28 - Sayang || End

23 3 0
                                    

Sebentar saja ku ingin cerita
Tentang dia yang teristimewa

Batas Senja - Menceritakanmu

-SAYANG-

"Pagi, sayang..."

Suara serak baru bangun tidur itu menyapa telinga Muthiah. Bibir gadis ini tidak bisa menahan senyumnya lagi.

"Pagi juga sayang,"

"Hari ini kita kuliah siang ya?"

"Iya siang jam satu,"

"Nanti siang makan bareng, ya?"

"Boleh,"

Hening berapa detik. Padahal biasanya mereka menelpon setiap hari dengan banyak sekali obrolan tak henti. Tapi, kenapa kali ini jadi canggung? Ada perasaan yang berbeda.

"Awkward moment ya?" tanya Zafir sambil terkekeh pelan. Begitu juga Muthiah.

"Pas udah confess kok jadi beda ya rasanya?"

"Beda gimana?"

"Kaya ada banyak bunga gitu,"

"Ada lebahnya gak?" tanya Muthiah mulai mengajak bercanda.

"Di sini gak ada bee, adanya boo. Namanya Muthiah Alifah."

Muthiah tak bisa menahan tawanya, mendengar gombalan receh itu sangat geli menurutnya.

"Sepulang kampus, nanti ke rumah gue dulu, ya? Ketemu sama ayah ibu gue."

Udah meleyot lah si Muthiah ini.

****

Makan siang bareng, di kelas duduk bersebelahan, di cie-ciein satu kelas, pulang dari kampus langsung tancap gas ke rumah Zafir yang ternyata memang ada ayah dan ibu laki-laki itu. Mungkin karena memang hari sudah sore, jadi orang tuanya sudah pulang kerja.

"Kakak Tiyaaaa!"

Zoya datang dengan langkah kecilnya menghampiri Muthiah, gadis ini berjongkok untuk menyamakan tingginya lalu memeluk gadis kecil itu gemas. "Zoyaa, kakak kangenn!"

"Kakak Tiya si ndak ke lumah-lumah lagiii!" dengus Zoya sebal, tapi wajahnya sangat menggemaskan dimata mereka yang lihat.

"Iya ni, Dek. Kakak Tiya kan sibuk terus." Timpal Zafir memanas-manasi.

"Kak Tiyaa seling-seling ke sini dongg!" seru Zoya, Muthiah mengangguk sebagai jawaban. "Iya nanti Kakak sering ke sini."

Setelah bersapa dengan adik, Muthiah juga menyalim tangan dan menyapa orang tua Zafir.

"Oouh yang ini namanya kakak Tiya?" tanya ayahnya dan Muthiah hanya tersenyum, baru kali ini melihat wajah ayah Zafir.

"Iya Om,"

"Namanya Muthiah dipanggil Tia, begitu ya?"

"Ya gitu deh, Om, ada yang panggil Tia, Mut, Muthiah."

"Eh, kamu tuh sering banget loh jadi bahan omongan sama si Zafir," adu ibunya pada Muthiah tiba-tiba. Zafir melotot mendengar itu.

"Mana ada! Ibu ngarang." Zafir mencoba mempertahankan harga dirinya.

"Halahhh! Emang iya, curhatnya sama Zoya lagi," sahut ayahnya ikut-ikutan, semakin malulah Zafir. Ia langsung melarikan diri sambil membawa Muthiah ke teras depan, diikuti oleh Zoya yang minta digendong oleh Muthiah.

"Emang iya Zaf?" tanya Muthiah berniat menggoda.

"Iya kakak Tiyaaa!" gadis kecil berumur 5 tahun ini yang menyahut dan Muthiah tertawa mendengar ocehan Zoya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAYANG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang