Menyambut Kehidupan Baru

4.1K 145 4
                                    

Haechan kini hanya duduk dalam kamar, hatinya dipenuhi kebahagiaan yang tak terucapkan. Setelah mendengar kabar bahagia tentang kehamilannya, dunia terasa begitu indah baginya. Ia menghela napas panjang, seolah menikmati setiap detik kebahagiaan yang baru saja datang.

Dengan penuh semangat, ia mengambil ponsel, lalu mengetikkan pesan kepada sahabatnya yang sudah lama tidak ia hubungi.

Injun suka badak Gembrot

Njun

Ada kabar gembira.

Apaan tuh?

Aku hamil.

HAH? INI BENERAN?

Iya, aku senang banget.

Selamat ya, Chan! Akhirnya! Penantian selama ini nggak sia-sia.

Iya, Njun. Lo kapan nyusul nikah?

Huh, belum nemu yang cocok, gw Chan.

Sama Jaemin aja, dia jomblo. Tau kan, asisten pribadinya Jeno?

Tau, tapi... gw masih trauma sama Guanlin dulu.

Udah lupain aja, masa lalu biarlah berlalu. Kamu harus bangkit, Njun.

Gw udah coba, tapi nggak bisa. Gw dah berusaha buka hati, tapi malah disakiti lagi.

Udah sama Jaemin aja. Dia setia kok. Dia pekerja keras, baik, ramah, pakleng deh!

Iya, bakal gw coba buka hati lagi. Makasih ya, Chan.

Iya.

Haechan tersenyum tipis setelah membaca pesan itu, kemudian merenung. Dalam hatinya, ia berharap dapat menjodohkan Jaemin dan Renjun, karena keduanya memiliki pengalaman yang serupa-trauma yang menghantui mereka. Tapi ia memutuskan untuk menunda rencana itu, berpikir mungkin nanti setelah Jeno pulang.

Namun, tiba-tiba, ia merasakan rindu yang mendalam kepada suaminya yang sangat perhatian itu. Tanpa pikir panjang, ia turun ke dapur, berniat memasakkan makan siang untuk Jeno. Setelah selesai, ia memutuskan berangkat ke kantor Jeno bersama supir pribadi mereka. Perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit, dan akhirnya mereka sampai di tujuan.

Dengan langkah cepat, Haechan turun dari mobil dan berlari kecil menuju pintu kantor. Setibanya di dalam, semua pegawai menyambutnya dengan hormat, membungkukkan badan mereka sebagai tanda penghormatan.

"Hai Nuna, apa Tuan Jeno ada di dalam?" tanya Haechan pada pegawai yang berdiri di depan meja resepsionis.

"Tuan Jeno ada di dalam, Nyonya. Silakan," jawab pegawai wanita itu, membungkuk hormat sebelum membiarkan Haechan masuk.

Pintu ruangan Jeno terbuka dengan kasar, dan siapa lagi kalau bukan istri tercinta yang begitu merindukan.

"JENO!!" seru Haechan sambil berlari ke dalam pelukan Jeno yang sudah berdiri menunggu dengan tangan terbuka lebar.

"Kenapa, hmm?" tanya Jeno, sedikit bingung melihat Haechan yang tampak begitu antusias.

"Enggak, aku cuma rindu sama kamu. Oh, ini, aku masakin makan siang buat kamu," jawab Haechan dengan senyum cerah sambil menyerahkan tas berisi bekal.

"Sini, sini, duduk," Jeno menggenggam tangan Haechan dengan lembut dan menuntunnya untuk duduk di sofa panjang.

Haechan, dengan penuh semangat, membuka tas bekalnya dan mulai menata masakan dengan ceria, sesekali melontarkan celotehan tak jelas.

Always Together (Nohyuck) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang