Bab 8. Nomor misterius

37 11 0
                                    

Welcombek Vren 🌺
Teruntuk pembaca tercintah, minggu selanjutnya gak akan Update sementara.

Happy Reading🌺
.
.
.
.
.

"Emang Anj*g tuh si Shee, bisa bisanya bikin kepala eneng pecah. " Gerutu Fheby, dia malah menyalahkan Shee. Kakinya menendang bola yang kebetulan menggelinding kearah Fheby.

Trang.

Bola itu mengenai ring besi, membuat para murid disana menoleh kearahnya. Fheby masih belum sadar diperhatikan, jadinya ia terus mengomeli Shee tanpa henti.

Bruk!

Fheby bertabrakan dengan seseorang yang Fheby kenali, dia menyilangkan tangan sambil menatap Fheby datar, membuat sang empu refleks mundur beberapa langkah.

"Ja-jangan bunuh gue. " Cicit Fheby.

Gadis pecinta Pink itu ketakutan jika berhadapan dengan Pria yang mempunyai mata tajam. Dia menatap Fheby dingin dan menusuk , membuat bulu kunduknya berdiri.

"Gue gak mau jadi kriminal. " Ucapnya datar penuh penekanan.

Fheby bungkam, dia tak bisa berkata-kata jika berhadapan langsung dengan Arkan. Ya, pemuda dihadapannya ini adalah Arkan. Si preman gadungan.

"Singkirkan pikiran negatif lo itu. " Kata Arkan sambil menyentril kening Fheby. Setelahnya dia pergi dari arah pandangannya. Kepala Fheby memutar kebelakang sekitar 180° guna memastikan bahwa Arkan beneran melakukan hal kecil tadi.

Merasa ditatap, Arkan menoleh sekilas kebelakang. Dia menampilkan senyuman miringnya membuat Fheby membulatkan mata.

"Gila! Gila! Damagenya bukan maen." Pekik histeris Fheby dalam hati.

Entahlah, sifat Fheby begitu lunak ditoel sedikit saja sudah meleyot. Gimana kedepannya nanti? Apakah dia bakal peot seperti kerupuk?.

Fheby melajukan langkahnya, berhubung sekitar pada biasa saja membuat Fheby gak malu malu teuing lah. Dia menyalakan mesin motor bersiap untuk pulang ke home. Motor beat itu ia lajukan diatas rata rata.

Jalanan ini begitu sepi, membuatnya leluasa untuk melajukan motor. Dia menguasai jalanan kosong dengan cara mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh. Bahkan para warga disana yang melihat kejalanan begitu ngeri.

Kerudung Fheby sudah kayak balon yang mengapung diudara, karena saking semangatnya melajukan motor.

***
Diruangan serba hitam terdapat seorang laki-laki berperawakan tinggi nan gagah, dia menggunakan jaket hitam andalannya yang berlogo Phoenix hitam.

"Bang, jangan tinggalin gue. " Pintanya setengah sadar. Efek meminum banyak bir membuatnya mabuk.

Pemuda itu memutar manik matanya. "Jangan tinggalin! Emang gue mau kemana?. " Tanyanya terkekeh pelan.

Pria berjaket Phoenix hitam itu berdiri tertatih. "Lusa lo bakal pergi. " Balasnya tersenyum miring.

"Lo mau bunuh gue?. " Tanyanya setengah terkejut.

Luka yang kugenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang