26 - Memastikan Perasaan

11 3 0
                                    

Perasaan ini karena suka atau takut kehilangan?
Suka atau takut hilang semua kebiasaan yang sering dia lakukan untuknya?

—SAYANG—

Muthiah memaafkan Zafir. Itulah kenyataannya. Dan Zafir semakin dekat dengan Lia, itu juga kenyataannya.

Dasar laki-laki kardus! Muthiah ingin mencakar wajah Zafir hingga jelek. Maunya apa si laki-laki itu?! Sok ganteng banget mau dekat dengan 2 cewek.

"Maaf ya, Mut, gue gak bisa anter lo. Gue mau nganter Lia dulu."

"Jalan-jalannya besok aja ya? Gue udah janjian sama Lia."

"Eh, bentar Mut, udahan dulu ya telponnya. Lia nelpon gue nih."

Itulah beberapa perkataan yang sudah pernah dilontarkan 5 hari ini setelah kejadian Zafir memeluknya di depan rumah. Ntah apa motif laki-laki itu. Mengejeknya sasimo, padahal, laki-laki itu juga sasimo. Mengejeknya Zafir dinomor urut berapa, yang seharusnya Muthiah bertanya kepadanya.

Gue dinomor urut berapa si, Zaf?!

Muthiah, Lia dan Zafir. Lingkaran itu sulit sekali dilepas. Ini si antara 2 yang mundur. Kalo gak Lia, tentu saja pemeran utama dalam cerita ini, Muthiah.

"Mereka pacaran, Mut."

Mendengar kalimat itu dari telponnya tengah malam bersama Adlan, tubuh Muthiah yang tadi mengantuk langsung bugar, sontak saja duduk dari rebahan. "Hah? Gimana, Lan?"

"Zafir sama Lia, pacaran."

Deg!

Tunggu dulu.

Apa ini? Kenapa Muthiah tidak tau? Kenapa Muthiah tidak sepeka itu dengan keadaannya? Dengan hubungan mereka?

Kenapa...... Muthiah tidak mengenal Zafir dengan benar?

Otak Muthiah berputar mendengar berita dari Adlan, teman curhatnya di WhatsApp. Seperti tidak dipercaya, Muthiah masih diambang kebingungan, seakan-akan berita ini tidak akurat.

"Kata siapa?"

"Kata Lia dan semua perilaku Zafir beberapa hari ini."

"Maksudnya gimana?" tanya Muthiah bego, ia benar-benar ingin mendengar semuanya dengan jelas.

"Lo gak sadar ya, Mut?" tanya Adlan heran.

Hah? Gak sadar?

Mata Muthiah memejam sesaat, menghela napas panjang sebelum menjawab. "Kayanya emang gue yang bego deh, Lan."

"Are you okay?"

"Ntahlah, gak jelas hati gue."

Benar. Hati Muthiah tidak jelas. Cemburu? Tapi, dia siapa? Tidak ikhlas? Bukan, bukan seperti itu. Ini Muthiah tidak jatuh cinta kan pada Zafir? Muthiah hanya terbawa perasaan karna Zafir itu laki-laki, tapi Muthiah tidak benar-benar jatuh cinta, iya kan?

Iya kan hati?

Tuhan tolong Muthiah. Dirinya tidak mau sakit hati karena harapannya sendiri.

Bagaimana ini?

Bagaimana caranya untuk memastikan perasaan Muthiah pada Zafir? Dirinya memang terbawa perasaan sampai jatuh cinta? Atau hanya terbawa perasaan karena Zafir seorang laki-laki?

Muthiah bingung.

Seseorang, Muthiah butuh bantuan.

"Gimana caranya biar gue tau, kalo gue beneran cinta atau sayang sebagai sahabat yang gak mau kehilangan dia?" tanya Muthiah serius.

SAYANG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang