BAB 18

969 80 7
                                    


Shani langsung saja turun untuk mengambilkan makanan Gita.

*Di dapur

  Gracia melihat Shani yang akan membawa makanan Gita ke atas.

"Ci, kenapa kok dibawa" tanya Gracia
"Gita demam ge, ini Cici bawain biar makan diatas" jawab Shani
"Hah! Demam" kaget Gracia

"Iya, kamu abisin dulu makannya baru ke atas" suruh Shani
"Iya ci" Gracia.

*Di kamar Gita

"Dek makan dulu" suruh Shani sambil duduk disamping Gita
"Mual ci, gak mood makan" Gita
"Tapi kamu blm makan, paksa in dulu" Shani
"Heemm" Gita

   Gita makan dengan disuapi oleh Shani, saat Gita sedang makan, Gracia tiba² saja langsung masuk ke kamar Gita.

"Dedekk" panggil Gracia langsung berlari ke arah Gita
"Dedek aku kenapa demam" tanya Gracia
"Aku juga gak tau ci" jawab Gita

"Ci makan ny udh ya, mual banget" rengek Gita
"1 lagi ya" bujuk shani
"Ci pliss udh" Gita
"Ya udh iya, sekarang istirahat, Cici mau beliin obat dulu" Shani

"Ge kamu jagain Gita ya" Shani
"Iya ci" Gracia

   Shani keluar dari kamar Gita, ia langsung pergi menuju apotek untuk membeli obat.

*Di kamar Gita

"Dari kapan dek demamnya" tanya gracia
"Gak tau ci, kemaren aku ngerasa pusing, aku kira cuma efek cape doang" Gita

"Kamu kalok ad ap ap bilang jangan diem aj" Gracia
"Iya ci, sorry" Gita
"It's okey sekarang tidur ya" Gracia
"He'em" Gita

    Gita tidur dengan posisi dipeluk oleh Gracia, sambil menunggu Shani pulang.

Tak lama dari itu Shani yang sudah pulang langsung masuk ke kamar Gita.

"Lah udh tidur" Shani

  Gracia terbangun karna mendengar suara Shani.

"Ci" Gracia
"Cepet banget tidurnya" Shani
"Gak tau ci, aku suruh tidur tadi langsung pules dia" Gracia

"Sini ci tidur bertiga" ajak Gracia

  Shani naik ke kasur Gita dan tidur disamping Gita.

  Kini mereka tidur bersama, untung saja Shani dan gracia tidak ad meeting, jadi mereka bisa menjaga Gita.

  Cukup lama mereka bertiga tidur kini waktu menunjukan pukul 01.26

Shani terbangun dari tidur nya.

Shani memegang kening Gita, agar tau sudah mendingan atau masih seperti tadi.

Namun Shani malah kaget, karna panas nya bukan ny mereda, tapi malah tambah panas.

"Ya Allah, dedekk" panggil shani membangun kan Gita

"Kenapa ci" tanya Gracia, karna Gracia lah yang terbangun.
"Ge, ini Gita makin panas" panik Shani
"Serius ci" Gracia

"Coba deh kamu cek" suruh Shani
"Lah iya ci, makin panas dari yang tadi"ucap Gracia setelah memegang kening dan leher Gita.

"Dedekk" panggil Gracia dan Shani
"Eughh ci, pusing ci" keluh Gita dengan mata yang masih menutup.

"Ke rumah sakit ya" tawar shani
"Gak mau ci" tolak Gita
"Tapi badan kamu makin panas dek" timpal Gracia

"Aku gak mau ke rumah sakit" rengek Gita
"Ya udh dokternya aj yang kesini" Shani
"Ge telpon dokter suruh ke sini" suruh shani

"Iya ci" Gracia

Tak lama dari itu dokter pun sampai.

* Di kamar Gita

"Saya periksa dulu" dokter

   Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya dokter selesai memeriksa Gita

"Gimana dok" Shani
"Ini harus di infus, karna demam tinggi" ucap dokter

"Ya udh dok infus aj" suruh Gracia

"Gak, gak mau ci jangan di infus" tolak Gita
"Tapi biar kamu cepet sembuh" Gracia
"Ci aku takut ci" rengek Gita

"Ad Cici jangan takut ya" bujuk shani
"Dok silahkan, infus saja" Gracia

"Baik" ucap dokter sambil mempersiapkan kan alat² nya.

"Cici" ucap Gita menangis
"Eh, jangan nangis, ad cici, sama ge" ucap Shani menenangkan Gita.

Dream Girl [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang