Bab 2. Mak... anakmu gila

54 21 4
                                    

"Jika takdir mempertemukanku dengannya
Hanya sementara, maka aku akan mengubah takdir itu menjadi selamanya"

Fheby Setianka Syarizza

Suara gemercik air hujan mengisi keheningan di kelas, semua murid kelas X Management sudah pulang. Kecuali gadis cantik pecinta warna pink yang sedang sibuk dengan gedgetnya, dia bersama Putri sedang selfie menghadap kamera, sambil sibuk memilah milah efek instagram.

"Ck put, ini mah jelek! Efeknya terlalu keras. " Ujar Fheby sambil mengerucutkan bibirnya, hape ber merk infinix hot 11 NFC itu ia sandarkan ke arah jendela kaca, guna agar tidak terjatuh.

"Atuh pilihnya yang bagus markonah!. " Sembur putri kesal, dia sudah menemukan efek yang menurutnya bagus, lengkungan bulan sabit terbit di bibirnya.

Putri menyandarkan hapenya dijendela kaca, bersebelahan langsung dengan Fheby, dia tersenyum kearah kamera tanpa mengajak Fheby, putri asik sendiri dia seperti punya penyakit autisme.

Ckrek!

Fheby menoleh kearah putri yang sedang mengacungkan dua jari membentuk huruf v. Fheby tertarik untuk melihatnya, ekor mata Fheby melirik sekilas hasil jepretan putri. Lumayan bagus.

"Put..., efek apa itu namanya, bagus banget!. " Seru Fheby antusias sambil menyengir lebar, dia menggeserkan tubuhnya kearah putri yang tengah sibuk sendiri.

"Gak ajak ajak lo, ngomong oge boro boro di jebir, ish ish ish...kek ngidap penyakit Autisme aja. " Fheby menggelengkan kepala sambil membenarkan kerudung ber merk rabbani berwarna putih.

Putri membolakan matanya sambil menabok kepala Fheby agak keras membuat sang empu mengaduh kesakitan. "Enak aja lo ngatai gue ngidap penyakit Autisme." Kesal Putri.

"Lagian gue tanya ini efek apa lo nggak jawab tuh, asik sendiri." Ucap Fheby kesal.

"Ya maaf, gue gak denger, mungkin gue conge. "

" Efek ini namanya Malioboro. "Sahut Putri tanpa melihat jelas nama yang tercantum di efek itu, dia gak peduli asal jeplak yang penting dirinya puas.

" Lah put, gak ada tuh Efek Malioboro. "Teriak Fheby, kehadapan wajah Putri langsung membuat sang empu repleks menutupi telinganya.

Putri memutar manik matanya dan menatap Fheby malas, ia menyambar hape merk oppo itu dengan kesal, lalu meneliti bacaan efek yang tercantum disana.

" Hehe, gue salah baca Fheb, nama Efeknya Mario. "Ucap Putri cengengesan, membuat Fheby menatapnya datar.

Drap langkah seseorang terdengar oleh indra pendengaran mereka, seketika kepalanya tertoleh menghadap sumber suara, pipi Fheby mula mula memanas secara tiba-tiba kala sang Crush menghampiri kelas mereka.

" Astaga! Kalian sedang apa geura sakola agama. " Sahutnya sambil terkekeh kecil.

Lihatlah Fheby! Dia mematung seribu bahasa, Fheby tak mampu lagi berbicara jika berhadapan langsung dengan Crush idamannya, pipinya memerah bak tomat, membuatnya tak kuasa menatap kearah pemuda jangkung yang berdiri diambang pintu sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Put gue mau ngompol. " Bisik Fheby, sungguh! Dia tak kuat jika berhadapan langsung dengan Crushnya, kakinya bergetar bak jelly.

"Lebay." Sembur putri, dia menatap kearah pemuda yang tengah berdiri diambang pintu.

"Kak, coba deh lo gak usah disana, temen gue malu liat lo, keknya lo nyeremin deh!. " Kata Putri yang mendapat tabokan langsung dari Fheby , dia menatap datar ke arah Putri yang tengah menatapnya bingung.

Luka yang kugenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang