Jika dia istimewa bagimu, KEJARLAH dia.
Namun, jika dia menyakitimu.
BUNUHLAH dia.-Shee
Fheby mengerjapkan matanya beberapa saat, ia menatap sekeliling. Dinding putih dengan bau khas obat obatan itu, menyeruak memenuhi indra penciuman gadis tersebut. Fheby lantas terbangun dari ranjangnya, dia menatap dirinya sendiri sambil menyingkap selimut.
"Bjirr, gue diimpus cokk. " Gumamnya heboh.
Fheby menatap beberapa selang infus yang menempel pada tangannya. Fheby mengedarkan pandangannya. Disitulah, ia melihat Shee yang ketiduran disofa.
Getaran ponsel menyadarkan Shee dari tidurnya, lantas gadis tersebut mengambilnya. Shee berbicara serius ditelfon itu, membuat gelombang dikening Fheby mengerut.
"Shee." Panggil Fheby.
Shee menoleh sejenak, gegas gadis tersebut mematikan sambungan telfonnya dengan seseorang. Fheby membenarkan posisinya menjadi duduk. Ia menatap Shee seolah meminta penjelasan.
"Lo udah baik? " Tanya Shee, tapi tak diindahkan oleh Fheby.
Fheby terdiam beberapa saat, sampai akhirnya gadis tersebut membuka suara.
"Gue udah baik kok, thanks atas bantuannya. " Balas Fheby sambil tersenyum.
"Hm."
Shee hanya membalas dengan deheman. Fheby kembali diam, ia mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat, jemarinya dimainkan, membuat Shee menoleh kearahnya. Kenapa dirinya jadi canggung?
"Lo kenapa? Butuh sesuatu? Ngomong aja. " Kata Shee. Gadis itu duduk di bibir ranjang sambil membenarkan selimut Fheby dan tersenyum kearah Fheby.
"Gu-gue, gue mau air mineral. " Balas Fheby seadanya.
Shee beranjak dari sana sambil menganggukkan kepala, gadis itu sangat irit bicara,apalagi hanya sekedar bersuara. Namun, dibalik sikap Shee yang introvert, gadis itu selalu ada. Tetapi, orang orang mengatakan gadis itu sombong. Padahal aslinya dia peka dan perhatian.
Fheby menepuk keningnya pelan, ia jadi teringat mamanya. Gimana kalo wanita paruh baya itu mencarinya, apa jadinya jika mereka tahu bahwa putrinya berada di rumah sakit.
"OMG! Mama guee! Bapake... Anak muh di kasih racun. " Lirihnya.
"Kak Haga ngasih gue racun apa gimana sih! Sebel deh. "
"Atau jangan-jangan, kang monas mo berusaha bunuh gue ya. "
"Awas aja! Kalo dia bener bener racuni gue, gue bakal racuni balik. "
***
~Dreet-dreet-dreet~
Getaran gadget berbunyi, Fheby yang asyik scroll tiktok pun, terpaksa menghentikannya. Kala ada seseorang yang menelponnya.
Jika kalian bertanya mengapa Fheby main hape? Jawabannya Shee membawakan dari orang suruhannya. Dia juga sempat ngasih tau orang tuanya Fheby, bahwa putrinya sedang ada acara dadakan. Berbagai macam alasan yang Shee berikan, membuat dua orang paruh baya itu percaya dengan penjelasan Shee.
"Hallo kak, ada apa telpon gue? " Tanya Fheby sedikit judes. Mengingat pasca kemarin ia dikasih makanan yang menurutnya adalah racun. Ia juga tak mengerti, makanan seenak itu harus dikasih bahan yang berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang kugenggam
Teen Fiction"jika kamu tidak ingin memberiku kebahagiaan, seenggaknya jangan kasih aku harapan". fheby Setianka Syarizza, gadis ceria, kadang sifatnya suka berubah ubah layaknya bunglon. dia pertama kalinya jatuh cinta, terhadap seseorang yang terus mengisi pik...