Bab 13. Serangan

13 7 0
                                    

Jangan menasihati orang yang bodoh, karena dia akan membencimu. Nasihatilah orang yang ber-ilmu, karena dia akan mencintaimu.

-Ali_Bin_Abi Thalib.
.
.
.
.
.


Happy reading 🌺

Fheby memainkan jemarinya, dia menatap macaron yang sangat menggugah selera. Sangat disayangkan jika ia memakannya, entahlah, makanan itu sangat Aesthetic menurutnya.

"Kang monas gak kaleng-kaleng kasih eneng hadiah. Kan gue sayang makannya. " Lirihnya.

Fheby memutuskan untuk memanjangkan saja, dia mengambil kotak yang berwarna pink itu, lalu diletakan diatas meja. Fheby menatap satu persatu Macaron itu.

"Ambil satu aja kali ya, cobain deh satu. " Monolognya.

Tangan mungil gadis itu meraih satu biji macaron yang berwarna putih, isinya seperti keju. Hidungnya mencium macaron yang wangi.

"Pasti enak nih. "

Fheby menggigit macaron itu dengan hati-hati, karena ia pikir makanan manis ini mudah rapuh dan pecah. Satu kali, dua kali, mata Fheby berbinar. Makanan dihadapannya ini sangat enak.

Gadis itu jadi ingin mengambil yang berwarna pink, mengingat pink adalah warna kesukaannya. Melihat, yang warna putih saja sudah enak, apalagi yang berwarna pink.

"Satu lagi aja deh. "

Enak!

Satu kata yang terlontar di benak Fheby. Kakinya ia ayunkan, kepalanya naik turun, dan matanya berbinar, karena makanan yang di hadapannya ini sangat lezat.

Gadis itu menghentikan aksinya, dia menatap gigitan yang tersisa sedikit. Dia membayangkan betapa se effort banget Haga memberinya hadiah.

"Kalo dia ngasih hadiah berarti dia udah sayang dong sama gue. " Teriaknya dalam hati.

"Tapi, gak semua orang yang ngasih hadiah sayang sama gue. "

"Apa karena gue sakit ya, sampai-sampai Haga ngasih gue Hadiah, kalo gini caranya, mending gue sakit lah cok. "

***

"Gimana, sakit? " Tanya nya terkekeh kecil.

Pria berjaket keris itu menatap tajam Dia yang dihadapannya ini. Sedangkan Dia menatap tak suka pada pria berjaket keris ini.

Ruangan yang dipenuhi senjata ilegal itu dipenuhi darah. Pria itu tersenyum puas kala banyak tanda yang pemuda itu buat. Terlihat dari tangannya yang luka akibat sayatan belati.

Pria itu meneguk bir hingga tandas, lalu menuangkan lagi. Ia menyodorkan satu gelas untuk Dia yang tak henti menatap kearahnya.

"Napa hm? Lo natap gue kek gitu? Mau pukul gue? Silahkan! "

"ANJ*G! LO EMANG ANAK ANJ*G, SETAN LO, DAJAL. " Teriak Dia yang sudah  acak-acakan.

Dia mengeratkan giginya, dan melempar bir itu hingga pecah berserakan. Sedangkan pemuda itu terkekeh kecil. Dia menatap orang yang dihadapannya ini dengan tatapan sayu, setelahnya, pemuda itu tertawa iblis sampai menggema.

Pemuda itu maju perlahan dan mengukung pergerakan Dia, sampai mentok ke tembok, tak lupa dia mencengkram dagu Dia dengan kasar membuat sang empu merintih kesakitan.Dia sampai kehabisan nafas, karena jaraknya dengan pemuda ini tinggal beberapa centi lagi. Pemuda itu menggenggam sesuatu dibalik kepalan tangannya. Sebuah benda kecil yang mampu membuat orang itu tak sadarkan diri.

Luka yang kugenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang