Rintik hujan turun dalam keheningan,
Ditengah malam yang sunyi,
Dia berdiri sendiri, merindukan seseorang
Yang akan memayungi dirinya dalam kesepian.
Dibawah langit yang gelap...
Rintik hujan menanti perlahan.
Hati yang sepi merindukan teman
Dalam keheningan, dia berharap pada
Cahaya yang tak kunjung datang.Happy reading 🌺
Derap langkah merdu layaknya model profesional, Fheby melangkah anggun di lapangan luas. Banyak para murid sedang bermain Volleyball, diantaranya Crush Fheby sendiri.
Dengan malu malu kucing, ia mencuri curi pandang sama Haga. Yang damagenya bukan main. Dia terlihat berkali-kali tampan saat bermain Volly.Ting!.
Gawat! Hentikan. Bisa bisanya Haga mengedipkan sebelah mata kearah Fheby , membuat sang empu malu. Fheby pura-pura gak tahu, tapi yang pasti, di dalam hati yang terdalam, kalbunya sedang berbunga-bunga.
"Emang koplok si Haga! Aaa... Gue malu cokk. " Batin Fheby, dia senyum senyum sendiri.
Tapi, senyuman itu sirna kala Haga mengedipkan matanya bukan kearah Fheby, melainkan ke partnernya, siapa lagi jika bukan saingan cintanya Fheby.
Haga menyemass bola Volly hingga keluar dari net. Alamak pelan pelan pak monas! . Fheby menghentikan langkahnya karena bola Volly seperti akan jatuh ke dahinya, Fheby was was sendiri. Dia takut bola itu akan menjedot keningnya. Sampai akhirnya ia memejamkan mata.
Trang!.
Bola volly itu tepat mengenai tiang. Sial! Fheby malah memejamkan matanya, dia kira bakal kena.
Drap, drap, drap.
Haga berlari kearah Fheby, dia langsung menarik tangan Fheby membuat sang empu mematung. Haga memeriksa Fheby, mulai dari memutar tubuhnya. Sampai menyentuh keningnya. Sorot mata Haga terlihat sangat Khawatir.
"Lo gak papa?. " Tanya Haga khawatir.
Fheby menggeleng. Sifat Haga yang tiba-tiba membuat semua orang saling berbisik bisik, apalagi beritanya cepat menyebar ke penjuru penjuru sekolah.
"Biar gue bantu ke UKS." Tawar Haga.
Fheby tetap menggeleng, dia tak kuasa untuk berbicara. Jantungnya serasa akan buncah detik ini juga, apalagi pipinya sudah merona. Fheby menundukan kepala, dia tak mampu untuk sekedar menatap pun tak pasti.
Dengan kecepatan penuh, dia berlari secepat kilat meninggalkan Haga. Fheby terlalu Naif jika ditawarkan berlian. Lebih baik lari dari pada menanggung malu.
Haga refleks menjatuhkan rahangnya, sifat bar bar Fheby membuatnya menggelengkan kepala. Dia tersenyum tipis memandang Fheby dari kejauhan, karena ia sudah tak terlihat dari pandangan matanya. Sampai akhirnya ia melanjutkan Volly yang sempat tertunda.
***
Seorang gadis cantik tengah sibuk dengan pekerjaannya, dia menyalin catatan dari papan tulis ke buku ber merk sidu."Shee!!. Lo sedang apa!. " Tanya Gadis bar-bar yang bermulut Toa. Siapa lagi jika bukan Fheby.
Shee seketika menghentikan pergerakannya, dan menatap datar Fheby dengan tatapan andalannya. "Berak." Balas Shee asal jeplak, membuat Fheby memberikan tabokan keras pada lengan kiri Shee.
"Jawab yang bener koplok!. " Kesal Fheby.
Shee tak menyahut, dia kembali mengerjakan tugasnya. Membuat Fheby menggerenyem sendiri, dia harus sabar karena mempunyai sahabat yang sudah seperti Es berjalan.
"Eh, tugas PKWU, udah belom. Soalnya kemarin pak Hazmi ngejapri tugas jurnal umum ke grup. " Sahut Fheby tiba-tiba teringat dengan tugas yang membuat kepalanya ingin pecah detik itu juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/369198167-288-k136069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang kugenggam
Fiksi Remaja"jika kamu tidak ingin memberiku kebahagiaan, seenggaknya jangan kasih aku harapan". fheby Setianka Syarizza, gadis ceria, kadang sifatnya suka berubah ubah layaknya bunglon. dia pertama kalinya jatuh cinta, terhadap seseorang yang terus mengisi pik...