BAB 8

813 71 5
                                    


Hanya tersisa Gita dikelas nya, ia baru saja akan turun ke loby, ia turun melewati tangga tanpa disadari ad vara dibelakang Gita.


Gita terus berjalan turun melewati tangga.

"Rasain Lo" ucap vara dibelakang Gita sambil mendorongnya.

Gita hampir saja terjatuh dari tangga untung nya dia bisa menahan badan nya menggunakan tangan kiri nya.

Tapi tangan kiri nya terkena paku yang ad di dinding tangga kampus,

Awalnya paku tersebut tempat untuk menggantung lukisan, namun lukisan nya dicopot karna akan diganti dengan lukisan lainnya.

Oleh karna itu Gita bisa terkena paku karna tidak ad lukisan nya.


"Awwss" ucap Gita kesakitan
"Woyy, maksud lu ap" teriak Gita melihat vara diatas tangga.

"Haha, rasain dasar murid baru" ledek vara
"Dada, besok besok gua buat yang lebih parah ya" ucap vara dan meninggalkan gita sendiri.

"Awwss, sakit banget" Gita

Gita langsung mengambil kain putih panjang yang ad didalam tas nya untuk membungkus tangan kiri nya yang mengeluarkan darah.

Skipp di parkiran kampus.

*Di samping mobil

"Sore non" sapa pak supir
"Sore juga pak" sapa balik Gita

"Silahkan masuk non" ucap supir tersebut sambil membuka kan pintu belakang untuk gita.

"Makasih ya pak" Gita
"Iya non, sama²" pak supir

*Didalam mobil

"Ci Shani mana pak, kok gak njemput" tanya Gita
"Non Shani tadi ad meeting jadi gk bisa njemput non Gita" jawab pak supir

"Kalok ci gre" Gita
"Kalok non Gracia abis meeting capek, jadi langsung ke rumah" supir
"Oooohh" Gita

Skippp sampai dirumah keluarga anandra.

Shani yang sudah selesai meeting kini ia sudah ad dirumah, bersama Gracia.

*Di ruang tamu

Tekk
   Pintu rumah terbuka Shani dan Gracia langsung meletakan handphone mereka dimeja.

Untuk menyambut Gita pulang dari kampus.

Gita masuk ke dalam rumah dengan tangan kiri berada dibelakang badan.

"Sore ci Shani ci gree, aku ke kamar dulu ya" ucap Gita sambil berjalan menuju tangga.

Saat ditangga ia meletakan tangan kiri nya berada disebelah nya intinya jangan sampai tau Shani dan gracia.


"Dek" panggil Shani

Gita langsung berhenti namun belum menoleh ke arah Shani.

"Sini" panggil Shani

"Aduh, kalok ci Shani tau gimana nih"ucap Gita panik.

"Dedek" panggil Gracia
"I - iya ci" jawab Gita sambil menoleh ke arah mereka.

"Sini dulu" Gracia
Gita langsung menghampiri Shani dan Gracia disofa rumah tamu.

"Kenapa ci" tanya Gita yang kini berdiri didepan mereka.

"Itu tangan kenapa" tanya shani
"Kenapa apa nya ci" tanya Gita balik

"Itu kenapa tangan kiri kamu ditaro belakang" tanya Shani
"Eee, ini resleting rok aku rusak jadi aku pegangin resleting nya" jawab Gita

"Coba ganti pegang pake tangan kanan, liat tangan kiri nya" ucap Shani memojokkan Gita
"Ee, aku langsung ke kamar dulu ya ci, capek" ucap Gita yang akan berjalan namun ditahan oleh Shani.

"Dek" Shani
"Aman kok ci, aman" jawab Gita
"Gita Michel Anandra" panggil shani

Jika sudah nama panjang yang disebut Gita sudah harus menuruti apa mau Shani.

Ia langsung mengeluarkan tangan kiri nya yang berbalut kain putih dengan bercak darah.

"Eh, dek ini kena ap" tanya Shani panik.
"Cuma jatoh aj kok ci" jawab Gita

"Jatoh, jatoh dimana" Gracia
"Di kampus" Gita
"Dimana nya" Shani

"Ditangga" jawab Gita pasrah
"Kok bisa" tanya Shani

"Tadi waktu turun tangga sedikit kepleset pas mau jatuh aku tahan pake tangan trs kena paku" jawab Gita

"Gak bohong kan" timpal Gracia
"Enggak kok ci" Gita
"Ya udh kamu keatas taro tas trs kesini bawa P3K" suruh Shani.

"Iya ci" ucap Gita langsung berjalan menuju tangga
"Huh, untung aj mereka percaya" ucap Gita lega

"Gre, besok kita pantau Gita dikampus, tanpa sepengetahuan Gita" suruh shani
"Buat ap ci" Gracia
"Cici yakin, Gita tadi tu cuma bohong" Shani

"Aku juga ngerasa sih, kalok Gita gk lagi jujur" Gracia
"Oke besok kita pantau dari ke jauhhan" Shani
"He'em" Gracia

Dream Girl [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang