba muncul yang entah darimana datangnya, tapi yang pasti Fheby menyukai Haga gimanapun keadaannya.

Tapi, rasa itu kian mereda karena Haga bukan memanggil sayang pada dirinya. Melainkan pada Anjing kesayangannya yang berwarna Hitam. Karena terdengar suara gonggongan anjing diseberang sana, membuat Fheby seketika melunturkan senyuman manis buatannya.

"Ke-kenapa lo telfon gue kak. " Kata Fheby gugup.

"Lo ada waktu gak? " Tanya Haga diseberang sana.

Fheby bingung harus menjawab apa. Karena dia akan menjemput ayahanda nya di bandara Soekarno-hatta. Gadis itu bergeming tak menjawab.

"Fheb! " Panggil Haga.

"I-iya kak apa, gue gak denger. " Balas Fheby rada ambigu. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Haga memutar manik matanya diseberang sana. "Makanya kalo dikasih telinga itu denger. " Nasihat Haga.

Fheby jadi kikuk, gadis itu tak tau harus menjawab apa. "Iya kak, maaf. " Kata Fheby.

Suara telfon terdengar helaan nafas kasar, sepertinya lelaki itu cukup lelah. "Jadi, lo ada waktu gak? Kalo enggak gak papa kok. " Ujar Haga.

"Aduh, maaf banget yah kak, gue gak ada waktu. Gue mau jemput babeh krisna gue di bandara. " Balas Fheby seadanya.

"Oh, iya gak papa kok. " Kata Haga terdengar lirih.

Memang benar kan? Fheby gak salah loh. Dia jadi merasa gak enak mengatakan ini sama Haga. harusnya gadis itu berbohong aja. Tapi sudah terlanjur mengatakan pun. Lebih baik jujur aja, karena ayah Dewa Krishnanya lebih penting.

"Em... Emangnya, bade naon kak?. " Tanya Fheby hati-hati.

"Enggak kok. " Balas Haga.

Fheby mencebik mendengar jawaban dari kang monas yang tak memuaskan. Gadis itu merubah posisinya menjadi duduk dan mendengarkan dengan cara serius.

Luka yang kugenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang