Setelah menenangkan Jeno, Haechan merasa sedikit bosan, lalu dengan gemas ia mulai menjahili Jeno, berpura-pura marah dan mendiamkannya.
Jeno baru saja keluar dari kamar mandi dan mendekat kepada Haechan dengan niat untuk memeluknya, namun Haechan menghindar.
"Kenapa, sayang?" tanya Jeno dengan nada khawatir.
"Tak apa," jawab Haechan dengan lirih, matanya tetap tertuju pada layar ponsel.
"Kamu marah? Sayang, kan aku sudah meminta maaf," ujar Jeno, mencoba meraih perhatian Haechan.
Namun Haechan tetap diam. "Sayang, kenapa kamu diamin aku? Kamu marah?" bujuk Jeno, suaranya terdengar penuh harap.
Jeno menundukkan kepala, lalu berbalik pergi. Haechan yang melihatnya hanya bisa terbahak, "Lucu banget punya suami yang gampang ngambek," canda Haechan dengan tawa kecil.
Merasa lelah, Haechan berbaring di ranjang, mengelus perutnya yang sejak tadi tidak berhenti bergerak.
"Pelan-pelan, nak. Perut Mommy sakit, sayang," lirih Haechan, nadanya lembut saat meraba perut buncitnya.
Haechan tahu, meskipun Jeno berpura-pura pergi, ia pasti ada di luar kamar, mengintip dengan khawatir. "Jeno!" serunya, suaranya terdengar memanggil-manggil.
"Jeno, kemari sebentar!" Panggil Haechan lagi. "Dimana sih? Tidak tahukah anaknya sudah berontak sejak tadi?" gumam Haechan pelan.
Tiba-tiba, kakinya terasa lemas dan ia jatuh terduduk di lantai.
Dengan cepat Jeno masuk, melihat Haechan yang terjatuh, ia segera menghampirinya. "Sayang!" Jeno mengangkatnya dan membantunya kembali ke ranjang.
"Kok bisa jatuh, sayang? Maafkan aku yang lama," ucap Jeno dengan penuh penyesalan.
"Maafkan aku juga, aku sudah jahilin kamu tadi," jawab Haechan, lirih.
Jeno mengernyitkan dahi, "Kenapa bisa jatuh? Apa yang terjadi?" tanya Jeno khawatir.
"Aku mencari kamu. Kamu aku panggil-panggil, tapi tidak datang. Aku ingin kamu elus perutku, rasanya kram banget," jawab Haechan, terdengar lelah namun penuh pengertian.
Dengan lembut, Jeno mengelus perut Haechan yang terasa kram. Haechan menutup matanya, menikmati sentuhan Jeno yang menenangkan.
"Sudah, sayang," ucap Haechan perlahan, merasakan kenyamanan yang hadir.
Jeno menatap Haechan dengan lembut, "Terima kasih sudah hadir dalam hidupku, sayang," kata Jeno, penuh perasaan.
Haechan tersenyum, matanya berbinar. "Aku juga berterima kasih, kamu selalu jadi suami yang baik selama ini."
Jeno memeluk Haechan lebih erat, "Karena aku berjanji pada papa kamu untuk selalu menjagamu dan mencintaimu."
Haechan terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kamu ingatkan dulu papa sempat menolakmu saat kamu akan melamarku?"
"Ingatan itu jelas, sayang. Waktu itu papa kamu bilang kita masih baru kenal, tapi aku pantang menyerah," jawab Jeno dengan penuh semangat.
Haechan terkekeh, "Iya, dulu papa menolakku, tapi kamu tetap mengejarku, sampai kamu menjadi idola di sekolah."
"Aku tidak peduli," ucap Jeno sambil memeluk Haechan lebih erat. "Aku hanya ingin kamu jadi milikku."
Haechan menatap Jeno dalam-dalam, "Jeno, kamu cinta padaku. Apa alasanmu?" tanya Haechan, matanya penuh rasa ingin tahu.
"Tak ada alasan, sayang," jawab Jeno dengan suara rendah.
"Kenapa begitu?" Haechan menatap Jeno, merasa bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together (Nohyuck) ✔✔
FanfictionHaechan menemukan cinta sejati dengan Jeno, suami super perhatian dan melindungi nya dari segala bahaya "Jeno suamiku yang selalu menjagaku"- Haechan Nohyuck area Jeno top Haechan bot NO PLAGIAT 🚫 Start: 15 Juli 2024 End: 7 November 2024