Annyeong haseyo para readers tercinta 😚, maaf ya aku telat up, soalnya nunggu para bembaca tambah banyak. Eh, tau taunya malah segitu aja. Tapi aku sih masih bersyukur hehe. Meski, insecure dikit 🤏 .
Happy reading🌺
Dua hari kemudian, akhirnya Fheby diizinkan untuk pulang. Bersamaan dengan itu, Haga juga kesana menjemput Fheby selepas pulang sekolah. Awalnya Fheby mengira pemuda itu tak akan datang, sebab sejak tadi Fheby menantikan Haga yang tak kunjung datang itu akhirnya datang juga.
"Hay kak, akhirnya lo datang juga. " Sambut Fheby. Ia tersenyum melihat Haga yang berlipat-lipat tampan hari ini. Bagaimana tidak, ia mengenakan putih abunya dengan sangat disiplin. Tak lupa dibaluti jaz merah khusus sekolah itu.
Haga sedikit menyugarkan rambutnya kebelakang, membuat Fheby terpana beberapa saat. Namun, akhirnya gadis itu menepiskan pikiran aneh yang ada dikepalanya.
Haga menipiskan bibirnya, lalu ia berjongkok. Guna mensejajarkan tingginya dengan Fheby. Tangan kekarnya mengelus surai rambut gadis itu dengan lembut.
"Nungguin yak. " Tanya Haga gemas. Ia mencubit idung Fheby membuat sang empu mengumpat.
"Dih, enggak ya, ge'er! Lo nya aja yang kepedean! Jangan percaya diri bang! " Elak Fheby sambil menyilangkan tangannya. Entah kenapa, gadis itu tiba-tiba jual mahal. Padahal aslinya dia menunggu pemuda itu dan bergumam dalam hati.
"Jangan bo'ong loh entar idungnya panjang kek Pinokio. "
"Biarin, mau sepanjang harapan pun____eh."
Fheby langsung merapatkan bibirnya, ia hampir keceplosan. Beruntungnya Haga juga terdiam. Entah apa yang ada dipikirkan nya itu. Terlihat pemuda itu menatap Fheby dalam, membuat rona di pipinya bersemu. Fheby, gadis itu memalingkan wajahnya kearah yang lain supaya tak terlihat Haga, namun sayangnya Haga menyadari akan hal itu. Tapi ia memilih diam.
Haga menggenggam tangan Fheby dengan erat,ia berjalan beriringan dengan gadis itu. Fheby melihat tangannya digenggaman pun tersenyum tipis yang nyaris tak terlihat. Tak terasa mereka sudah sampai di lobby Hospital Isnrn, dan disana sudah ada sopir pribadi Shee yang menunggunya. Gegas mereka kesana.
Haga menghentikan langkahnya sejenak dan menatap Fheby yang akan menaiki mobil. "Tunggu! "
Terpaksa Fheby menghentikan kakinya untuk melangkah. Gadis itu berbalik menatap Haga dengan tautan alis yang menyatu. Haga berlari kecil menyusul Fheby.
" Bareng gue aja. "Pinta Haga.
Fheby menatap Shee yang menatap Haga datar, sepertinya gadis itu tidak suka dengan keberadaan Haga disana, terlihat matanya yang tajam menatap Haga dengan tatapan menusuk membuat bulu kuduk Haga merinding. Mengingat kemarin ia dihajar habis habisan oleh gadis itu, membuatnya merasa takut.
Fheby juga menyadari akan hal itu, ia merasakan hawa yang mencengkam, terlihat gadis itu terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Fheby mendongak menatap Shee dengan senyumannya.
"Shee, maaf ya, gue mau sama Haga hehe. Lo gak marah kan? " Tanya Fheby tak enak, mengingat pasca kemarin Shee menolongnya, oleh karena itu Fheby merasa tak enak hati padanya.Namun ia juga kasihan sama Haga yang menjemput kesini dari sekolah, dengan rayuan andalannya ia tersenyum manis sambil mengedipkan matanya berkali-kali.
Shee tak menjawab, ia melirik sekilas ke arah Haga dengan senyuman miring. Beralih menatap Fheby dengan tatapan yang sulit diartikan.
Fheby was-was sendiri ia takut salah bicara, maka dari itu ia meminta izin terlebih dahulu. Namun, atmosfer disini yang kuat semakin dominan dengan aura yang Shee tunjukan membuat hawa semakin mencengkam. Bahkan Haga sampai meneguk ludahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang kugenggam
Teen Fiction"jika kamu tidak ingin memberiku kebahagiaan, seenggaknya jangan kasih aku harapan". fheby Setianka Syarizza, gadis ceria, kadang sifatnya suka berubah ubah layaknya bunglon. dia pertama kalinya jatuh cinta, terhadap seseorang yang terus mengisi pik...